Penyiar
TV Arab Saudi Al-Wathan mewawancarai anak istimewa ini. Seorang anak
laki-laki tunanetra penghafal Al-Qur’an dari Mesir yang berusia 11 tahun. Dalam wawancara itu penyiar TV Al-Wathan
menanyakan perihal bagaimana ia belajar Al-Qur’an dan kebutaannya.
Semangatnya
untuk menghafal ayat-ayat Allah yang mulia membuat langkah kakinya ringan untuk
pergi ke tempat gurunya.
“Saya
yang datang ke tempat syaikh,” katanya. “Berapa kali dalam sepekan?” tanya
penyiar TV. “Tiga hari dalam sepekan,” jawabnya.
Jawaban
anak ini kian membuat terkejut ketika anak ini memberitahu penyiar bahwa Syaikh
yang mengajarinya Al-Qur’an hanya mengajarinya satu ayat per hari.
“Pada
awalnya hanya satu hari dalam sepekan. Lalu saya mendesak beliau dengan sangat
agar ditambah harinya, sehingga menjadi dua hari dalam sepekan. Syaikh saya
sangat ketat dalam mengajar. Beliau hanya mengajarkan satu ayat saja setiap
hari,” ujarnya.
“Satu
ayat saja?” respon penyiar terkejut, takjub dengan semangat baja anak ini.
Dalam
tiga hari itu ia khususkan untuk belajar ayat-ayat suci Al-Qur’an, hingga ia
tidak bermain dengan kawan-kawan sebayanya. Sang penyiar tersenyum dan menepuk
paha anak itu tanda kagum, yang disambut senyum ceria oleh anak ini.
Yang
lebih mengagumkan adalah pernyataannya tentang kebutaannya. Ia tidak berdoa
kepada Allah agar Allah mengembalikan penglihatannya, tapi rahmat Allah-lah
yang ia harapkan.
“Dalam
shalatku, aku tidak meminta kepada Allah agar Allah mengembalikan
penglihatanku,” katanya. Mendengar jawaban anak ini sang penyiar semakin
terkejut. “Engkau tidak ingin Allah mengembalikan penglihatanmu? Kenapa?”
tanyanya heran.
Dengan
wajah meyakinkan, anak itu memaparkan alasannya. Bukan ia tak yakin pada Allah,
bukan. Namun ia menginginkan yang lebih indah dari penglihatan.
“Semoga
menjadi keselamatan bagiku pada hari pembalasan (kiamat), sehingga Allah
meringankan perhitungan (hisab) pada hari tersebut. Allah akan menanyakan
nikmat penglihatan, apa yang telah engkau lakukan dengan penglihatanmu? Saya
tidak malu dengan cacat yang saya alami. Saya hanya berdoa semoga Allah
meringankan perhitungan-Nya untuk saya pada hari kiamat kelak,” paparnya dengan
tegas.
Mendengar
kalimat mulia anak ini, semua diam. Penyiar TV nampak berkaca-kaca dan air
matanya menetes. Para pemirsa di stasiun TV serta kru TV tersebut juga tak
tahan, sehingga tak terasa air mata pun tumpah!
“Pada
saat ini, saya teringat banyak kaum Muslimin yang mampu melihat namun
bermalas-malasan dalam menghafal kitab Allah, Al-Qur’an. Ya Allah, bagaimana
alasan mereka besok (di hadapan-Mu)?” kata penyiar.
“Segala
puji milik Allah dalam segala keadaan,” kata penghafal Qur’an muda ini.
Subhanallah, indahnya dunia tak membuatnya lupa akan Rabbnya dan hari
pembalasan.
Ia
juga mengatakan bahwa ia terinspirasi dari kaidah Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah
(rahimahullah). “Kaidah imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah yang berbunyi ‘Allah tidak
menutup atas hamba-Nya satu pintu dengan hikmah, kecuali Allah akan membukakan
baginya dua pintu dengan rahmat-Nya’,” katanya.
Kehilangan
penghlihatan sejak kecil, tidak membuat ia mengeluh kepada Sang Pencipta. Ia
tak iri pada orang lain apalagi kufur nikmat. Ikhlas menerima takdir-Nya.
“Segala
puji milik Allah, saya tidak iri kepada kawan-kawan meski sejak kecil saya
sudah tidak bisa melihat. Ini semua adalah qadha’ dan qadar
Allah,” katanya.
“Kita
berdoa kepada Allah semoga menjadikan kita sebagai penghuni surga Al-Firdaus
yang tertinggi,” kata anak istimewa ini.
Matanya
yang buta, tak membuat hatinya buta dalam mensyukuri nikmat yang telah Allah
berikan. Subhanallah.
Dalam
sebuah hadits Qudsi Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda:
Allah
berfirman: “Jika Aku menguji hamba-Ku dengan menghilangkan penglihatan kedua
matanya lalu ia bersabar, niscaya Aku akan menggantikan penglihatan kedua
matanya dengan surga,” (HR. Bukhari no. 5653, Tirmidzi no. 2932, Ahmad no.
7597, Ad-Darimi no. 2795 dan Ibnu Hibban no. 2932)
Ingatlah,
sesungguhnya ke dua mata kita akan dihisab sebagai mana anggota badan lainnya.
Semoga Kita Dapat Menjaga Mata Kita dari Kemaksiatan dan Menggunakannya
untuk Mencari Ridho-nya.
Amiin..
Amiin..
0 komentar:
Jangan lupa tinggalkan komentar anda disini dan gunakan kata-kata yang baik dalam berkomentar
dan saya menolak debat kusir
terima kasih