Minggu, 24 Februari 2013

Siapa Bilang Maulid, Tahlilan, Yasinan, 7 Bulanan, Tabur Bunga Tiada Dalilnya,..??



Sedikit-sedikit minta dali, sedikit-sedikit minta dalil,..
Ini dalil tahlilan/maulidan/yasinan/7 bulanan/selamatan,..
1.   Dalil pengkhususan waktu selamatan kematian (1 hari, 3 hari, 40 hari dan seterusnya).
“Termashurlah selamatan yang diadakan pada hari pertama, ketujuh, empat puluh, seratus dan seribu"
(Kitab Manawa Dharma Sastra Weda Smerti hal. 99, 192, 193).

Perintah penyembelihan hewan pada hari tersebut:
“Tuhan telah menciptakan hewan untuk upacara korban, upacara kurban telah diatur sedemikian rupa untuk kebaikan dunia.”
(Kitab Panca Yadnya hal. 26, Bagawatgita hal. 5 no. 39).

Perkataan Ulama:
“Upacara selamatan untuk memperingati hari kematian orang Jawa hari ke 1, 7, 40, 100, dan 1000 hari, jelas adalah ajaran Hindu”
(Ida Bedande Adi Suripto laknatullah 'alaihi,lihat kitab “Nilai-nilai Hindu dalam budaya Jawa).

2.   Dalil selamatan (kenduri/kenduren):
Sloka prastias mai pipisatewikwani widuse bahra aranggaymaya jekmayipatsiyad aduweni narah”. “Antarkanlah sesembahan itu pada Tuhanmu Yang Maha Mengetahui”. Yang gunanya untuk menjauhkan kesialan"
(Kitab sama weda hal. 373 no.10).
a.    Dewa Yatnya (selamatan) Yaitu korban suci yang secara tulus ikhlas ditujukan kepada Sang Hyang Widhi dengan jalan bakti sujud memuji, serta menurut apa yang diperintahkan-Nya (tirta yatra) metri bopo pertiwi.
b.   Pitra Yatnya Yaitu korban suci kepada leluhur (pengeling- eling) dengan memuji yang ada di akhirat supaya memberi pertolongan kepada yang masih hidup.
c.    Manusia Yatnya Yaitu korban yang diperuntukan kepada keturunan atau sesama supaya hidup damai dan tentram.
d.   Resi Yatnya Yaitu korban suci yang diperuntukan kepada guru atas jasa ilmu yang diberikan (danyangan).
e.    Buta Yatnya Yaitu korban suci yang diperuntukan kepada semua makhluk yang kelihatan maupun tidak, untuk kemulyaan dunia ini.
(kitab Siwa Sasana hal. 46 bab ‘Panca maha yatnya’ dan pada Upadesa hal. 34).
                         
Apa Dasar yang Lain dalam Hindhu,..?
Rukun Iman Hindhu (PANCA SRADA) yang harus diyakini umat hindu:
1.   Percaya adanya sang hyang widhi.
2.   Percaya adanya roh leluhur.
3.   Percaya adanya karmapala.
4.   Percaya adanya smskra manitis.
5.   Percaya adanya moksa.

PANCA SRADA punya rukun, yaitu:
1.   PANCA YAJNA (artinya 5 macam selamatan).
a.    Selamatan DEWA YAJNA (selamatan yang ditujukan pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau biasa dikenal orang dalam istilah dengan,” memetri bapa kuasa ibu pertiwi “).
b.   Selamatan PRITRA YAJNA (selamatan yang ditujukan pada Leluhur).
c.    Selamatan RSI YAJNA (selamatan yang ditujukan pada guru atau kirim do’a yang ditujukan pada Guru, biasanya di punden/ndanyangan ). Kalau di kota di namakan dengan nama lain yaitu “Selametan Khaul” memperingati kiyainya/gurunya &semisalnya , yang meninggal dunia.
d.   Selamatan MANUSIA YAJNA (selamatan yang ditujukan pada hari kelahiran atau dikota disebut “Ulang Tahun” ).
e.    Selamatan BUTA YAJNA (selamatan yang ditujukan pada hari kebaikan ), misalnya kita ambil contoh biasanya pada beberapa masyarakat islam (jawa) melakukan selamatan hari kebaikan pada awal bulan ramadhan yang disebut “selamatan Megengan”.

Akibat yang tidak di Selameti dalam Keyakinan Hindhu, yaitu:
Buka dalilnya Di Kitab Suci Umat Hindhu di dalam Kitab SIWASASANA HALAMAN 46-47 CETAKAN TAHUN 1979. Bagi yang tidak mau selamatan mereka di peralina hidup kembali dalam dunia bisa berwujud menjadi hewan atau bersemayam di dalam pohon, makanya kalau anda ke Bali banyak pohon yang dikasih kain-kain dan sajen-sajen itu, karena mereka meyakini roh nya ada dalam pohon itu, dan bersemayam dalam benda-benda bertuah misal keris dan jimat, di hari sukra umanis (jum’at legi) keris atau jimat di beri bunga&sajen-sajen.
Dewa Asura akan marah besar jika orang tidak mau melakukan selamatan maka dewa asura akan mendatangkan bala/bencana & membunuh manusia yang ada di dunia.
Dewa Asura atau dikenal dalam masyarakat dengan nama Bathara Kala, anak ontang anting harus diruwat (ritual dengan selamatan dan sajen) karena takut batharakala, sendhang kapit pancuran (anak wanita diantara kedua saudara kandung anak laki-laki) diruwat karena takut batharakala, rabi ngalor ngulon merga rawani karo betharakala (nikah tidak boleh karena rumahnya menghadap utara dan barat, karena takut celaka ).

Akibat yang di Selameti dalam Keyakinan Hindhu, yaitu:
Dalam keyakinan hindu bagi yang mau selamatan maka mereka langsung punya tiket ke surga.

2.   Nasi Tumpeng
Konsep dalam agama hindu: dalam kitab Manawa Dharma Sasra Wedha Smrti, Bagi Orang yang Berkasta Sudra (Kasta yang Rendah) yang Tidak Bisa Membaca Kalimat Persaksian:
Hom Suwastiasu Hom Awi Knamastu Ekam Eva Adityam Brahman, Bagi yang Tidak Bisa Mengucapkan Kalimat dalam Bahasa Sansekerta di atas Sebagai Penggantinya Mereka Cukup Membuat Tumpeng, Bentuknya adalah Segitiga, Segitiga yang dimaksud adalah Trimurti (Shiwa, Vishnu, Brahma = Brahman) Artinya Tiga Manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Umat Hindgu Mengatakan Barangsiapa yang Membuat Tumpeng maka Dia Sudah Beragama Hindhu.
Dikitab BAGHAWAGHITA di jelaskan TUHAN nya orang hindu lagi minum dan ditengahnya ada tumpeng, dan di depan dewa brahma ada sajen-sajen.

3.   Ketika ada yang Meninggal
Pemberangkatan mayat diwajibkan dipamitkan di depan rumah lalu beberapa sanak keluarga akan lewat di bawah tandu mayat (tradisi brobosan), karena umat hindu meyakini brobosan sebagai wujud bakti pada orang tua dan salam pada dewa, dalam hindu mayat di tandu lalu diatasnya diberi payung, pemberangkatan mayat menggunakan sebar/sawur bunga, uang logam, beras kuning, dll, lalu bunga di ronce (dirangkai dengan benang)lalu di taruh/dikalungkan di atas beranda mayat. Hindu meyakini :
a.    Bunga warna putih mempunyai kekuatan dewa brahma.
b.   Bunga warna merah mempunyai kekuatan dewa wisnu.
c.    Bunga warna kuning mempunyai kekuatan dewa siwa.

Umat hindu berkeyakinan bunga itu berfungsi sebagai pendorong do’a (muspha/trisandya) dan pewangi.

4.   Ketupat
Di dalam hindu roh anak menjelang hari raya pulang ke rumah, sebagai penghormatan orang tua kepada anak, maka biasanya hindu setelah hari raya di pasang kupat diatas pintu dan di bagi-bagikan tetangga.

