Selasa, 06 Mei 2014

Mereka Yang Meninggalkan Tasawuf : Syaikh Abdudzdzahir Abu Samah (Imam besar dan Maha Guru di Tanah Haram)


Syaikh Abdudzdzahir bin Muhammad Nuruddin Abu Samah, seorang Alim dari Al-azhar, pemuka para Imam dakwah yang menyeru kepada Sunnah di Mesir, juga Imam dan Guru besar di tanah Haram Mekkah. Betapa seringnya beliau disakiti karena sebab terangnya kebenaran yang beliau bawa hingga menerangi penduduk dunia ini sekalian. Mesjid beliau menjadi saksi penyerangan para pengecut yang tak mampu menyerang beliau kecuali ketika beliau berdiri sholat mengimami manusia yng seolah-olahnya ketika beliau sholat itu beliau beranjak dari negeri dunia ini menuju negeri akhirat.
Syaikh yang tak suka di puji ini -Rahimahulloh- dilahirkan di Kota Taliin, suatu kota di Mesir pada tahun 1300 H dari keluarga yang dikenal snagat perhatian dengan Al-Qur’an, baik hafalan atau pengajarannya. Sehingga Syaikh Abdudzdzahir ini menyelesaikan hafalan Al-Qur’annya di usia Sembilan tahun dengan bimbingan orang tuanya. Selanjutnnya beliau bertekun di Al-Azhar membaca Qira’ah Sab’ah seiring dengan bertambahnya keinginan menghafal Sunnah, juga perhatian besar terhadap tafsir, fikih, bahasa dan ilmu-ilmu lainnya. Di masa kecilnya Syaikh Abdudzdzahir ini sering hadir di majelis Syaikh Muhammad Abduh.
Setelah bertahun-tahun lamanya beliau menuntut ilmu beliau berjumpa seorang Alim yang di sebut dengan Al-‘Allamah Syinqith yaitu Syaikh Muhammad Amin Asy-Syinqithy -Rahimahulloh- hingga kebenaran menyentuh hatinya maka hati itu pun bercahaya dengan cahaya aqidah salafiyah. Beliau pun bertekun menelaah kitab-kitab Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim dan yang sejalan dengan kedua Imam ini. Kembali kepada kebenaran serta mengikut dalil. Dan adalah hal yang sangat mendukung beliau penguasaannya terhadap Al-Qur’an dan Sunnah serta diri beliau yang siap sedia menerima kebenaran.
Di suatu masa beliau beraktivitas di sebuah madrasah di daerah Suwais selanjutnya kembali ke Kairo menuntut ilmu di Madrasah Dar Ad-da’wah. Beberapa lama kemudian beliau dipercaya sebagai pengajar di Iskandaria, dan di sanalah beliau berdiri tegak menyeru dakwah, menerangi kegelapan, merobohkan bangunan-bangunan prasangka, membebaskan manusia dari penyembahan sesame hamba kepada hanya menyembah Tuhan para hamba itu, merangsak maju terhadap penyeru kemusyrikan serta menghancurkan kemusyrikan mereka itu, mendebat ahli bid’ah hingga bid’ah-bid’ah itu bertanggalan, menolong ahlussunnah serta meninggikan bendera mereka. Adalah dakwahnya Syaikh Abdudzdzahir ini adalah sebab terangkatnya kebodohan , beliau menjauhkan hamparan para peminta-minta dalam buruknya kesyirikan yang mereka lakukan, hingga menjadi berkurang mereka-mereka yang suka menziarahi masyhad (tempat ziarah penganut tasawuf), sebaliknya bertambah banyak orang-orang yang sholat di mesjid, menjauhi kesyirikan yang menghamba,untuk selanjutnya mengangkat tinggi bendera tauhid. Dan syaikh ini termasuk pengasas gerakan Anshorus Sunnah Al-Muhammadiyah di Iskandaria.
