sebut sudah penuh. Saya memilih untuk duduk
di salah sebuah meja di bagian paling ujung seorang diri yang ketika itu tidak
ada orang di meja tersebut. Apabila pelayan datang saya mau memesan makanan
yang saya mau. Setelah beberapa saat pelayan tersebut pergi datanglah seorang
gadis muda berkulit cerah berjubah dan bertudung hitam gaya wanita Arab ke meja
saya seraya bertanya:
"Tuan, boleh saya duduk di sini..? anda
lihat, tempat-tempat di meja lain semua sudah penuh.."
"Oh, ok.. tak apa. Silakan
duduk.." jawab saya agak terkejut dengan sapaan gadis itu. Percakapan kami
dalam bahasa Inggeris.
Kemudian pelayan datang kepadanya dan
dia hanya memesan 'fresh orange' untuk minum. Setelah pelayan pergi saya
memberanikan diri bertanya kepadanya dengan rasa takut: "Kamu seorang diri
saja? Dan kamu kelihatan bukan orang Malaysia kan?"
Dia mengangkat wajahnya dari telefon ke
arah saya lalu menjawab dengan tersenyum: "Oh saya dari Korea Selatan, dan
saya ingin ke rumah seorang kawan.."
"Oh Korea Selatan.. sekarang negara
itu sedang terkenal dengan tarian Gangnam Style.." jawab saya spontan sambil
tersenyum dan menganguk-angguk sendirian tatkala mata gadis itu kembali ke
telefon sambil menggerak-gerakkan jarinya di atas layar sentuh dan kadangkala
dia juga tersenyum seorang diri melihat sesuatu dari telefon.
"Gangnam Style..? Apa yang kamu
tahu tentangnya.. ia tarian yang dilaknat Tuhan. Saya menganggapnya diilhamkan
oleh Iblis kepada artis itu." jawabnya dengan nada yang tegas dan berani.
"Oh ok ok, saya minta maaf..saya
tak bermaksud menyinggung perasaan kamu.." jawab saya serta-merta.
Percakapan terhenti seketika beberapa saat.
Setelah kira-kira 15-20 minit pelayan kembali datang dengan membawa pesanan
saya dan minuman gadis itu.
"Kamu mau tahu apa yang saya tahu
tentang Gangnam?" tanya gadis itu kepada saya.
"Jika kamu berminat untuk bercerita
kepada saya, saya akan mendengarnya…" jawab saya dengan tenang sambil minum
jus tembikai susu yang saya pesan.
"Ok tunggu beberapa minit, setelah
saya membalas pesan-pesan ini.." jawabnya sambil jari-jemarinya ligat
bermain di layar telefon.
Saya hanya mengangguk-angguk sambil
mengangkat kening dan mulai makan makanan dengan sendok ke dalam mulut walaupun
saya sadar bahawa makan dengan menggunakan tangan itu lebih mengikutii Sunnah
Rasulullah SAW.
"Baik, sekarang saya akan bercerita
tentangnya.. ia sesuatu yang menarik tetapi kejam dan menakutkan." kata
gadis itu kembali.
"Ok, seakan-akan ada satu perkara
besar yang kamu ingin sampaikan kepada saya." jawab saya kembali sambil
mulut mengunyah nasi.
Kemudian dia diam, kira-kira sepuluh detik,
mengambil nafas lalu memulai ceritanya kepada saya:
"Di Gangnam ada satu pertandingan kejam
yang diadakan untuk gadis-gadis muda untuk menjadi perempuan-perempuan simpanan
bagi orang-orang kaya dan para jutawan. Kebanyakan gadis muda yang ikut
pertandingan tersebut adalah mereka yang ingin mencoba nasib apabila gagal mencari
pekerjaan atau terlalu berharap untuk menikmati hidup mewah bersama orang-orang
kaya… mereka dijanjikan dengan hadiah yang sangat besar, mobil mewah, jet
peribadi dan rumah besar seperti istana dengan kolam renang jika memenangi
pertandingan tersebut."