Dengan penjelasan diatas maka teranglah bahwa ritual-ritual itu bukanlah sesuatu yang baru (bid'ah) dalam agama hindu, dikatakan bid'ah apabila itu dikerjakan oleh umat islam dan dianggap bagian dari ajaran islam. Seperti yang kita ketahui agama islam lahir ribuan tahun setelah adanya agama hindu tersebut. Hanya saja beberapa "Orang Hindu" itu menggunakan kalimat TAHLIL (Laa ilaha illallah) atau membaca surat YASIN pada ritual-ritual tersebut. Jadilah serupa tapi tak sama dengan ajaran islam. Islam tidaklah mengenal ritual-ritual tersebut, tidak ditemukan dalilnya baik didalam Alqur'an Al hadits maupun ijma' para sahabat. meminjam istilah fiqih "laukana khairan Lasabaquunaa ilaihi" (kalaulah seandainya perbuatan/amal itu baik, tentulah para sahabat mendahului kita mengerjakannya).
Islam adalah agama yang sempurna, tidak perlu lagi ditambah-tambahi dengan syari'at baru, bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mewasiatkan kpd kita agar menjauhi bid'ah dalam sabdanya:
“Jauhilah semua perkara baru (dalam agama), karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah merupakan kesesatan”.
(HR Abu Dawud, no. 4607; Tirmidzi, 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya).
“Sesungguhnya sebaik baik perkataan adalah kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk muhammad sholullah alaihi wasalam, sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan, setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka”
(HR Abu dawud , an-Nasa’i, Ahmad).
Kita tentu tak mau agama kita yang mulia ini mengalami nasib serupa seperti agama-agama samawi lainnya (Yahudi dan Kristen) dimana alasan adat budaya telah mengambil alih dalil-dalil utama kitab suci sendiri. Karena alasan menghormati leluhur dan budaya lokal.
Allah azza wajalla telah memperingati kita dalam firmanNya:
”Dan apabila dikatakan kepada mereka :”Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah”. Mereka menjawab :”(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. Apakah mereka akan mengikuti juga, walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” (Qs. Al-Baqarah:170).
Allah juga berfirman:
“Dan janganlah kamu mencampuradukka n Kebenaran dengan Kebatilan dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran sedangkan kamu mengetahuinya”
(Qs. Al-Baqarah:42).
Allah menyuruh kita untuk tidak boleh mencampuradukkan ajaran agama islam (kebenaran) dengan ajaran agama Hindu (kebatilan) tetapi kita malah ikut perkataan manusia bahwa mencampuradukkan agama itu boleh, Apa manusia itu lebih pintar dari Allah?
Selanjutnya Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu”. (Qs. Al-Baqarah:208).
Allah menyuruh kita dalam berislam secara kaffah (menyeluruh) tidak setengah-setengah. Setengah Islam setengah Hindu.

Berikut, kajian-kajian yang membahas masalah ini :
Bid'ah Hasanah Dalam Tinjauan Syari'at Islam
Ketika Pak Kyai Di Tanya, Mengapa Imam Syafi'i Tidak Melakukan Tahlilan ?

136 komentar:

  1. banyak belajar lagi bang brian, belajarlah dgn ulama2 yg jelas sanadnya...Alqur'an,hadits,ijma dan qiyash adalah pedoman kita...artikel antum sama aja mngejek umat muslim, tp gpp...ane tau ente org wahabi yg dgn mudahnya mengkafirkan sesama umat muslim, jstru artikel ente ga berbobot krna isinya ga jelas dan udh menyimpang :D think smart @brian.... smoga Allah memberikan hidayah kepadamu. aminn....

    wallahu a'lam bisshowaf

    BalasHapus
    Balasan
    1. Astagfirullahaladzim
      siapa pun diri mu, wahai anonim
      apakah anda mendapatkan pelajaran, untuk selalu menfitnah orang yang tidak sejalan/sepemikiran dengan anda?
      tolong garis bawahi ucapan saya ini
      saya bukan wahabi, dan setau saya wahabi bukan lah sekte yang dengan mudah mengkafirkan

      justru artikel ini, agar umat islam tau, bahwa ajaran2 tersebut bukan lah bagian dari islam, dan kita harus menjauhi nya
      semoga Allah memberikan hidayah kepada anda,..
      Aamiin

      Hapus
    2. afwan sebelumnya, ane ga ada mksd fitnah, tp ente jwb dalil yasinan,tahlil,zikir dibawa ke kitab agama laen, pa itu bukan mengejek bang :D, kita ga bodoh bang,

      klo soal wahabi sudah banyak bukti nyata dan real mereka mengkafirkan sesama muslim, mereka memang ga prnh bawa2 nama wahabi, dan skli lg kita ga bodoh :D

      asal antum tau, ulama2 yg memperbolehkan yasina,tahlilan,zikir itu bukan ulama sembarangan, mereka pnya dalil shohih, jd ente ga bisa sembarangan menyuruh kita untuk meninggalkan itu,

      baca kitab riyadush shalihin, kifayaatul akhyar, tp hati2 jgn baca kitab riyadus shalihin yg sudh dirubah oleh org yg ga bertanggung jwb, smp menjelek2kan pengarangnya sndiri ulama besar Imam Nawawi,

      think smart brian :)

      Hapus
    3. بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
      saya akan menjawab pertanyaan anda satu persatu,

      afwan kalo anda tersinggung, tapi saya memang tidak pernah menemukan dalil tentang acara2 tersebut,
      bahkan orang2 yang melakukan acara tersebut selalu berkata:
      "ini kan bid'ah hasanah"

      "logika nya gini, perbedaan antara hewan dan manusia ketika meninggal, yaitu kalo menusia di tahlil i kalo hewan tidak"

      lalu teman saya (dia adalah seorang gus, yang menimba ilmu di salah satu kota di jawa tengah), dia berkata:
      "acara ini memang bukan acara islam, tapi ini termasuk bid'ah hasanah karena kita mendo'akan si mayit tersebut."

      adapun dzikir, itu adalah sunnah, akan tetapi tidak di lakukan berjama'ah dan dengan suara keras

      adapun soal wahabi, saya tetap tidak mengatakan bahwa mereka sesat, bahkan mengatakan mereka mengkafirkan orang lain, karena saya mengetahui langsung bahwa mereka tidak lah seperti apa yang di beritakan selama ini

      coba anda baca artikel saya ini
      http://brianmuslim.blogspot.com/2013/02/kisah-taubat-seseorang-yang-menuduh.html

      tapi jika anda tetap dengan pendirian anda, tak mengapa karena itu adalah hak anda, tetapi saya cuma mengingatkan
      hati2 terhadap fitnah terhadap wahabi

      dan saya juga tidak mengatakan bahwa anda bodoh

      setau saya, imam nawawi dan imam syafi'i malah melarang nya, bukan membolehkan nya.

      Hapus
    4. mas anonim, santai jangan ngotot, jangan emosi dulu, sebentar2 ngecap wahabi, sebentar2 ngecap kafir, dsb. ente itu nabi ye? ente nyuruh orang smart tapi ente sendiri ga smart

      untuk mas brian, teruskan...........

      Hapus
    5. Trus, apa yang disampaikan diatas, salah menurut +anonim, apa yang disampaikan diatas salah ?, coba baca kitab agama Hindu

      Hapus
    6. Untuk mas Brian.. Terima kasih atas tulisannya. Teruslah berda'wah dan menyampaikan syariat Islam sesuai yang di gariskan oleh Qur'an, Sunnah, dan dicontohkan oleh para sabahat, tabi'n dan tabiuttabi'in. Jangan kendur terhadap hujatan dan cacian.. Barakallah..

      Hapus
    7. Untuk mas Brian.. Terima kasih atas tulisannya. Teruslah berda'wah dan menyampaikan syariat Islam sesuai yang di gariskan oleh Qur'an, Sunnah, dan dicontohkan oleh para sabahat, tabi'n dan tabiuttabi'in. Jangan kendur terhadap hujatan dan cacian.. Barakallah..

      Hapus
    8. Syukron mas brian.katakanlah yg haq itu haq dan bhatil itu bhatil.bukankan para sahabat adalah generasi terbaik sampai kiamat.kalawlah amalan itu baik pastilah sudah di amalkan para sahabat

      Hapus
    9. Ketahuilah kaum Muslimin, bahawa Bid’ah itu dapat menyebabkan seseorang tertolak dan diusir dari Telaga (Al Haudh). Sungguh itu semua bukanlah hal yang ringan / remeh, kerana ia bererti telah mengubah-ubah ajaran Rasulullah صلى الله عليه وسلم, sebagaimana orang-orang Yahudi dan Nasrani berbuat demikian kepada Nabi mereka pula.

      Jadi batasannya adalah Al Haq (Kebenaran). Maka jika benar sesuai Al Qur’an dan As Sunnah, maka patuhilah; jika tidak benar (tidak sesuai Al Qur’an dan As Sunnah) maka janganlah dipatuhi. Sekalipun engkau sendirian didalam Al Haq (Kebenaran) itu, dan sekalipun engkau harus berlawanan arus dengan kebanyakan orang yang berada didalam kesesatan tersebut.

      Perhatikanlah firman Allah سبحانه وتعالى dalam QS. Al An’aam (6) ayat 116:

      وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ

      Ertinya:

      “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah سبحانه وتعالى . Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).”

      Jadi didalam menjalankan dien ini, hendaknya bukan kerana “ikut-ikutan kebanyakan orang”, kerana kebanyakan orang justeru berada dalam kesesatan sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat diatas. Adapun yang berada diatas Al Haq (Kebenaran) dan tepat diatas Al Qur’an dan As Sunnah itu justeru sedikit jumlahnya.

      Hapus
    10. Syukron mas brian.katakanlah yg haq itu haq dan bhatil itu bhatil.bukankan para sahabat adalah generasi terbaik sampai kiamat.kalawlah amalan itu baik pastilah sudah di amalkan para sahabat

      Hapus
  2. yah klo pun hal itu adalah baik dan benar,,kenapa para sahabat ga tahlilan waktu Rosululloh wafat??? dan klo itu benar kenapa juga Rosululloh ga & bulanan waktu fatimah az zahra mengandung Hasan dan Husain???
    Pikirkan dengan hati bukan dengan emosi....
    lihat realita di masyarakat kita...

    Jazakillah Bang Brian....dapet tambahan ilmu lg....

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itu dia bang, fungsinya nahwu dan shorof jd kita bisa bnr2 menafsirkan dgn baik, kita hdup bukan pada jaman Rasul dan sahabat, pedoman kita Al Qu'an, Hadits, Ijma dan Qiyash bang... :)

      Hapus
    2. tambahan gan, diatas udh ane jelasin, belajarlah ilmu agama kepada ulama2 yg jelas sanadnya :) jgn belajar dinternet gan,

      syukron katsir...