Tentu saja perjuangan beliau ini akan memunculkan penentangan, ini suatu kemestian. Bahkan ternnyata yang menentang membawa gangguan yang luar biasa. Yang paling besar di antara penentangan itu gangguan yang dilaksanakan ketika mengimami sholat di Mesjid yang dilakukan oleh para pengagum masyhad dan kuburan, dari para sufi dan yang sejalan dnegan mereka. Bagi mereka tak ada penghormatan bagi rumah-rumah Allah atau bagi mereka yang berada dihadapan Allah. Adalah sebab gangguan mereka ini dari apa yang telah kita ceritakan berupa kesungguhan beliau dan penelanjangan beliau terhadap hakikat para sufi, para pengagum masyhad dan tempat-tempat ziarah yang berisi kemusyrikan, pembatalan beliau terhadap aqidah Asy’ariyah, dan terutama sekali karena Syaikh Abdudzdzahir ini sangat mengetahui dengan keadaan mereka, beliau -sebelumnya-adalah panutan mereka hingga Allah yang bersifat Al-Haady dan Al-Qadiir menunjuki beliau. Allah menjaga beliau dari kejahatan dan rencana buruk mereka, dan sesungguhnya tipu daya kebatilan adalah suatu hal yang akan binasa.
Di antara orang yang menerima cahaya kebenaran dengan debat, kesungguhan dan ketegaran yang beliau pegang yaitu sejumlah besar Maha Guru (Masyayikh) di Al-Azhar, salah satunya bahkan yang paling menonjol seorang Alim dari Al-Azhar ini yang juga termasuk Ahli bait Nabi Shollallahu alaihi wasallam, Syaikh Ahli Hadits Muhammad Abdurrazzak Hamzah. Sebelumnya dalam rentetan perdebatan yang berkepanjangan akhirnya beliau menggenggam kebenaran, menjadikan dalil sebagai ikutan hingga Syaikh Muhammad Abdurrazzak ini menerima dakwah sekaligus mendakwahkannya.
Satu hal yang perlu dicatat dari beliau -walaupun amal kebaikan beliau melimpah ruah, beliau sangat tak suka di puji, hal ini pernah beliau sebutkan ketika mengomentari biografi beliau yang di muat di salah satu kitabnya. Beliau berkomentar : “Salamun ‘Alaik, Amma ba’du. Sungguh telah sampai kepadaku kitabmu yang hampir-hampir aku tak mampu menengoknya disebabkan apa yang engkau muat dari riwayat hidupku hingga aku letakkan dua tanganku menutupi wajahku karena malu, sungguh engkau telah memakaikan pakaian yang besar menutupi dengan pujian dan sanjungan berlebih yang aku tak pantas mendapatkannya….”
Setelah gigihnya kesungguhan perjuangan yang luar biasa ini dunia pun mengenal beliau, mengenalnya sebagai seorang alim yang memberikan nasehatnya, mendebat dan mengalahkan, debu-debu tak sanggup merintangi beliau, tidaklah berhadapan dengan beliau seorang penuntut kebenaran melainkan dengan perdebatan dengan beliau itu menjadi terbuka hatinya menerima kebenaran yang beliau bawa, sebagaimana tidaklah mendebat beliau seorang ahlul bathil kecuali tersadar diri dan kebathilannya berjatuhan. 
Hingga akhirnya di suatu ketika Syaikh Abdudzdzahir di percaya sebagai Imam di tanah Haram Mekkah, sebagai Maha Guru pengajar di Masjidil Haram juga di Darul Hadits Mekkah Al-Mukarromah. Beliau pun memegang kepercayaan ini bersama orang kepercayaan beliau, yaitu murid sekaligus sahabat juga menantunya yaitu Syaikh Abdurrazzak Hamzah. Kedua tokoh ini melahirkan banyak gelombang Ulama yang ‘aamiliin, dan mendapat petunjuk dari dakwah keduanya sejumlah besar penuntut ilmu yang tersesat di lembah kesyirikan dan kebid’ahan. 
