Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh (wafat 1389 H) rahimahullah
mengatakan:
“Aku sekarang akan menyebutkan sebuah kisah tentang Abdurrahman al-Bakri,
salah seorang penduduk Najd.
Pada mulanya ia adalah seorang thalibul ‘ilmi (penuntut ilmu) yang
belajar pada pamannya, yaitu Syaikh Abdullah bin Abdullathif Alu Syaikh dan
para Syaikh yang lain. Kemudian beliau ingin membuka madrasah di Aman.
Di sana beliau mengajarkan Tauhid dari biaya sendiri. Apabila harta yang
dimilikinya telah habis, maka beliau mengambil barang dagangan dari seseorang
dan pergi ke India. Terkadang beliau menghabiskan waktu selama setengah tahun
di India.
Syaikh al-Bakri mengatakan :
“Aku pernah berada di sisi sebuah masjid di India. Di sana terdapat
seorang guru, yang mana apabila seusai mengajar mereka melaknat Ibnu Abdul
Wahhab, yakni Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Apabila keluar masjid beliau melewatiku. Dan ia mengatakan:
“Aku bisa berbahasa arab, akan tetapi aku ingin mendengarnya dari Orang
Arab.” Lalu iapun minum air dingin di tempatku.
Aku merasa sedih dengan apa yang telah dia lakukan dalam ceramahnya. Lalu
aku berbuat siasat dengan mengundangnya (ke tempatku) dan aku mengambil kitab
at-Tauhid, aku cabut sampulnya dan aku letakkan di rak dalam rumahku sebelum
dia datang.
Ketika dia telah hadir, aku berkata kepadanya : “Apakah anda mengizinkan
aku untuk membawakan semangka (ke sini) ?”. Lalu akupun pergi.
Ketika aku kembali ternyata dia sedang membaca buku tersebut dan
menggerak-gerakkan kepalanya.
Ia berkata : “Karya siapakah kitab ini? Judul-judulnya mirip dengan
judul-judul kitab al-Bukhari, ini demi Allah judul-judul al-Bukhari.”
Aku menjawab : “Aku tidak tahu!”. Lalu aku katakan kepadanya: “Bagaimana
sekiranya kita pergi ke Syaikh al-Ghazawi untuk menanyakan masalah ini,” yang
mana beliau adalah seorang pemilik perpustakaan, dan beliau telah memiliki
bantahan terhadap kitab Jami’ al Bayan.
Lalu kami pun masuk kepada beliau dan aku berkata kepada al-Ghazawi: “Aku
memiliki beberapa lembaran. Syaikh ini menanyakan kepadaku siapakah yang
menulis kitab ini ? akupun tidak tahu.”
Al-Ghazawi paham dengan keinginanku. Lalu beliau memerintahkan seseorang
untuk mendatangkan kitab Majmu’ah at-Tauhid (kumpulan kitab tauhid), lalu
dibawakan kepada beliau, kemudian mencocokkan antara keduanya, lalu beliau
mengatakan : “Ini adalah karya Muhammad bin Abdul Wahhab.”
Orang Alim dari India tadi marah dan mengatakan dengan suara yang tinggi:
“Orang Kafir itu….!!!!!!”
Kamipun diam, diapun lalu diam sejenak. Sesaat kemudian kemarahannya
mereda dan iapun beristirja’ (mengucapkan innalillah wa inna ilaihi raaji’un).
Ia berkata: “apabila kitab ini adalah karya beliau, maka sungguh kami
telah menzhaliminya”.
Kemudian beliaupun setiap hari mendoakan untuk Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab dan murid-muridnya pun juga mendoakan bersamanya.
Lalu tersebarlah murid-muridnya di India. Apabila mereka selesai membaca,
mereka semuanya mendoakan untuk Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.”
[Fatawa wa Rasa'il asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh 1/75-76,
sebagaimana dalam kitab 'Inayah al-'Ulama bi Kitab at-Tauhid, Hal.44, karya
Abdul Ilah bin Utsman asy-Syayi', Dar Thaibah. Cet.1, 1422 H, Riyadh]
Keren dan sangat bermanfaat ini
BalasHapusSyukron :)
HapusPelajaran lagi ^__^ Ana suka blog ini ^_^
BalasHapussyukron :)
Hapus