Kemudian dia diam lagi... kali ini dia minum
minuman 'fresh orange'.. dia diam dengan agak lama tanpa berkata apa-apa.
"Ok, kemudian..?" tukas saya
lagi ingin tahu.
"Oh, ia sesuatu yang amat dahsyat
dan keji dan saya hampir tidak mahu menceritakannya kepada kamu. Tapi saya akan
coba ceritakannya juga agar kamu dapat tahu apa kisah sebenarnya yang terjadi.."
sambungnya lagi.
"Iya, silakan sambung lagi... saya
memang ingin tahu tentangnya." balas saya lagi.
"Ok... Pertandingan itu, untuk ikut
ke tempat pertandingan tersebut, para peserta yang terdiri dari
perempuan-perempuan muda yang cantik masing-masing disuruh menunggang seekor
kuda kira-kira 500 meter dari tempat para peserta berkumpul ke tempat
pertandingan yang merupakan sebuah istana besar dan mewah milik seorang jutawan
di Gangnam. Kamu bayangkan, mereka semuanya menunggang kuda dengan memakai
kasut tumit tinggi, baju tipis dan skirt pendek yang seksi sambil diiringi
pihak penyelenggara pertandingan dengan helikopter.."
"Setelah sampai di sana mereka
disambut oleh pihak penyelenggara di istana itu dan dibagi menjadi dua kelompok.
Setiap kelompok akan melalui dua rintangan yang berbeda. Pertandingannya ialah melewati
semua halangan untuk sampai ke tujuan yang di tentukan. Ia seperti pertandingan
‘Wipe Out’ di TV jika kamu pernah melihatnya. Setelah sampai di tujuan, para
peserta yang berhasil dari dua kelompok itu akan bertarung dengan temannya
sendiri. Jika pihak lawan tewas maka peserta yang masih bertahan akan dianggap
sebagai pemenang dan mendapat uang bernilai jutaan USD. rintangan itu sangat
berbahaya, namun para peserta hanya melakukannya dengan memakai kasut tumit
tinggi dan pakaian seksi mereka sambil disaksikan dan disorak oleh para jutawan
yang melihat aksi-aksi mereka tersebut dari sebuah ruang balkoni ruangan mewah
di istana tersebut. Saya tidak pasti ia dirakam ataupun tidak. Terus-terang, ia
adalah pertandingan bunuh diri yang paling gila…"
"Ok, kemudian.. apa yang terjadi?"
tanya saya mencelah dengan rasa penasaran.
"Satu ketika di salah satu trek,
para peserta disuruh memanjat palang-palang besi untuk melintasi salah satu
menara di istana tersebut, palang tersebut sangat tinggi dan di bawahnya ada
kolam renang. Di satu sudut yang lain, para jutawan pula menyaksikan aksi-aksi
peserta dari dalam sebuah bilik mewah sambil menikmati hidangan dan minuman
arak yang mahal bersama gadis-gadis mereka."
"Banyak perserta ketika itu yang
terjatuh ke bawah ketika coba memanjat palang-palang besi tersebut. Ada yang
terhempas ke lantai dan kepalanya pecah. Ada yang patah tangan dan kaki. Ada
yang pecah badannya. Kolam renang tersebut penuh dengan darah dan ada yang mati
lemas ketika jatuh ke dalamnya setelah gagal untuk berenang keluar dari kolam
renang yang dalam tersebut. Mereka semua para gadis yang tidak berupaya dan
mereka sangat kasihan."