      Hapus
    3. maaf, saya belajar dari seorang guru, bukan dari internet.

      dan alangkah baik nya, jika anda mengaku seorang muslim, anda tidak perlu berkata dengan sesuatu yang anda tidak ketahui, terlebih berkata yang tidak benar tentang saya.
      terima kasih

      Hapus
    4. memang tidak ada dalil sama sekali untuk melakukan 3,7 atau 40hari peringatan kematian,dulu saya juga orang NU,waktu saya kuliah diyogya pernah mondok dipesantren albarokah (KH.Rosyim alfatih),waktu itu sya sangat membenci salafy,tetapi saya juga sering bergaul dengan teman teman yang aktif mengaji di ustads salafy .jadi saya tahu betul bahwa anggapan salafy sering dengan mudah mengkafirkan yang tidak sepaham adalh suatu fitnah belaka.

      Hapus
    5. memang salafy berpendapat bahwa disunahkan untuk bersedekah atas nama mayit,hal tersebut juga ada dalam riyadush sholihin.tapi tidak dengan acara tahlilan 1,3,7 40 harian.sedekah itu bisa dilakukan ketika keluarga simayit dalam keadaan lapang rizkinya,tidak mesti pada hari 1,3,7,40.misalnya dengan bagi bagi sembako pada fakir miskin ats nama mayit.jadi anggapan bahwa salafy mengharamkan sedekah atas nama mayit adalah fitnah belaka.

      Hapus
    6. Justru yg dituduh sbg wahabi lh yg benar2 kembali kpd ajaran rossul.semoga kita diberi hidayah oleh Allah dengan mentadaburi Al'quran dan as sunnah.aminn

      Hapus
  3. maksudnya ga 7 bulanan.... ^_^

    BalasHapus
  4. silahkan dibaca gan tentang yasinan :)

    dikeluarkan oleh Addarimiy hadits dari Anas ra marfu : “Barangsiapa yg membaca surat Yaasiin maka pahalanya menyamai 10X khatam Alqur’an” (Mushonnif Abdurrazak)

    diriwayatkan dari Ma;mar ra bahwa dalam segala sesuatu ada jiwanya, dan jiwa Alqur’an adalah surat Yaasiin” (Mushonnif Abdurrazak Juz 3 hal 372).

    Bacalah surat Yaasiin karena padanya terdapat 10 keberkahan, mereka yg membacanya dalam keadaan lapar makan akan diberi rizki hingga kenyang, mereka yg haus akan diberi minum hingga sirna hausnya, mereka yg tak punya baju akan diberikan baju, mereka yg belum menikah maka akan diberikan jodohnya, mereka yg ketakutan maka akan diamankan dari ketakutannya, mereka yg dipenjara kecuali akan dikeluarkan, mereka yg dalam perjalanan maka akan diberi bantuan dalam perjalananya, mereka yg kehilangan maka akan dikembalikan padanya, mereka yg sakit akan disembuhkan, jika dibacakan pada mayyit maka akan diringankan baginya” (Baghiyyatul Haarits juz 1 hal 52). Sumber disini

    mengenai mereka itu sungguh berada dalam kemungkaran yg nyata, siapapula yg mengeluarkan larangan membaca Alqur’an di malam jumat..?, boleh Yaasiin atau boleh apapun dari ayat ALqur’an,

    mereka mengatakan tak boleh ada dalil pengkhususan suatu ibadah disuatu hariatau waktu, darimana hukum ini muncul..?, hanya ada pada orang bodoh yg tak mengetti hadits, mereka itu tak tahu hadits, hanya tahu menukil nukil lalu mengatakan sesat pada orang lain..,

    berikut riwayat shahih mengenai diperbolehkannya mengada ada kan suatu amal tanpa diperintah oleh Rasul saw :

    diriwayatkan bahwa Imam Masjid Quba menambahi bacaan surat Al Ikhlas setelah fatihah, ia selalu selesai fatihah ia membaca surat Al Ikhlas dulu, baru surat lainnya, maka ia telah menyamakan fatihah dengan surat Al Ikhlas, ia membuat surat al ikhlas mesti ada pada setiap rakaatnya.
    bukankah hal ini tak pernah diajarkan oleh Rasul saw..?

    maka makmumnya protes, dan ia tetap bersikeras, maka ia dilaporkan pada Rasul saw, maka Rasul saw memanggilnya, dan menanyakan apa sebab perbuatannya itu..?

    maka Imam Masjid Quba itu berkata : aku mencintai surat al ikhlas, maka aku tak mau melepasnya pada setiap rakaat.

    maka Rasul saw menjawab : Cintamu pada surat al ikhlas akan membuatmu masuk sorga! (Shahih Bukhari Bab Adzan).

    berkata AlHafidh Al Imam Ibn Hajar ALAsqalaniy dalam kitabnya Fathul Baari Bisyarah shahih Bukhari mensyarahkan makna hadits ini beliau berkata : “pada riwayat ini menjadi dalil diperbolehkannya mengkhususkan sebagian surat Alqur’an dengan keinginan diri padanya, dan memperbanyaknya dg kemauan sendiri, dan tidak bisa dikatakan bahwa perbuatan itu telah mengucilkan surat lainnya” (Fathul Baari Bisyarah Shahih Bukhari Juz 3 hal 150 Bab Adzan.

    jelaslah sudah kebodohan akan ilmu hadits, bahwa Rasul saw tak pernah melarang seseorang mengkhususkan ALqur’an atau lainnya dari beragam ibadah untuk dibaca disuatu waktu atau tempat, bahkan jika hal itu karena cintanya pada ibadah itu maka itu akane membuatnya masuk sorga, demikian kabar gembira dari Rasulullah saw.

    Sabda Rasulullah saw : Sebesar besar kejahatan muslimin pada muslimin lainnnya adalah yg bertanya tentang sesuatu yg tak diharamkan, menjadi diharamkan Karena sebab pertanyaannya” (Shahih Muslim)


    BalasHapus
    Balasan
    1. yang saya ketahui, membaca yasin pada malam jum'at itu hadis dho'if, dan yang sunnah itu membaca surat kahfi
      adapun tata cara nya, tidak berjama'ah, dan mengkeraskan suara

      adapun larangan mengkhususkan hari, dalilnya:
      “Siapa saja yang memunculkan sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kami ini sesuatu yang bukan bagian darinya, maka ia tertolak” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

      dan dalam kajian fiqih di sebut
      segala sesuatu itu haram, kecuali ada dalil yang membolehkan nya.

      kalau cerita tentang imam masjid Quba, saya pernah mendengar nya dari guru saya, akan tetapi beliau sudah mendapat kan kebolehan untuk melakukan nya dari Raulullah
      Wallahu a'lam

      adapun perkataan imam ibn hajar, saya tidak megetahui nya
      Wallahu a'lam

      adapun hadis terakhir dari imam muslim, penjelasan nya adalah
      kita di larang bertanya sesuatu, yang mana akan mempersulit kita dalam hal ibadah,
      karena itu seperti orang yahudi, yang mana jika ada perintah ibadah ia langsung bertanya kpd Nabi nya tentang itu, sehingga ketika setiap pertanyaan nya di jawab Nabi nya, ia merasa berat untuk melakukan nya sehingga ia tidak melakukan ibadah tersebut

      Hapus
    2. diatas kan sudah jelas tentang apa hukumnya membaca surah yasin dan haditsnya pun shahih, kita hrs berwawasan luas, ga ada hadits yg mengharamkan baca yasin malam jum'at, Rasulullah pun memperbolehkan mengada - adakan suatu amal tanpa diperintah Rasul SAW, selama itu baik dan bermanfaat knp tdk kita lakukan, :)

      disini kta ga ada maksud sedikitpun memfitnah, tp kita hny meluruskan yg sbnrnya, klo antum merasa ahlussunnah wal jama'ah ga mngkin antum membuat artikel seperti ini, kasihan org awam yg mw belajar,

      ingat bang, Dalam istilah – istilah pada hukum syariah, sungguh satu kalimat menyimpan banyak makna,jd kita hrs bnr2 mengerti dan memahami apa arti sbnrnya, dan hrs didampingi guru/ulama2 yg bnr2 jelas sanadnya


      wallahu a'lam bisshawaf

      www.majelisrasulullah.org <<<<< silhkan bang brian klo mw silaturrahim :)

      Hapus
    3. mas anonim,
      yang ente bahas itu surat YASIN, bukan YASINAN. kalimat ini: "Rasulullah pun memperbolehkan mengada - adakan suatu amal tanpa diperintah Rasul SAW, selama itu baik dan bermanfaat knp tdk kita lakukan" bisa terjadi KARENA rasulullah itu masih hidup dan Beliau bisa menilai apakah itu baik atau buruk. klo jaman skarang iapa yang bisa menilai?

      Ingat Mas anonim, ada al maidah 3 sebagai ayat terakhir turun : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu. klo islam sudah sempurna kenapa ditambah lagi? alasan qiyas?

      Hapus
    4. Mas Anonim,
      As Sunnah, definisi sunnah sendiri adalah apa yang diucapkan Rasulullah, apa yang dilakukan Rasullah, dan apa yang dilakukan sahabat yang diizinkan Rasulullah.
      Dalam kasus Imam Masjid Quba, Rasulullah telah membolehkan. Benar kata komentator di atas saya bahwa setelah Rasulullah, siapa yang bisa menilai?
      Keutamaan membaca surat Yaasin benar adanya, tapi mengkhususkannya itulah yang tidak diperbolehkan. Dzikir itu sangat baik, dzikir kapan pun di mana pun dibolehkan tapi cukup dengan suara pelan, Allah Maha Mendengar.
      Dalam belajar, memahami itu yang sulit.

