Sabtu, 19 Januari 2013

Biografi Singkat 4 Khalifah Rasyidin (4)




'Ali bin Abi Thalib -radhiyallahu 'anhu-
Namanya : 'Ali bin Abi Thalib -namanya adalah 'Abdu Manaf- bin 'Abdul Muthalib -namanya adalah Syaibah- bin Hasyim 'Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik Al-Qurasyi Al-Hasyimi. Amirul Mukminin Abu Al-Hasan. Sepupu Nabi Shallallahu alaihi wasallam
Ayahnya : Abu Thalib bin 'Abdul Muthalib, paman Nabi Shallallahu alaihi wasallam.
Ibunya : Fathimah binti Asad bin Hasyim bin 'Abdu Manaf.

Julukan :
Abu Turab. Merujuk pada sebuah kisah masyhur yang diriwayatkan Imam Bukhari, disebutkan bahwa suatu hari 'Ali sedikit cekcok dengan istrinya, yaitu Fathimah binti Rasulullah kemudian 'Ali keluar menuju masjid dan tidur disana. Kemudian Rasulullah menyusulnya dan melihat punggungnya penuh dengan debu, maka Nabi membersihkan punggungnya lalu bersabda, "Duduklah wahai Abu Turab." [HR Bukhari no. 3703]. 'Ali sangat menyenangi nama julukannya ini.
Beliau dilahirkan pada tahun 23 sebelum Hijrah dan beliau satu-satunya manusia yang lahir didalam Ka'bah. 'Ali adalah anak-anak yang pertama kali masuk Islam, diriwayatkan bahwa ketika ia masuk Islam umurnya 7 tahun, atau 8 tahun atau ada yang berkata 10 tahun.

Ciri-ciri fisik :
Beliau bertubuh agak pendek, berjanggut lebat, kulitnya berwarna sawo matang, kelopak mata beliau besar, berperut besar dan berkepala botak, dada dan kedua pundak beliau padat, berwajah tampan dan memiliki gigi yang bagus, ringan langkahnya saat berjalan. Beliau seorang yang pemberani, tidak takut menerjang bahaya ketika berperang, dan seorang orator ulung. [Tarikh Ath-Thabari 5/153].

Istri-istri dan anak-anak beliau :
- Fathimah binti Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Dengannya beliau dikaruniai Al-Hasan, Al-Husain, Zainab Al-Kubra dan Ummu Kultsum Al-Kubra (yang dinikahi 'Umar) -radhiyallahu 'anhum-. 'Ali tidak menikahi wanita lain selain Fathimah hingga beliau wafat 6 bulan setelah wafatnya Rasulullah.
- Ummu Al-Banin binti Hizam bin Khalid bin Rabi'ah. Dari pernikahan ini lahir Al-'Abbas, Ja'far, 'Abdullah dan 'Utsman. Mereka semua terbunuh di padang Karbala bersama saudara mereka, Al-Husain, kecuali Al-'Abbas.
- Laila binti Mas'ud bin Khalid At-Tamimi. Dari pernikahan ini lahir 'Ubaidullah dan Abu Bakar. Menurut Al-Waqidi keduanya juga terbunuh di Karbala.
- 'Asma' binti Umais Al-Khats'amiyyah. Dari pernikahan ini lahir Yahya dan Muhammad Al-Ashghar. Namun Al-Waqidi berkata, Yahya dan 'Aun. Muhammad Al-Ashghar lahir dari ummul walad (budak).
- Ummu Habib binti Rabi'ah bin Bujair. Ia adalah budak yang ditawan Khalid bin Al-Walid ketika ia menyerbu 'Ain At-Tamr. Dari pernikahan ini lahir 'Umar dan Ruqayyah.
- Ummu Sa'id binti 'Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafi. Dari pernikahan ini lahir Ummu Al-Hasan dan Ramlah Al-Kubra.
- Binti Umru' Al-Qais bin 'Adi bin 'Aus Al-Kalbiyah. Dari pernikahan ini lahir seorang putri.
- Umamah binti Abu Al-'Ash bin Ar-Rabi' bin 'Abdul 'Uzza. Dari pernikahan ini lahir Muhammad Al-Ausath.
- Khaulah binti Ja'far bin Qais bin Maslamah Al-Hanafiyyah. Dia ditawan oleh Khalid bin Al-Walid pada masa khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq sewaktu menumpas orang-orang murtad dari Bani Hanifah. Darinya 'Ali dikaruniai Muhammad Al-Akbar atau lebih dikenal dengan Muhammad bin Al-Hanafiyyah.
- Dan sejumlah Ummul Walad lainnya, yang dari mereka lahir Ummu Hani', Maimunah, Zainab Al-Ashghar, Ramlah Al-Ashghar, Ummu Kultsum Al-Ashghar, Fathimah, Umamah, Khadijah, Ummu Al-Kiram, Ummu Ja'far, Ummu Salamah, Juhanah dan Nafisah. Allahu a'lam.
Ketika wafat, beliau meninggalkan 4 orang istri dan sembilan belas budak wanita.