"Yang lebih keji daripada itu,
mereka yang cedera ketika itu tidak dibantu.. malah dibiarkan saja untuk
disorak dan ditertawakan oleh para jutawan yang melihat mereka sepanjang
pertandingan. Akhirnya apa yang saya tahu, hanya dua orang gadis saja yang berhasil
melepasi rintangan itu dari keseluruhan 30 orang gadis yang ikut... saya diberitau
walaupun dua gadis itu akhirnya berhasil, mereka kini hidup dengan trauma dan
penuh ketakutan di sisi para jutawan gila tersebut. Mereka kini hidup seperti
hamba di dalam istana zaman purba. Tiada tamadun dan tiada akhlak... hanya
menjadi hamba suruhan lelaki-lelaki kaya yang merantai hidup mereka saja. Lebih
malang lagi gadis-gadis yang sudah terjerumus ke sana tidak boleh lari dari
golongan kaya gila itu. Jika coba untuk lari kemungkinan mereka akan
dibunuh."
Sampai di sini tiba-tiba gadis itu sedih...
wajahnya berubah dan air matanya serta-merta mengalir laju dan menangis
teresak-esak. Saya sudah tentu sangat terkejut dengan perubahannya secara
tiba-tiba itu, dan coba memujuknya,
"Hey, please don't cry here… people
will look to us. Please calm down. I'm sorry so much to make you telling me
this story…" kata saya kepadanya perlahan dengan suara hampir berbisik.
Namun saya membiarkannya dengan
keadaannya itu untuk beberapa saat. Kemudian saya berkata kepadanya: "Saya
tak tahu apa sebenarnya yang membuat kamu menangis, tapi saya sangat minta maaf
karena disebabkan saya kamu menangis. Sebenarnya saya sangat terkejut mendengar
cerita kamu. Ia sesuatu yang sangat dahsyat yang belum pernah saya mendengarnya
sebelum ini.."
"Ia ok... ia ok... ia ok..."
(sambil mengesat air matanya dengan sapu tangan miliknya)... maafkan saya karena
tiba-tiba bersikap sedih tadi. Kamu tahu, salah seorang gadis yang mati kerana
pecah badannya ketika jatuh di pinggir lantai kolam renang itu, ia adalah adik
perempuan saya sendiri... Ibu saya bunuh diri karenanya dan bapak saya menjadi
gila. Setelah ibu saya bunuh diri bapa saya sakit selama berbulan-bulan lalu
akhirnya meninggal dunia."
Pada waktu ini dia kembali diam beberapa
menit… saya pula tergumam dan tidak berkata apa-apa… setelah itu dia menarik
nafasnya dalam-dalam lalu menyambung kembali kisahnya,
"Ibu-bapak saya hanya memiliki dua
orang anak perempuan dan adik saya sudah menjadi mangsa kepada nafsu gila
orang-orang kaya Korea."
"Setelah selesai pertandingan
tersebut, saya dihubungi seorang wanita yang memberitahu bahwa adik saya telah
pingsan dan cedera parah karena kemalangan dan saya disuruh ke rumah sakit
untuk melihatnya. Wanita itu menyatakan dia mendapat nombor telfon saya dari
adik saya. Ketika saya dan ibu-bapak saya tiba di rumah sakit, kami diberitau
adik saya telah meninggal dunia. Saya memarahi wanita tersebut dan mendesaknya
bertubi-tubi untuk menceritakan kisah sebenarnya kepada saya... dan akhirnya setelah
beberapa hari dia menceritakan keseluruhan kisah ini kepada saya. Setelah tahu
kisah sebenarnya, kami sekeluarga berteriak dan menangis macam orang gila karena
tidak pernah menyangka adik saya sanggup ikut pertandingan gila tersebut hanya
untuk hidup mewah sebagai gadis simpanan orang-orang kaya. Namun wanita itu
berkata itu adalah pilihan adik saya sendiri."
"Beberapa minggu kemudian ibu saya
bunuh diri pada satu malam dengan menelan aspirin sebanyak 200 biji. Keesokan
harinya ibu saya koma dan ketika saya dan bapak mengantarnya ke rumah sakit,
pada malam harinya dia meninggal dunia. Bapak saya pula setelah itu sakit jiwa
sebelum mengalami sakit tenat yang membawanya meninggal dunia. Saya pula hidup
tidak menentu dan mujurlah masih mempunyai seorang sahabat wanita beragama
Islam yang terus berjuang agar saya dapat meneruskan kehidupan dengan tabah.