      Hapus
    5. Yups mas brian.rossul tdk pernah melarang kita untuk baca dr ayat al'quran tp hari nya jgn di khusus kan kecuali waktu2 yg sudah ditentukan di larang membaca al'quran.yasin,tahlil,shalawat.itu bagus.malah merupakan amal sholeh.asal jgn ditambah jd tahlilan.yasinan.shalawatan.bedanya cm di kta an doang kok.semoga ht kita di buka oleh allah untuk menerima al haq.amin

      Hapus
    6. Yups mas brian.rossul tdk pernah melarang kita untuk baca dr ayat al'quran tp hari nya jgn di khusus kan kecuali waktu2 yg sudah ditentukan di larang membaca al'quran.yasin,tahlil,shalawat.itu bagus.malah merupakan amal sholeh.asal jgn ditambah jd tahlilan.yasinan.shalawatan.bedanya cm di kta an doang kok.semoga ht kita di buka oleh allah untuk menerima al haq.amin

      Hapus
  5. saya tidak memoderasi komentar, karena saya menghargai setiap komentar para pembaca, dan itu bukti bahwa saya masih menghargai pendapat (tafsiran) seorang muslim tentang agama islam
    karena saya masih berpegang tegung kepada hadits
    sesama muslim itu bersaudara
    akan tetapi alangkah baik nya jika setiap komentar di beri identitas dan tidak mengandung fitnah

    akan tetapi saya menolak debat kusir (seperti di atas), karena bagi saya itu tidak ada manfaat nya,
    adapun para ulama2 terdahulu itu jika melakukan debat, itu untuk mendapatkan mana yang lebih kuat, bukan debat kusir yang saling memegang argumen nya.

    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Teruskan dakwa mu mas brian.karena umat butuh pencerahan.kasihan mereka yg belum tau.qt sma2 menggali ilmu yg telah diturunkan allah melalui rassul nya.

      Hapus
    2. Teruskan dakwa mu mas brian.karena umat butuh pencerahan.kasihan mereka yg belum tau.qt sma2 menggali ilmu yg telah diturunkan allah melalui rassul nya.

      Hapus
  6. Anjing Yahudi kamu ya, kamu mau ngajak perang ya setan kamu

    BalasHapus
    Balasan
    1. belajar agama di pedalam lagi ya mas,..
      ^_^

      Hapus
    2. audzubillah himinasyaiton nirrojim. hati-hati nasrani dan yahudi, banyak dari mereka yg senang dengan perbedaan kita. bukankah rasullulah menyebutkan bahwa islam akan terpecah menjadi 73 golongan, dan hanya 1 golongan yg akan masuk surga, yakni yg mengikuti al-quran dan sunnah.

      Hapus
    3. maaf, apakah maksud antum saya ini nasrani/yahudi,..???

      tolong di jelaskan, maksudnya agar tidak terjadi fitnah :)

      Hapus
    4. Islam dikenal dan dihargai di mata dunia karena islam adalah rohmah bagi seluruh alam. Islam mengajarkan, mengajak, dengan lembut. Sahabat Umar bin Khatab yang keras dan sangat memusuhi islam langsung masuk Islam karena kelembutan islam.
      Maaf, apakah islam mengajarkan untuk menghujat atau mengolok-olok, apalagi berkata kotor? Menurut saya temperamen, berkata kotor, malah menodai.
      Allah melarang mengolok-olok suatu kaum, Mas.
      Jadi tolong dijaga mulutnya. Eman-eman sudah dititipi mulut yang baik, jangan diburukkan dengan mengatakan kalimat kotor.

      Hapus
    5. sya setuju dengan yg ini dh

      Hapus
    6. Setuju m muhtar.sy pernah dnger ceramah yg itu.rassul sudah meninggalkn pd qt 2 perkara.apabila qt berpegang teguh pada nya,qt tdk akan sesat.itulah al'quran dan as sunnah.

      Hapus
    7. Setuju m muhtar.sy pernah dnger ceramah yg itu.rassul sudah meninggalkn pd qt 2 perkara.apabila qt berpegang teguh pada nya,qt tdk akan sesat.itulah al'quran dan as sunnah.

      Hapus
  7. ini penghinaan terhadap orang yg suka melaksanakan tahlilan dsb, memberi alasan tahlilan dsb di jawab dengan alasan kitab2 hindu ... saudara pembikain saya yaqin anda tidak akan lepas dari hukuman Alloh yang paling pedih. kau pendusta kau bukan dari golongan kita ... itu pasti

    BalasHapus
    Balasan
    1. mas nawawi
      santai mas bro, berbeda pendapat kok langsung dihujat sebagai pendusta, bukan golongan kita.

      klo artikel di atas merupakan penghinaan, mohon berikan bukti atau dalil yang sahih bahwa tahlilan itu dibolehkan atau paling kurang pernah dilakukan oleh nabi atau sahabat2nya.

      Hapus
    2. kalem kang, belom tentu apa yg kita anggap benar , benar dimata allah, dan apa yg kita anggap salah , salah dimata allah, selama kita mengikuti al quran dan sunnah, insya allah lebih banyak benarnya, dan ane pribadi cuman bisa berharap alla ridho dengan jalan yg ane tempuh, amin

      Hapus
    3. memang benar kita di perintahkan mengikuti Al-Qur'an dan As-Sunnah, akan tetapi banyak yang salah dalam memahami dalil-dalil tersebut,

      sehingga berpegang saja tidak lah cukup tanpa menikuti pemahaman para sahabat, karena para sahabat lah yang lebih faham mengenai dalil-dalil tersebut daripada kita, agar kita tidak mengambil dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai akal dan hawa nafsu kita. ^_^

      Hapus
  8. Bismillah

    Penulis artikelnya tidak salah. Secara historis, acara-acara tersebut memang punya orang hindu. Nah, WaliSongo atau siapa pun yang membawa Islam ke Nusantara, memulai proses pengislaman dengan tidak meniadakan tradisi hindu yang sudah kental di masyarakat secara frontal, tetapi merenofasinya dengan mengubah bacaan-bacaan tahlil, tasbih dsb. Ini tidak bisa dipungkiri oleh mereka yang melek sejarah Islam dan Nusantara. Itu pulalah yang terjadi dengan agama Nasrani Indonesia, mereka juga melakukan inovasi yang sama, mengayomi tradisi yang ada dengan menyisipkan ritual kekristenan.

    Jadi, kenapa harus marah dengan artikel ini. Amat tidak bijak marah kepada realita. Yang seharusnya, kita sebagai generasi Muslim Nusantara yang sudah jauh dari masa kewalian mengambil tongkat estafet dakwah itu. Jika para Wali sudah sukses dengan inovasi bertahap dengan merubah tata cara dan bacaan, bagian kita kini untuk mulai mengurangi atau meniadakan tradisi hindu itu secara bertahap. Hingga sampai kepada Islam yang sejalan dengan Alquran dan Sunah.

    Yang perlu disadari, Islam tidak muncul di Nusantara, sehingga, tradisi Islam Nusantara yang belum sejalan, senyatanya adalah proses yang tersisa dari proyek para Wali/juru dakwah.

    Akhirul kalam, "Khuzul 'asho waliyikum yaa shababal islam!!"
    Salam dakwah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. astaghfirullohal'adzim.. jika tidak ada wali9 apakah kamu, ortumu beragama Islam.. Jd saya rasa kalian harus berkaca betapa alimnya wali9 pewaris para Nabi.. kita saja tdk pernah ketemu nabi. lewt wali9 lah kita bs beragama Islam. mestinya kalian tawadzu' bukan menyombongkan kemampuan logikamu.. nau'dzubilla himindzalik

      Hapus
    2. yang membawa islam ke nusantara bukan wali songo,
      jadi, jika akhi beragumen seperti itu, berarti anda salah kaprah

      memang benar, wali songo menyebarkan dakwah islam di tanah jawa, tapi jangan berlebihan memuji mereka hingga mengatakan
      jika tidak ada wali songo, berarti kita kafir

      jika akhi berkata seperti ini, berarti akhi sendiri yang menyalahi taqdir Allah dan kenyataan sejarah ^_^

      ingat, yang membawa islam ke indonesia bukan wali songo, tapi para pedagang islam
      jadi sejarahnya di pelajari lagi ya akhi
      :)

      Hapus
    3. Dalam tarikh atau sejarah, Islam datang ke Indonesia bukan dari Wali Songo, namun dari pedagang islam.
      Nah, benar jika Wali Songo memang memasukkan Islam bertahap agar bisa diterima dengan baik, hal ini dikarenakan sebelumnya Islam ditentang.
      Nah, Tahapan ini belum selesai, jadi sebaiknya kembali pada 2 dasar yang haq, jika belum hilang sepenuhnya tradisi hindu, hilangkan, jika tak bisa langsung karena sudah terbiasa, bertahaplah, lanjutkan perjuangan Wali Songo.