Keutamaan-keutamaan 'Ali :
dari Salamah, ia berkata; 'Ali pernah tertinggal dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam perang Khaibar karena saat itu dia terkena penyakit mata. Dia berkata; "Aku tertinggal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". Kemudian 'Ali keluar menyusul dan bertemu dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Pada waktu malam hari dimana kemudian pada pagi harinya Allah memenangkan Kaum Muslimin, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku akan memberikan bendera komando perang ini kepada seorang laki-laki", atau "Bendera ini akan diambil besok pagi oleh seorang laki-laki yang Allah dan Rasul-Nya mencintainya" atau sabda beliau: "Laki-laki itu mencintai Allah dan Rasul-Nya dan Allah akan memberi kemenangan ini lewat tangannya". Ketika kami bersama 'Ali padahal kami tidak menginginkan keberadaannya, mereka berkata; "Ini 'Ali". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyembuhkan penyakit matanya dan memberikan bendera itu kepadanya lalu Allah memberi kemenangan kepadanya. [HR Bukhari no. 3426]
Telah datang seorang laki-laki kepada Ibnu 'Umar lalu bertanya kepadanya tentang 'Utsman. Maka Ibnu 'Umar menceritakan kebaikan-kebaikan 'Utsman. Ibnu 'Umar bertanya kepada laki-laki itu; "Mungkin hal itu menyusahkanmu?". Laki-laki itu menjawab; "Ya". Ibnu 'Umar berkata; "Semoga Allah memperburuk keadaanmu!". Laki-laki itu kemudian bertanya tentang 'Ali, maka Ibnu 'Umar menceritakan kebaikan-kebaikan 'Ali. Ibnu 'Umar melanjutkan; "Itulah rumahnya yang berada di tengah rumah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ibnu 'Umar bertanya kepada laki-laki itu; "Mungkin hal itu menyusahkanmu?". Laki-laki itu menjawab; "Ya". Ibnu 'Umar berkata; "Semoga Allah memperburuk keadaanmu!. Pergilah kamu dan sampaikan sesukamu atas keterangan yang aku sampaikan". [HR Bukhari no. 3428]
dari 'Amir bin Sa'ad bin Abu Waqqash dari ayahnya, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Ali: "Kedudukanmu di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa. Hanya saja tidak ada nabi setelahku.' [HR Muslim no. 4418]
Masa kekhalifahan 'Ali berjalan selama 5 tahun kurang 3 bulan dengan diwarnai kekisruhan politik dan konflik-konflik internal di tubuh kaum muslimin akibat terbunuhnya 'Utsman di tangan para pemberontak. Oleh karena itu di zaman beliau, ekspansi dan ekspedisi ke wilayah-wilayah yang akan diperangi berkurang karena beliau tersibukkan dengan urusan internal. Beliau ditikam oleh 'Abdurrahman bin Muljam Al-Khawarij -semoga Allah Ta'ala memburukkan wajahnya- pada waktu subuh, 17 Ramadhan tahun 40 H dan wafat pada hari itu juga, ada yang mengatakan wafatnya hari Ahad 19 Ramadhan. Beliau wafat pada usia 63 tahun menurut pendapat yang terkuat dari Muhammad bin Al-Hanafiyyah, Abu Ja'far Muhammad Al-Baqir, Abu Ishaq As-Sabi'i dan Abu Bakar bin 'Ayyasy. Semoga Allah Ta'ala meridhai beliau atas jasa-jasa beliau terhadap Islam.
Semoga yang singkat ini dapat menambah kecintaan kita kepada para sahabat Rasulullah terkhusus 4 manusia istimewa, Khulafa'ur Rasyidin.
Zadanallahu 'ilman wa hirsha. Allahu a'lamu bishawab.

Sumber :
- Al-Kuna wa Al-Asma' karya Al-Hafizh Abu Bisyr Ad-Daulabi
- Al-Ishabah fi Tamyiz Ash-Shahabah karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani
- Tarikh Al-Kabir karya Al-Imam Muhammad bin Isma'il Al-Bukhari 
- Al-Bidayah wa An-Nihayah karya Al-Hafizh Abul Fida' Ibnu Katsir Ad-Dimasyq

0 komentar:

Jangan lupa tinggalkan komentar anda disini dan gunakan kata-kata yang baik dalam berkomentar
dan saya menolak debat kusir
terima kasih

 
Back To Top