Berulang-ulang kali dia mengingatkan kepada saya bahwa kehidupan ini adalah
anugerah Tuhan dan orang yang beriman tidak akan berputus asa."
"Dan kerana itu saya melihat kamu
kini sebagai seorang Muslimah..?" saya mencelah ceritanya.
"Alhamdulillah, terima kasih kepada
Tuhan. Sahabat saya itu telah membawa saya berjumpa dengan seorang imam di
bandar Seoul untuk memulihkan semangat hidup saya. Imam itu mulai bercerita
kepada saya tentang Allah, Islam dan Nabi Muhammad. Saya menerima segala
ajarannya dengan lapang hati seakan-akan ia satu-satunya pilihan yang ada.
Benar, Islam adalah satu cahaya yang sangat terang seperti matahari dan
mendamaikan seperti bulan purnama yang kembali menyuluh seluruh hidup saya dan
saya terus pindah ke agama ini tanpa ragu-ragu. Dan kamu tahu tidak, jiwa saya
terasa sangat-sangat tenang dan damai ketika mendengar ayat-ayat Al-Quran yang berkumandang
di ibu kota markas Islam di bandar Seoul. Imam itu salah seorang ahli
pengurusnya. Saya tidak pernah mendengar musik-musik yang sangat indah seperti
ayat-ayat Al-Quran sebelum ini dalam hidup saya."
Kini suara gadis itu kembali gagah
seraya berkata, "Alhamdulillah, saya bersyukur karena diselamatkan Tuhan
dan kembali dihidupkan semula sebagai seorang Islam setelah saya kehilangan
segala-galanya akibat kekeringan jiwa masyarakat dunia terutama masyarakat
Korea yang hidup sesat tanpa agama. Mereka semua telah sesat tanpa panduan hidup
yang benar dari Tuhan."
Setelah itu dia diam dan meminum
minumannya...
"Kisah kamu amat menarik tetapi
menakutkan. Apakah kamu sudah mengambil tindakan undang-undang bagi pihak adik
kamu, atau melaporkannya kepada media atau berbuat sesuatu?" ujar saya
kembali kepadanya.
"Lupakan sajalah, saya sudah
melaporkannya kepada pihak polis, sudah menceritakannya kepada beberapa orang
wartawan dan melaporkannya secara bersumpah kepada beberapa orang pengacara.
Pihak polisi enggan melakukan pendakwaan karena tiada bukti-bukti yang kukuh
mengenainya. Tiada video dan tiada saksi-saksi lain yang mau tampil kepada
pihak berkuasa selain saya. Mungkin ada namun ia tidak memadai. Wanita yang
membawa adik saya ke rumah sakit itu juga sudah menghilangkan diri. Saya coba menghubungi
nombor telfon berali-kali namun dia tidak dapat dihubungi. Kali terakhir saya
mendengar tentangnya melalui seorang pengacara yang mendapat khabarnya dari
seorang detektif polisi bahwa dia sudah meninggal dunia akibat kemalangan. Para
pengacara lain dan wartawan yang saya ceritakan kisah ini kepada mereka semuanya
telah dibungkam untuk tidak menyiarkannya kepada umum. Mungkin begitu juga yang
terjadi kepada korban yang lain. Laporan polisi di sana pula menyatakan
gadis-gadis yang meninggal dunia akibat cedera parah itu adalah karena rabung
palang-palang besi di istana itu roboh ke bawah ketika mereka semua sedang
berada di atasnya karena ketika pihak polisi sampai di sana palang-palang besi
itu sudah dirobohkan. Manakala korban yang masih hidup masih mengalami trauma
yang dahsyat dan ada yang cacat seumur hidup walaupun mereka mendapat bayaran
ganti rugi asuransi yang banyak. Apa yang saya tahu mereka semuanya dibungkam
akan dibunuh jika menyiarkankan peristiwa sebenarnya kepada pihak polisi. Yang
pasti di sana wujud monster-monster besar yang menutupi kejadian ini termasuk
menteri-menteri kerajaan… ia berkaitan dengan uang dan kuasa. Dan sudah tentu
kamu tahu apa yang uang dan kuasa buat pada kita." jawabnya lagi dengan
panjang lebar yang sarat dengan hujah.