      Hapus
    4. y btul,menurut sya yang penting yang kita lakukan karena alloh bukan yang lain,yang penting tidak melanggar perntahnya

      Hapus
    5. la aku cocok gaya iki sebagai muslim kita wajib melaksanakan perintah Allah yang sudah terang dari al-qur'an, sunah rasul dan para sahabat dan mengikuti para ulama atau para wali yang sudah dijadikan kholifatu fil ardhi. jadi mari kita laksanakan apa yang sudah kita pelajari dari mereka dan jangan saling mengajari selama kita masih sama-sama belum mengetahui kebenaran yang kita laksanakan ini (maksud saya kita belum bertemu langsung dengan sang maha kuasa (Allah)). berkaitan dengan yang di sebut bid'ah maka yang kita lakukan semua sekarang ini adalah bid'ah contohnya: pada zaman rasulullah naik kuda ataupun kereta, dijaman kita naik mobil, sepeda, sepeda motor itu kan bid'ah semua dijaman rasulullah gak pakai songkok model kita, makan gak pakai sendok garpu, minum dengan gelas banyak sekali bid'ah yang kita lakukan, jadi intinya sebagai sama-sama abdillah kita jangan menyamakan dengan mengatakan rasulullah tidak pernah mengajarkan ini kenapa kita melakukan ini, rasulullah tidak pernah mengajarkan itu kenapa kita melakukan itu. yang penting kita sekarang beribadah tidak menyekutukan Allah melaksanakan semua perintah-Nya menjauhi semua larangannya, berkenaan dengan yang dilakukan orang istilah puasa yang di zaman rasulullah tidak ada tahlil dizaman rasulullah tidak ada dan lain sebagainya tidak usah dijadikan permasalahan, yang harus dijadikan permasalahan ibadah kita sudah benar apa belum (maksud saya secara lahiriyah dan bathiniyahnya<(syari'at dan yang haq)> sampai mana tauhid dan taqwa yang kita miliki hanya sang maha kuasa pemilik jasmani dan rohani kita "yang mengetahuinya. maka kita jangan saling merasa yang paling benar walaupun kita sudah benar-benar mengikuti qur'an dan hadits karena kita tidak tau sampai dimana kebenaran kita dalam melaksanakan qur'an dan hadits karena yang mengetahui kebenaran kita hanyalah ALLAH. karena ketahuilah saudara-saudaraku semua yang dilakukan oleh hamba Allah itu adalah apa yang diyakininya untuk mendapatkan ridho Allah dan kebenaran itu akan tampak ketika kita telah menghadap kepada-Nya.
      semoga kita semua mendapatkan ridho Allah atas semua kebaikan yang kita lakukan dan mendapatkan hidayah atas kesalahan-kesalahan yang kita lakukan .

      Hapus
    6. Yg jelas yang membawa islam ke nusantara adalah mereka yang berasal dari bumi para nabi yg berlayar ke nusantara.mengenai syeikh siti jenar yang di bunuh dan mati jadi cacing itu perlu di selidiki.karena itu karangan kolonial belanda.

      Hapus
  9. Ijinkan sy berpendapat
    Dari sy membaca komentar2 diatas ada 2 pendapat yaitu pertama mengatakan yasinan, tahlilan, 7 bulanan, tabur bunga harus dijauhi dalam islam dan yg kedua menentang pernyataan yang pertama.

    khilafiyah (perbedaan pendapat ulama yang memiliki otoritas dalam bidang ajaran agama) sudah ada sejak jaman dulu. Apapun pendapat mereka, selama bersumber dari pemahaman al-qur'an dan as-sunnah dan dikemukakan setelah upaya bersungguh-sungguh dan penuh keikhlasan mencari kebenaran insya allah, akan diterima oleh Allah SWT. Seandainya pun mereka keliru, Allah tetap menganugrahkan mereka 1 ganjaran. Demikian prinsip umum yang diletakkan Nabi Saw, sebagaimana disampaikan oleh 'Amr bin 'Ash, "Apabila seorang hakim berijtihad dan menemukan kebenaran, dia memperoleh 2 ganjaran. Apabila dia memutuskan dengan berijtihad dan dia keliru, dia memperoleh 1 ganjaran" (H.R Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud)
    (disadur dari buku M.Quraish Shihab menjawab 1001 soal keislaman yang patut anda ketahui bab Menghadapi ragam pendapat)

    Menurut hemat saya bukanlah hal yang bijak memperdebatkan atau bisa dikatakan menyalah-nyalahkan pendapat orang lain. Karena perbedaan pendapat sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. cara kita atau ulama dalam memahami al-qur'an dan as sunnah berkaitan erat dengan banyak faktor, seperti lingkungan, kecenderungan pribadi, perkembangan masyarakat, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan tentu saja tingkat kecerdasan dan pemahaman masing-masing. Bahkan bisa saja suatu hadist diterima ulama satu dan oleh ulama lainnya dianggap lemah atau palsu.

    Oleh karena itu silahkan mengamalkan apa yang diyakini selama itu berdasarkan qur'an dan hadist. Meskipun kita tidak sependapat dengan pendapat si A, tetapi kita tidak perlu saling mengejek-ejek. Saling menghargai itulah yang dapat membuat kita rukun, meskipun pendapat kita berbeda-beda
    Wallahu a'lam.



    BalasHapus
    Balasan
    1. dalilnya memang shohih akhi, tapi gak pas kalo itu di jadikan alasan mengenai masalah ini
      masalah ini bukanlah khilafiyah akhi,

      jika ini khilafiyah, mengapa mahasiswa al azhar melarang acara 1, 7, 40, 100, dan 1000 hari, dan mengatakan ini bukan ajaran islam,..???

      Hapus
    2. Masalah maulid, yasinan, 7 bulanan, yasinan memang sudah lama sekali diperdebatkan, bukan sekarang ini saja. Masing2 pihak baik yg melaksanakan seperti tersebut diatas maupun yang melarangnya, keduanya punya dasar pemahaman kuat masing2 berdasarkan al-qur'an dan hadist. terlalu panjang jika saya merinci dalil - dalil pendapat kedua pihak. Jika saudara Brian ingin tahu dasar pemahaman pihak yang membolehkan maulidan dll silahkan baca referensinya, saya kira di internet skrng ini sudah ada.

      Menurut pendapat sy itu khilafiyah, jika saudara brian berbeda pendapat silahkan. Sy sangat menghormati perbedaan.

      Apa yang dilakukan saudara Brian dengan melakukan dakwah melalui tulisannya di blog ini sangat baik. Tentunya menambah pengetahuan perbedaan pendapat dalam agama bagi saudara- saudara kita yang lain. Namun jangan sampai hal tersebut malah menyakiti saudara kita yang lain

      Hapus
    3. gini akhi,
      yang saya ketahui yang menjadi khilafiyah itu MENGIRIM PAHALA, bukan TAHLILAN, MULUDAN, YASINAN, 7 BULANAN

      lagian, MULUDAN itu jika di lihat dari segi sejarah, memang bukan ajaran islam
      http://brianmuslim.blogspot.com/2013/02/hukum-merayakan-maulid-nabi-shallallahu.html

      adapun jawaban saya di atas, tentang mahasiswa al azhar,
      maksudnya: mengirim pahala itu boleh, yang HARAM itu jika di khususkan pada tanggal ke 7, 14, 21 dst setelah kematian si mayit, karena itu bukan ajaran islam
      (ini adalah jawaban mahasiswa al azhar yang bertanya pada syaikh di mesir)

      lalu dosen saya (yang dulu mengambil sastra jawa), pernah berkata:
      jika ada yang bilang, "tahlilan, kenduri, selametan" bukan ajaran islam, kalian jangan marah, karena MEMANG BENAR ITU BUKAN AJARAN ISLAM, SEBAB ITU AJARAN HINDHU YANG DI ADOPSI KE ISLAM (Jawanisasi Islam) . . .

      jika akhi mengatakan, acaran ini (tahlilan dll) adalah khilafiyah, tolong bawakan buktinya, ^_^

      Hapus
    4. Sy kira umur Brian masih dibawah 25 atau paling jauh dibwh 30. Jadi sya panggil de Brian saja y? (semoga anda berkenan dengan panggilan sy ke anda, jika anda tidak senang maka untuk komentar selanjutnya sy panggil saudara Brian saja)

      Sebelumnya kita sepakati dulu tentang definisi khilafiyah. Khilafiyah adalah perbedaan pendapat ulama yang memiliki otoritas dalam bidang ajaran agama atau bisa dikatakan masalah yang hukumnya tidak disepakati para ulama. Biasanya perkara yang masuk kategori khilafiyah adalah masalah furu’ atau cabang-cabang agama. Adapun masalah pokok, seperti aqidah yang paling dasar, tauhid yang esensial serta konsep ketuhanan yang fundamental, tidak pernah terjadi perbedaan pendapat.

      Jika sy harus merinci ulama2 mana saja yang membolehkan acara tersebut maupun yang melarangnya, tentunya menjadi banyak tulisan saya bahkan bisa menjadi sebuah buku. Maka sy akan menjelaskan secara garis besar saja.

      Hampir semua ulama mengatakan bahwa acara tersebut (maulidan, yasinan, dll) dll adalah bid'ah. Disini mereka sepakat. Hal yang menjadi tidak sepakat adalah:
      1.) beberapa ulama membagi kategori bid'ah menjadi bid’ah yang baik (bid’ah hasanah)dan bid’ah yang buruk (bid’ah syyi'ah). Bahkan sementara ulama membaginya kepada bid'ah wajibah (sesuatu yang baru tetapi seuai dengan kewajiban yang ditetapkan agama serta termasuk dalam kaidah2nya.
      2.)beberapa ulama menolak pembagian bid'ah tersebut, atau dikatakan semua bid'ah dilarang dan tidak ada pembagian kategorinya.