Selalu dan selalu Syaikh Abdudzdzahir ini mennyebar al-haq, meremuk redamkan kebathilan dengan pengajaran dan tulisannya . Banyak sekali risalah yang beliau tulis, di antaranya : Ar-risalah Al-Makkiyah fir-raddi ’ala Ar-risalati Ar-ramliyah, Hayatul Quluub bi du’ai ’Allamil Ghuyuub, Al-auliaa, Al-karomaat.
Dan adalah Syaikh Abdurradzdzak Abu Samah ini termasuk pengasas gerakan Jama’ah Anshorus Sunnah Al-Muhammadiah di Mesir, selain termasuk dari pengasas Darul Hadits di Mekkah Al-Mukarromah. Konsisten di jalan ini hingga beliau wafat di Mesir tahun 1370 H. Semoga Allah mengampuni dan merahmati beliau, mengangkat derajatnya di ’Illiyyiin. Dan aku akhiri cerita singkat tentang beliau ini dengan bait-bait Nuniah yang pernah beliau gubah menunjukkan kesyukuran beliau terhadap semua nikmat yang beliau rasa :
Segala puj bagi Allah yang menunjukiku suatu karunia yang sebelumnya aku berada ditepian nereka.Demi Allah jikalau seluruh anggota tubuhku mengucap syukur wahai Tuhanku sepanjang masa, tidaklah itu bagiku kecuali suatu kelemahan dan kekurangan di banding kesyukuran yang semestinya aku haturkan.
Engkau kuatkan diriku, engkau tolong dan engkau pelihara dari semua gangguan orang yang dengki dan berniat jahat. Engkau hinakan musuh-musuhku serta tak Engkau luluskan rencana mereka menyakiti dan meyemai permusuhan denganku. Telah Engkau wariskan buatku dzikir yang bijak sebagai keutamaan serta engkau karunia aku dengan beragam nikmat tanpa mampu aku mengira-ngiranya.
Engkau angkat cerita tentang diriku ketika mereka ingin mencampakkannya. Dan Engkau siapkan untuk diriku semulia-mulia tanah air. Engkau diamkam diriku di antara Hathim dan zamzam, serta menjadi Imam bagi mereka yang bertaqwa. Engkau muliakan diriku , tunjuki serta memberi petunjuk kepada orang yang Engkau kehendaki dari mereka yang tersesat dan linglung. Apakah kepada dirimu mereka yang memendam dengki berani menggugat? Orang yang bersikeras padahal dirimu penuh kebaikan.Orang yang dzalim padahal diriMu sepaling adil orang yang bersikap adil. Jauh sekali diriMu dari kedzaliman dan aniaya. 
Dan jikalah bukan karuniaMu tiadalah aku mampu walaupun punya kesempatan. Karena itu sempurnakanlah nikmatMu yang telah Engkau karuniakan wahai Sebaik-baik Dzat yang diseru oleh semua lisan. Akhirilah dengan keberuntungan hambamu ini, sesungguhnya dia mengharap dalam kesendirian atau pun keramaian. Karuniakanlah baginya Jannatun Na’iim serta melihat wajahmu yang Agung beserta semua teman. Dan tolonglah Saudara Tauhid, penguasa tanah Arab Abdul Aziz, menangkan dia dari penyembah berhala. Dan pukullah belakang mereka yang menentang dengan pedangnya. Kecapkanlah bagi para penentang keburukan di setiap tempat.
Dan Kekalkanlah sholawat dan salamMu terhadap orang yang telah Engkau utus dengan Syari’at keimanan, juga buat keluarga dan sahabatnya selama bintang gemintang masih bermunculan, tak lupa teruntuk tabi’iin yang kebaikan menyertai mereka selalu. (Selesai Goresan kata Syaikh Abdudzdzahir)
Semoga bermanfaat Untukmu yang menginginkan berkibarnya bendera Tauhid di mana pun berada.


Penulis akhi Habibi Ihsan

 
Back To Top