"Oh, ok... ia sesuatu yang gila yang
pernah saya dengar. Jadi sekarang berapa umur kamu dan mengapa kamu berada di
Malaysia? Dan... apa yang kamu lakukan di Malaysia sekarang ini? Dan lagi… kapan
peristiwa itu terjadi?" tanya saya bertubi-tubi kepadanya dengan rasa
ingin lebih tahu.
"Kamu tebak, berapa umur saya…?"
"Saya tidak mau menebak dan saya
tidak tahu berapa umur kamu."
"Kisah sedih itu hanya berlaku pada
tahun lalu, dan saya tidak mau sebut apa bulan dan harinya. Cukuplah kamu tahu
ia berlaku pada tahun kemarin. Kini saya berumur 29 tahun dan saya di berada di
Malaysia kerana ingin coba mendaftar kursus bahasa Arab di Universitas *******
dengan sahabat wanita Muslimah saya dari Korea itu. Tadi saya bertemu-janji
dengannya untuk bertemu di sini. Kami rekan serumah dan dia tadi menziarahi rekan
kami orang Malaysia di kawasan ini. Saya sampai ke sini naik taksi.” jawabnya
berterus-terang dengan nada jujur.
"Oh, kamu sungguh berani. Di
Malaysia tidak banyak wanita yang berani naik taksi seorang diri pada waktu
malam. Terima kasih karena menceritakan kisah ini kepada saya.. saya amat
menghargainya dan mudah-mudahan suatu hari Allah akan membalas dendam untuk
kamu dan korban lain yang telah teraniaya..." kata saya lagi kepadanya
sambil mengangguk-angguk.
"Sudah tentu...! Suatu hari nanti
semua orang dan dunia akan tahu mengenai kejahatan tersembunyi di bandar
Gangnam yang dilaknat itu!" jawabnya dengan nada yang keras.
"Kamu ingat artis yang mecipta lagu Gangnam gila itu menyukai cara hidup bandar Gangnam..? Saya rasa dia amat sinis tentangnya dan dia pernah berasa tertekan dengan cara hidup di sana.. namun kini dia sudah menjadi sebagian dari mereka. Semoga Tuhan melaknat mereka semua. Saya menyerahkan kepada Tuhan untuk membalas segala kejahatan mereka."
"Kamu ingat artis yang mecipta lagu Gangnam gila itu menyukai cara hidup bandar Gangnam..? Saya rasa dia amat sinis tentangnya dan dia pernah berasa tertekan dengan cara hidup di sana.. namun kini dia sudah menjadi sebagian dari mereka. Semoga Tuhan melaknat mereka semua. Saya menyerahkan kepada Tuhan untuk membalas segala kejahatan mereka."
"Whoa... kamu nampaknya sangat
marah dengan Gangnam..." balas saya sambil mengangkat kedua-dua kening dan
meminum jus tembikai susu yang masih berbaki menggunakan straw.
"Oh, jangan kamu berpura-pura
seperti tiada perasaan dan tidak mempunyai perikemanusiaan.." balasnya
kepada saya.
"Tidak, tidak... saya benar-benar
terkejut dan simpati dengan kisah kamu. Bahkan di dibalik itu, saya dapat
melihat kamu seorang yang tabah, kuat dan berani." balas saya kembali
untuk menenangkannya. Oh ya, apakah kamu datang sini dengan biaya sendiri?
Bagaimana dengan suami kamu dan kerja kamu di Korea?" tanya saya kepadanya
dengan menekan.