      Disinilah mereka tidak sepakat. Sehingga tidak salah jika itu dikatakan masalah "khilafiyah"

      Bagi ulama yang berpendapat boleh melaksanakan acara tersebut mereka memasukkan di dalam kategori bid'ah hasanah.

      Mengenai mahasiswa al-azhar. Jawaban itu adalah jawaban dari syaikh di mesir. Apakah semua ulama harus berasal dari syaikh di mesir?? jawaban sy adalah tidak. Yang dimaksud ulama adalah orang yg memiliki otoritas yang tinggi dalam bidang agama. Jadi tidak hanya syaikh mesir itu. pertanyaan sy ke de Brian: Apakah semua syaikh di mesir sepakat dengan pendapat syaikh yang ditanya oleh mahasiswa tersebut? Silahkan de Brian jawab sendiri. Kalaupun sy menjawabnya 'tidak' mungkin de Brian akan bertanya balik siapa ulamanya - dan sy tidak akan menjawabnya karena menjadi terlalu panjang.

      Mengenai jawaban dosen de Brian (yg dulu mengambil sastra jawa), Sy sepakat dengan jawabannya bahwa "tahlilan, kenduri, selametan" bukan berasal dari ajaran islam. Hampir semua ulama pun sepakat dengan jawabannya bahwa itu bukan berasal dari agama islam. Namun yang tidak sepakat adalah mengenai 'tahlilan' ada yang membolehkannya ada yang melarangnya. Untuk kenduri dan selamatan sy cenderung setuju untuk tidak melaksanakan, meskipun ada beberapa orang islam (sy mengatakan 'orang' bukan mengatakan 'ulama', karena sy tidak tahu kemampuan otoritas mereka dalam bidang agama) melaksanakan dengan tujuan mendoakan almarhum.

      Memang kebanyakan orang dalam belajar agama akan memiliki kecenderungan pendapat untuk mengikuti pendapat ulama maupun gurunya. Sehingga buku maupun referensi yang dibaca sebagaian banyak yang sesuai dengan kecenderungan pendapatnya. Sy kira tidak ada salahnya untuk mempelajari pendapat ulama lain meskipun tidak mengikutinya. Hal ini menambah wawasan pengetahuan kita akan perbedaan pendapat. dalam surah Hud [11]:118 Allah menegaskan "Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan manusia satu umat/agama/pendapat saja". Kenyataan menunjukkan bahwa perbedaan pendapat dalam segala aspek kehidupan merupakan fenomena yang lahir sejak adanya peradaban manusia dan berakhir dengan berakhirnya peradaban manusia.




      Hapus
    5. umur saya memang di bawah 25 tahun, jika di panggil dek juga gpp, toh saya juga gak tersinggung dengan panggilan itu ^_^
      tapi karena saya gak tau umurnya, jadi saya panggil akhi saja

      ehm,, jadi begitu
      akhi mengatakan, tahlilan ini khilafiyah, karena perbedaan ulama dalam memaknai arti bid'ah

      kalo seandainya ada bid'ah hasanah, kenapa para para generasi islam tidak melakukannya :)

      saya akan memperjelas mengenai ucapan mahasiswa al azhar itu,
      maksud nya, syaikh tersebut membolehkan MENGIRIM PAHALA, hanya saja kalo dikhususkan pada hari ke 7, 14, 21 dst maka ini tidak boleh, karena ini termasuk ajaran hindhu

      adapun saya menggunakan jawaban syaikh ini karena, di atas sudah saya katakan, MENGIRIM PAHALA para ulama berselisih, antara sampai atau tidak pada almarhum, adapun pendapat yang mengatakan MENGIRIM PAHALA itu sampai, beliau juga melarang melakukannya pada hari ke 7, 14, 21 dst

      saya juga mempelajari pendapat ulama lain, dan hasil jawabannya pun sudah saya tulis di komentar saya di atas :)

      sebenarnya saya gak suka debat, karena ujung-ujungnya seperti di atas, oleh karena itu, pada tulisan di atas kotak komentar saya tulisankan "saya menolak debat kusir"
      adapun artikel ini, itu agar memberi pengetahuan pada masyarakat islam khususnya di nusantara, bahwa ajaran itu bukan bagian dari islam
      adapun mereka menerima atau tidak, itu terserah mereka

      karena menurut saya, mengingatkan kepada sesama muslim itu wajib, adapun mereka ikut atau tidak itu urusan mereka, yang penting kewajiban saya sudah terpenuhi ^__^

      Hapus
    6. sy coba menjawab pertanyaan dek brian: "kalo seandainya ada bid'ah hasanah, kenapa para para generasi islam tidak melakukannya?". Jadi berdasarkan pertanyaan tersebut, pemahaman sy mengenai generasi islam itu maksudnya sahabat-sahabat atau khalifah khalifah selepas wafatnya nabi Muhammad saw


      Pertanyaan itu sering kali dilontarkan bagi pihak yg menolak pembagian kategori bid'ah. Bukanlah disini tempatnya untuk menjelaskan pemahaman dan pendapat mereka untuk menjawab kenapa hal itu tidak dilakukan oleh generasi islam, karena sangat panjang dan sy juga cape untuk menulisnya :). Silahkan tanyakan pada ulama2 ditempat dek Brian yang melaksanakan tahlilan dan yasinan atau juga membaca referensi2 lainnya, tapi ingat jangan sampai menyinggungnya bila tidak sependapat.

      Sekali lagi, bagi kita yg tidak melaksanakan maulidan, yasinan, tahlilan harus menghormati orang muslim yang melaksanakan maulidan, yasinan, tahlilan. dan bagi yang melaksanakannya juga harus menghormati saudara mereka yang tidak melaksanakan. Sy sangat setuju sekali dengan komentar paragraf terakhir di atas. Meskipun kita tidak sependapat dengan pendapat orang lain, tp kita tidak perlu melakukan hal yang dapat menyinggungnya.

      akhir kata, terima kasih buat dek Brian yang sudah menanggapi komentar2 sy. Semoga apa yang dilakukan oleh dek Brian melalui tulisan2 di blog ini mendapat pahala dari Allah SWT

      Hapus
    7. saya sudah pernah menanyakannya, dan hasilnya pun sama seperti di atas, dan juga saya pernah di tuduh seperti halnya di atas ^_^

      aamiin

      dan semoga kita selalu dalam lindungan Allah, agar tidak keluar dari batasan syari'at
      aamiin

      Hapus
    8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    9. 1 saja yg hrs diambil, ikuti apa yg dulu Rosulullah shallallahu 'alaihi wasallam lakukan, dan tinggalkan apa yg Beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak lakukan.

      Dan ingat, baik bagi manusia blm tentu baik bagi Allah, begitu pula sebaliknya (Al Baqarah 216).

      Mengenai perbedaan ulama pasti ada. Namanya ulama juga manusia.

      Tapi kalo INGIN yg in syaa Allah baik bagi manusia juga baik bagi Allah, ya apa2 yg dilakukan Rosulullah shallallahu 'alaihi wasallam dulu tinggal kita ikuti.

      Dan apakah Rosulullah shallallahu 'alaihi wasallam dulu melakukan tahlilan ketika sahabat2 nya meninggal? Ternyata tidak.

      Kalo mau yang in syaa Allah benar menurut Allah, ya tidak perlu lakukan tahlilan.

      Hapus
  10. menarik untuk dicermati...
    manakala sebuah ibadah dilandasi dengan tuntunan Rasul
    .
    namun manakala "warisan leluhur" menjadi alasan
    untuk tetap melestarikannya
    ditambah lagi dengan kekhawatiran jika tidak melaksanakannya akan timbul "bala"
    hal ini tentunya menimbulkan tanda tanya
    .
    alasan apakah yang di gunakan untuk mengadakan "peringatan kematian", 7 bulanan, yasinan setiap 35 hari dan sebagainya ?
    jika alasannya adalah Rasulullah tidak melarangnya...
    maka jelas bagi saya, bahwa orang yang melaksanakannya tidak mendasarkannya pada tuntunan Rasul
    melainkan mendasarkannya pada "warisan leluhur"
    .
    apabila seseorang dengan mantap mengatakan bahwa Rasulullah tidak melarang hal itu, dengan menyebutkan dalil-dalilnya ( Al Quran dan Hadits )
    namun tidak menjelaskan hadits yang menjelaskan "tata caranya"
    tetaplah tidak bisa dikatakan lengkap
    .
    mengingat semua ibadah yang kita lakukan, sudah dengan jelas dan gamblang baik dalil maupun tata-cara pelaksanaannya
    saya ambil contoh ibadah Qurban
    dalam banyak hadits, tidak hanya disebutkan tentang "menyembelih binatang kurban"
    melainkan sampai detil-detil tata cara qurban dibahas
    begitupula dengan persyaratan hewan qurban, juga bukan sembarangan ( hewan qurban digantikan Ayam ? )
    semua muslim juga paham, bahwa ibadah Qurban dilaksanakan pada hari tertentu... yang kita juga paham ada ibadah yang mengiringinya
    ya... sholat Idul Adha
    .
    maka menjadi pertanyaan kita bersama
    jika Rasulullah sampai telitinya membahas ibadah sholat, qurban, aqiqah, haji, zakat dan sebagainya
    agar jangan sampai ummat bingung dengan "bagaimana cara melakukannya"
    dan agar ummat tidak salah dalam melaksanakannya
    ( salah melakukannya = ibadah ditolak )
    .
    lalu dengan entengnya kita mengatakan "Rasulullah tidak melarang peringatan kematian, 7 bulanan dan sebagainya"
    .
    ya... siap-siap untuk menjawab pertanyaan Allah di Akhirat

    BalasHapus
  11. sbnrnya mslh tahlilan ini dah d bahas ber-ulang2, dan masing2 yg melakukan dan menolakny punya dalil dan argumen sendiri2, jd alangkah baiknya kita saling menghormati pendapat masing2
    mengenai bid ah dah d jelaskan oleh imam syafii jg imam nawawi dan ulama2 yg lain, jd alangkah baiknya kl kita tdk saling menggugat

    BalasHapus
    Balasan
    1. tolong di baca komentar saya di atas, agar tidak terjadi kesalah fahaman ^_^

      Hapus
    2. intinya ibadah itu pendekatan terhadap apa yang kita yakini...

