Dokter Khalid Al-Jabir berkata, “Saya melihat ini dengan mata kepala saya
sendiri di salah satu operasi yang saya tangani. Di tengah-tengah operasi,
ketika saya berusaha menangani keadaan pasien, tiba-tiba urat nadinya pecah..
Darah mengalir deras. Saya tidak bisa berbuat apapun untuk pasien itu.”
“Saya berusaha dan berusaha
tetapi tetap tidak bisa berbuat apa-apa. Keadaan pasien sangat kritis,
hampir-hampir mati. Maka saya ingat kepada Allah yang Maha Esa yang segala
sesuatu berada di tangan-Nya dan perkaranya di antara kaf dan nun.”
“Saya merendahkan diri di
hadapan-Nya. Saya berdoa kepada-Nya dengan doa orang yang sedang dalam
kesulitan.”
“Ya Rabbi … Ya Rahman … Ya Rahim
… saya memohon kepada-Mu hentikanlah darah. Saya tidak memiliki daya dan kekuatan, usaha dan
kemampuan kecuali hanya dengan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.”
Apa yang terjadi? Darah langsung berhenti, alhamdulillah. Lalu kami
melanjutkan operasi dan berhasil dengan karunia Allah, kemudian dengan doa. Ya
dengan doa sesudah rahmat dan karunia Allah.
Apakah anda meremehkan dan menyepelekan doa? Anda tidak tahu apa yang
telah dilakukan oleh doa, panah malam yang tidak pernah salah sasaran, tetapi
ia mempunyai batas dan setiap batas ada akhirnya. Di mana kita dari doa? Di
mana kerendahan hati kita di depan-Nya? Apakah syarat-syarat dan adab-adabnya
telah kita lakukan?
subhanalloh... sungguh luar biasa!
BalasHapusLaa haula wala kuwwata illa billah....
subhanallaah....doa bisa merubah takdir...
BalasHapusDo'a yang sunggug2..
BalasHapusSubhanallah,,