"Hahaha, saya masih belum bersuami
dan saya telah menjual segala apa yang saya punya di Korea untuk datang ke
sini. Saya mau belajar bahasa Arab di sini dan merancang mau ke Mesir atau ke
Islamic Center di Chicago selepas ini untuk belajar lebih banyak tentang Islam
di sana. Kamu juga tahu, Timur Tengah kini tidak stabil dan saya masih
ragu-ragu untuk ke Timur Tengah. Imam yang mengislamkan saya itu pernah
memberitahu saya bahwa dahulunya dia belajar bahasa Arab dan agama Islam di
Syria di sebuah universitas yang namanya An-Nur." jawabnya dengan reaksi
yang kembali ceria sambil tersenyum.
"Oh dulu saya juga pernah belajar
di Syria, dan universitas itu namanya Universitas Abu Nur." jawab saya.
"Oh benarkah? Ceritakan kepada saya
tentang Syria... saya sengan bertemu dengan kamu." jawabnya dengan muka
yang sangat gembira.
Sesampainya di sini percakapan kami mulai
bertukar topik kepada isu Syria dan pergolakan di Timur Tengah serta
topik-topik lain yang sudah tiada kena-mengena dengan Gangnam. Saya juga
bercerita sedikit tentang latar belakang diri saya kepadanya sebagai membalas
kisah hidupnya yang telah dia ceritakan kepada saya.
Lama juga kami bercerita sejak jam 9.00
malam tadi. Kira-kira jam 10.30 malam rekan gadis itu datang ke kawasan kedai
tersebut dan gadis itu meminta izin untuk pergi. Dia membayar segala pesanan
makanan saya dan memperkenalkan dirinya sebagai Sofiyyah dan rakannya bernama
Nadiah. Katanya nama mereka berdua diberikan oleh imam yang mengislamkan mereka
di bandar Seoul merangkap guru murabbi mereka di Korea Selatan. Saya pula
beruntung karena makan malam saya ada orang yang membayarkannya.
Mereka pernah lahir sebagai manusia yang
tidak pernah menganut agama di Korea namun kini Allah telah memuliakan mereka
dengan agama Islam yang suci. Saya tidak tahu sejauh mana kebenaran cerita
Sofiyyah tentang kisah yang terjadi kepada adiknya di Gangnam. Kebenaran kisah
tersebut saya serahkannya kepada Allah. Namun saya berminat untuk menyebarkan
kisah ini kepada para pembaca agar para pembaca dapat membuat penilaian
sendiri. Kisah tersebut mungkin benar dan mungkin tidak benar. Namun, di
sebalik kisah yang saya pindahkan daripada Sofiyyah ini, dapatlah kita
mengetahui sesuatu dan menjadikannya sebagai pelajaran.
Apa yang saya suka dari pelajaran ini
ialah, saya melihat betapa Sofiyyah amat bersyukur dan menghargai nikmat Islam
yang dikurniakan Allah kepadanya. Dia sanggup meninggalkan negerinya dan
menjual segala hartanya demi mempelajari bahasa Arab di bumi Malaysia bagi
memahami Al-Quran, malah dia bercita-cita untuk terus mengembara bagi
mempelajari ilmu-ilmu Islam dan menjadi seorang pendakwah Muslimah di negara
Korea untuk Islamkan lebih banyak penduduk Korea. Dia seorang yang amat berani,
tabah dan cekal. Lihat saja, bagaimana dia seorang diri berani menyapa seorang
lelaki asing seperti saya di awal kisah tadi. Apa yang saya lihat padanya, tidak
ada rasa takut di dalam dirinya dan harapan hidupnya telah sepenuhnya
diserahkan kepada Allah. Dia telah menjual seluruh jiwa dan raganya hanya
kepada Allah semata. Di balik kekuatan dirinya sekarang, saya juga yakin di
belakangnya ada seorang murabbi mursyid yang hebat, yaitu sang imam yang telah
mengislamkannya. Biasanya di balik orang-orang yang hebat, di belakang mereka
sudah tentu ada para pendidik yang jauh lebih hebat lagi. Di dalam hati saya
berkata sudah tentu peribadi sang imam itu lebih hebat lagi karena berhasil memperbaiki
diri Sofiyyah menjadi lebih kuat sepertimana sekarang. Ia bukanlah sesuatu yang
mudah untuk memulihkan, mendidik dan membangunkan jiwa manusia yang sudah rusak
seperti Sofiyyah dan menjadikannya seorang srikandi yang gagah perkasa jiwanya.