      Hapus
  12. 1.Allah maha pengasih lagi maha penyayang.
    2.Ummati... ummati... ummati... Betapa cinta nya rosulallah kepada umatnya.
    Sudah Jelas dari alquran dan hadist....
    Saya bukan orang soleh dan alim, masih banyak dosa,
    Andaikan yang saya lakukan salah menurut pak brian. Saya cuma punya landasan LAKSANAKAN PERINTAH NYA DAN JAUHKAN LARANGAN NYA.
    saya hanya bisa berserah diri pada allah.swt
    Allahu akbar.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. tolong di baca komentar saya di atas, agar tidak terjadi kesalah fahaman ^_^

      Hapus
  13. Disebuah desa di daerah Banyuwangi, terdapat seorang Kyai yang cukup disegani dan memiliki lembaga pendidikan dengan jumlah santri yang cukup banyak, sebut saja Kyai Fulan. Kyai Fulan, tampaknya kurang begitu puas dengan ilmu yang diperoleh dari berbagai pondok pesantren yang pernah ia singgahi waktu muda dulu. Dia mempunyai seorang putra yang ia gadang-gadang menjadi penggantinya kelak jika ia sudah menghadap Sang Pencipta.

    Sebagai calon pengganti si Anak -sebut saja Gus Zaid- ia ‘titipkan’ pada lembaga-lembaga pendidikan agama yang dibilang favorit di negeri ini. Dikatakan favorit, karena lembaga ini dikelola dengan manajemen yang rapi, dan moderen, juga ditangani oleh guru-guru yang ‘alim’ lulusan universitas-universitas di Arab Saudi, negara tempat Islam dilahirkan.


    Saat Gus Zaid masih dalam penyelesaian pendidikannya di lembaga favorit itu, Kyai Fulan wafat. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Gus Zaid pun diminta pulang oleh keluarganya.

    Seperti lazimnya adat kalangan NU, upacara pemakaman Kyai Fulan dilakukan dengan tradisi-tradisi yang indentik dengan kalangan nahdliyin. Ketika Gus Zaid sampai di rumah dan melihat acara pemakaman yang sedang berlangsung, ia kaget dan menahan amarah, karena semua acara yang dilaksanakan dianggapnya bid’ah. Tapi saat ini ia mampu bersabar.

    Saat seorang Kyai tetangga yang juga teman Kyai Fulan, –sebut saja Kyai Umar– memberikan sambutan atas nama wakil tuan rumah, ketika jenazah akan diberangkatkan, setelah bicara ini dan itu, ia menyampaikan bahwa nanti malam sampai malam ke-7 kematian Kyai Fulan akan diadakan acara tahlilan setelah maghrib. Mendengar hal itu, Gus Zaid yang semenjak kedatangannya sudah memendam amarah dan kebencian, tanpa ba bi bu, ia langsung menyambar mikrofon dari Kyai Umar dan berkata: “Tidak ada tahlil bagi bapakku malam nanti. Tahlil adalah bid’ah dan doa orang yang masih hidup untuk orang yang telah meninggal dunia tidak sampai, wa an laysa lil insani illa ma sa’a. Sekian terima kasih!”. Lalu ia berikan lagi mikrofon itu kepada Kyai Umar.

    Para pelayat tersentak kaget. Kyai Umar hanya tersenyum dan melanjutkan sambutannya. “Benar saudara-saudaraku sekalian, wa an laysa lil insani illa ma sa’a. Karena Gus Zaid sudah mengatakan demikian, maka nanti malam dan seterusnya tahlil tidak diadakan. Sekarang mari kita berdoa semoga Kyai Fulan di siksa dalam Kubur!. Semoga dosa-dosa tidak terampuni, semoga dia menjadi bahan bakar api neraka dan tidak pernah dimasukkan ke dalam Surga!”.

    Para pelayat serentak meneriakkan, “Amiiiiin!”.

    Gus Zaid: “?????”. “Kok mendoakan begitu untuk bapakku”.

    Kyai Umar dengan enteng menjawab: “Kan Allah berfirman, wa an laysa lil insani illa ma sa’a?”.

    Gus Zaid: Ya sudah nanti malam tahlilan…..!

    NB; maaf, jika orang yang tak paham pasti akan mengklaim kiayi kok mendoakan jelek, bukan itu maksud yg ingin saya sampaikan dan tekankan, disini saya akan menekankan, jika seandenya mendoakan yang baik-baikpun percuma, kan mereka menganggap do’a kita gak sampai( do’a samapai seribu kalipun gak akan sampai tho, kan mereka menyakini itu), itulah karena kedangkalan pemahaman syariah mereka, ayo ndo ngaji maleh,...ngaji maleh,…

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya dulu pernah mendengar cerita yang akhi bawa kan, hanya saja yang saya dengar itu terbalik dengan yang akhi bawa kan
      wallahu a'lam, mana yang benar

      di komentar atas sudah saya katakan, masalah mengirim pahala/do'a itu masalah khilafiyah, ada yang mengatakan sampai dan ada yang tidak
      akan tetapi yang mengatakan mengirim pahala/do'a itu sampai, beliau juga melarang acara tahlilan, karena bukan ajaran islam

      tolong di fahami lagi, agar tidak terjadi kesalah fahaman :)

      Hapus
  14. wah seru nih bang brian dan anonim. mengapa juga anda2 BERDEBAT. MASALAH KIRIM DOA, KIRIM PAHALA, ZIARAH MAKAM, TAWASUL, TABARUK DSB, FATWANYA DARI ULAMA 4 MAHZAB SUDAH TUNTAS BERABAD-ABAD LALU. KALAU TIDAK PERCAYA BUKA KITAB-KITAB FIKIH. TAPI MAAF, GOLONGAN YANG MENGAKU SALAFI/WAHABI AKHIR ZAMAN MENGUNGKIT-UNGKIT KEMBALI MASALAH INI DENGAN MAKSUD PEMURNIAN AJARAN ISLAM (TAUHID). SLOGAN YANG SELALU DIPAKAI GOLONGAN INI "KEMBALI KE AL-QUR'AN DAN AS SUNNAH". TAPI KAYAKNYA YANG DIMAKSUD KOK CUMA KEMBALI KE TERJEMAHAN SAJA (TERLALU TEKSTUAL). KMETODOLOGI ISTIMBAT HUKUMNYA KURANG KONSISTEN, JUSTRU BANYAK KONTRADIKSI KARENA TERLALU BANYAK HADIST YANG DIINGKARI (DIBUANG). BEDA DENGAN ORANG NU YANG MENGGUNAKAN METODE USHUL FIKIH YANG SUDAH MAPAN DAN ILMIAH. PENGUASAAN ILMU NAHMU, SOROF, MATIQ, BALAGHOG ORANG2 nu TERKESAN SANGAT DALAM, SEHINGGA PEMAKNAAN AYAT/HADIST DISAMPING ILMIAH JUGA BIL HIKMAH. DAN YANG PASTI, SEJAUH INI SAYA DAPATKAN SANGAT KONSISTEN. TOPIK TAHLILAN, TAWASUL, DBS YANG KITA ANGGAP TIDAK ADA DALILNYA TERNYATA DAPAT DIJELASKAN DENGAN MENGGUNAKAN DALIL YANG MEMUASKAN DAN ILMIAH. PERBENDAHARAAN DALIL ORANG2 NU TERNYATA SANGAT BANYAK, JUSTRU ORANG SALAFI/WAHABI SANGAT TERBATAS. KARENA ITU MEREKA SELALU BERANGGAPAN TIDAK ADA DALIL, PADAHAL TERNYATA ADA. SO, KETIKA DEBAT TERBUKA, ORANG YANG MENGAKU WAHABI/SALAFI BANYAK MATI KUTU KETIKA MENDENGAR PENJELASAN ORANG NU. SAYA SIH HANYA MENGAMATI SAJA DI BEBERAPA FORUM DISKUSI. DAN YANG MENARIK, ORANG-ORANG NU DAPAT MENGARTIKAN ARTI BID'AH JAUH LEBIH KOMPREHENSIF, ILMIAH DAN KONSISTEN DENGAN AYAT AL QUR'AN DAN HADIST LAIN DIBANDING ORANG WAHABI YANG TERKESAN HANYA TEKSTUAL DAN DIPAKSAKAN. MAAF JIKA SAYA MENYEBUT SALAFI/WAHABI DAN NU, KARENA SELAMA INI, DI INDONESIA KEDUA ORGANISASI ITU YANG PAHAMNYA SALING BERBENTURAN, DAN ORANG SALAFI/WAHABI SEJAUH YANG SAYA TAHU MEMANG SERING BERFATWA BID'AH DAN SEHAT TERHADAP AMALAN JAMAAH NU. YANG TERPENTING ADALAH PERSATUAN SESAMA MUSLIM, KARENA ITU SEMUA HANYA MASALAH KHILAFIAH.