Sepanjang berjalan kaki pulang ke rumah,
saya banyak tertanya-tanya di dalam hati betapa kita ini begitu leka dan tidak
bersyukur dengan nikmat beragama Islam yang telah Allah anugerahkan kepada kita
sejak kita dilahirkan ke alam dunia.
Di dalam hati saya sepanjang pulang,
"Allahu Rabbi.... alhmdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah." Sambil
kaki saya sekali menyepak batu-batu kecil di jalanan dan kedua tangan
dimasukkan ke dalam saku baju putih kiri dan kanan seraya muka menunduk ke arah
tanah...
Sehingga saat ini saya masih tetap
berfikir sendirian, kisah Sofiyyah ini ialah apa yang saya dengar berlaku di
negara Korea yang maju.. bagaimana pula dengan kisah-kisah gelap seperti kisah
gadis-gadis Melayu Islam yang menjadi pelacur kelas atasan di negara kita.
Sudah tentu banyak juga kisah-kisah gelap yang tidak pernah kita dengar tentang
mereka. Sebelum ini saya pernah juga mendengar mengenai kisah-kisah gelap di
negara kita yang dilindungi oleh orang-orang besar.
Allahu Allah, betapa buruknya manusia
menjadi hamba uang dan kuasa pada zaman ini... Ya Allah, selamatkanlah kami di
dunia dan di akhirat...
Subkhanallah...
BalasHapusApa bener kisah ini admin ?
Wallahu a’lam bish-shawab
BalasHapusmasalah percaya atau tidak, saya kembalikan kepada pembaca,..
akan tetapi ada cerita lain yang hampir sama dengan ini
sekilas cerita yang lain --->
tarian ini katanya timbul karena ketidak senangan/sinis dg kehidupan orang kaya di gangnam, dan wanita tersebut juga berkata demikian dan memberitahu bahwa penari tersebut kini mengikuti mereka para jutawan kaya,
kisah yg fenomenal,,,
BalasHapuswowwww... dahsyat sekali kisahnya...
BalasHapussip Mas aku jg mania korea kok
BalasHapusKorea tuh sadis
BalasHapusweduh..ngeri amat
BalasHapusserem... :(
BalasHapusjoin on my web juga ya teman2
http://sulaimanalghifari0208.blogspot.com/
@Ashagir Rinjani: syukron sudah mampir, tapi afwan blog anda tidak bisa di buka, karena ada sesuatu, silahkan cek lagi blog anda :)
BalasHapusceritanya menarik sekali, tapi cerita ini benar ga...?
BalasHapus@irman685: Wallahu a’lam bish-shawab
BalasHapusdi komentar atas sudah saya jelaskan, :)
kini aku tahu tapi bimbang juga..apakah tarian ganggam juga sama sadis kronologisnya dengan tarian aserehe yang ada dibilang tarian pemuja setan,ah aku juga kurang tahu nih...lalu...apa cerita ini benar adanya....sebentar lagi pasti nih banyak perdebatan dengan buka dalil-dalil lagi nih di indonesia mah..wah aku ikuti aja lah infonya...
BalasHapus@jubaedillah al aris: di dalam islam di terangkan kita tidak boleh mengikuti sesuatu yang kita tidak memiliki pengetahuan ttg nya
BalasHapusbegitu juga tarian gangnam dan aserehe, shgg kita tidak boleh mengikuti nya,.. :)
Ya Allah ini ceritanya benar tidak? Admin dapat infonya darimana?
BalasHapuswallahu a'lam
BalasHapussaya dapat cerita ini dari Fan Page di FB, baik Fan Page indonesia maupun malaysia
wah mantap kali gan infonya :)
BalasHapus