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh jadi begitu ya bang.aney mau nanya nih bang,mengapa akhir akhir ini NU banyak yang menyesatkan ibnu taymiyyah.padaha setahu saya dari dulu.kiayi nu sering merujuk pada pendapat ibnu taymiyyah dalam tausiahnya.tapi belakangan ini banyak beredar artikel dari kalangan aswaja yang menyesatkannya.seiring dengan gencarnya dakwah salafy.apapun (sing penting ojo podo jotos jotosan yo mas)

      Hapus
    2. maaf mas anonim (26 Juli 2013 15.10), tolong di tabayun dulu, jangan asal copas ucapan orang lain,..

      karena belum tentu ucapan yang antum copas itu benar, jadi tabayun dulu ^_^

      Hapus
  15. sebagai rujukan, mari kita coba simak ceramah yg anti maulid dan tahlilan
    dan saya juga mohon link yang pro sama tahlilan dan maulid, trimkasih
    http://www.kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Zainal%20Abidin%20Syamsudin/Kupas%20Tuntas%20Maulid%20Nabi%20%2526%20Tahlilan

    BalasHapus
    Balasan
    1. afwan akhi, mungkin link nya bisa di ganti dengan yang lain, agar para penuntut ilmu bisa belajar juga, karena saya coba buka, tapi link eror/failed.

      ^_^

      Hapus
  16. Nabi memiliki beberapa anak, yang anak laki2 semua

    meninggal sewaktu masih kecil. Anak-anak perempuan

    beliau ada 4 termasuk Fatimah, hidup sampai

    dewasa.
    Ketika Nabi masih hidup, putra-putri beliau yg

    meninggal tidak satupun di TAHLIL i, kl di do'akan

    sudah pasti, karena mendo'akan orang tua,

    mendo'akan anak, mendo'akan sesama muslim amalan

    yg sangat mulia.

    Ketika NABI wafat, tdk satu sahabatpun yg TAHLILAN

    untuk NABI,
    padahal ABU BAKAR adalah mertua NABI,
    UMAR bin KHOTOB mertua NABI,
    UTSMAN bin AFFAN menantu NABI 2 kali malahan,
    ALI bin ABI THOLIB menantu NABI.
    Apakah para sahabat BODOH....,
    Apakah para sahabat menganggap NABI hewan....

    (menurut kalimat sdr sebelah)
    Apakah Utsman menantu yg durhaka.., mertua

    meninggal gk di TAHLIL kan...
    Apakah Ali bin Abi Tholib durhaka.., mertua

    meninggal gk di TAHLIL kan....
    Apakah mereka LUPA ada amalan yg sangat baik,

    yaitu TAHLIL an koq NABI wafat tdk di TAHLIL i..

    Semua Sahabat Nabi SAW yg jumlahnya RIBUAN,

    Tabi'in dan Tabiut Tabi'in yg jumlahnya jauh lebih

    banyak, ketika meninggal, tdk ada 1 pun yg

    meninggal kemudian di TAHLIL kan.

    cara mengurus jenazah sdh jelas caranya dalam

    ISLAM, seperti yg di ajarkan dalam buku2 pelajaran

    wajib dr SD - Perguruan tinggi. Termasuk juga tata

    cara mendo'akan Orang tua yg meninggal dan tata

    cara mendo'akan orang2 yg sdh meninggal dr kaum

    muslimin.

    Saudaraku semua..., sesama MUSLIM...
    saya dulu suka TAHLIL an, tetapi sekarang tdk

    pernah sy lakukan. Tetapi sy tdk pernah mengatakan

    mereka yg tahlilan berati begini.. begitu dll.

    Para tetangga awalnya kaget, beberapa dr mereka

    berkata:" sak niki koq mboten nate ngrawuhi

    TAHLILAN Gus.."
    sy jawab dengan baik:"Kanjeng Nabi soho putro

    putrinipun sedo nggih mboten di TAHLILI, tapi di

    dongak ne, pas bar sholat, pas nganggur leyeh2,

    lan sakben wedal sak saget e...? Jenengan Tahlilan

    monggo..., sing penting ikhlas.., pun ngarep2

    daharan e..."
    mereka menjawab: "nggih Gus...".

    sy pernah bincang-bincang dg kyai di kampung saya,

    sy tanya, apa sebenarnya hukum TAHLIL an..?
    Dia jawab Sunnah.., tdk wajib.
    sy tanya lagi, apakah sdh pernah disampaikan

    kepada msyarakat, bahwa TAHLILAN sunnah, tdk

    wajib...??
    dia jawab gk berani menyampaikan..., takut timbul

    masalah...
    setelah bincang2 lama, sy katakan.., Jenengan

    tetap TAHLIl an silahkan, tp cobak saja

    disampaikan hukum asli TAHLIL an..., sehingga

    nanti kita di akhirat tdk dianggap menyembunyikan

    ILMU, karena takut kehilangan anggota.., wibawa

    dll.

    Untuk para Kyai..., sy yg miskin ilmu ini,

    berharap besar pada Jenengan semua...., TAHLIL an

    silahkan kl menurut Jenengan itu baik, tp sholat

    santri harus dinomor satukan..
    sy sering kunjung2 ke MASJID yg ada pondoknya.

    tentu sebagai musafir saja, rata2 sholat jama'ah

    nya menyedihkan.
    shaf nya gk rapat, antar jama'ah berjauhan, dan

    Imam rata2 gk peduli.
    selama sy kunjung2 ke Masjid2 yg ada pondoknya,

    Imam datang langsung Takbir, gk peduli tentang

    shaf...

    Untuk saudara2 salafi..., jangan terlalu keras

    dalam berpendapat...
    dari kenyataan yg sy liat, saudara2 salfi memang

    lebih konsisten.., terutama dalam sholat.., wabil

    khusus sholat jama'ah...
    tapi bukan berati kita meremehkan yg lain.., kita

    do'akan saja yg baik...
    siapa tau Alloh SWT memahamkan sudara2 kita kepada

    sunnah shahihah dengan lantaran Do'a kita....

    demikian uneg2 saya, mohon maaf kl ada yg tdk

    berkenan...
    semoga Alloh membawa Ummat Islam ini kembali ke

    jaman kejayaan Islam di jaman Nabi..., jaman

    Sahabat.., Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in
    Amin ya Robbal Alamin

    BalasHapus
  17. Setuju banget dengan PULSA MURAH , mendoakan orang yang sudah mati terlebih kepada orang tua / saudara sangat dianjurkan .. akan tetapi saya sering sedih melihat saat keluarga si mayit mengadakan segala upaya agar bisa memberi makan kepada orang-orang yg datang tahlilan meski mereka bukan termasuk keluarga yang berkecukupan ...
    Bukankah kita yang seharusnya yang meringankan beban mereka , bukan kita yang membebani mereka ...
    kalo toh ada sebagian tetangga yang memberikan sumbangan berupa bahan makanan .. apakah "kewajiban" memberi makan tetangganya saat kesusahan adalah suatu kebaikan ..

    BalasHapus
  18. Menarik untuk ditinjau, dari awal pembahasan sampai dengan semua komentar saya baca.

    Itu menambah pengetahuan yang saya miliki.

    Intinya hanya satu, saya menghargai perbedaan pendapat sesama umat Islam.

    Salam :)

    BalasHapus
  19. Pada intinya pembuat blog ini sengaja mempropokasi umat islam, karena membuat judul dan isinya tidak sama, Nabi Muhammad sendiri tidak pernah mengajarkan hal seperti itu. jadi saudara Brian sengaja membuat umat ialam yang lain terprovokasi.
    Untuk lebih jelasnya silahkan saudara2 kunjungi video ini : http://www.youtube.com/watch?v=eHQB_7ET2aM

    BalasHapus
  20. yANG JELAS ITU LADANG BISNIS MAS BRO....BAGI PARA PELAKU IMAM TAHLIL,sebagaimana Ziarah Walisongo sekarang kan sudah menjadi bagian dari bisnis tour & travel mereka....makin banyak pengikut makin banyak dapat Vi.....Padahal tujuan ziarah untuk mengingat kematian itu sendiri
    TENTULAH GAK AKAN TERIMA,SEKALIPUN ANDA KASIH DALIL SMUA AYAT ALQUR`AN,BUKANKAH DULU SUDAH BANYAK TERJADI PADA JAMAN JAHILIYAH?SEKALIPUN DITURUNKAN 1000 MALAIKAT MEREKA akan kokoh dg pendiriannya,kita doakan saja semoga mendapat hidayah Alloh swt dan terbuka hatinya.........
    yang jelas tugas nabi hanya menyampaikan,patuh,tidak patuh selanjutnya terserah anda2....(kaya iklan rexona saja)

    BalasHapus
  21. Apakah ibadah kita pasti diterima Allah. Belum tentu diterima saja sudah merasa paling benar.... Kalau selalu ikut jaman nabi kemana2 jalan kaki atau pakai unta jangan pakai motor dan kendaraan sekarang nanti jadi bid'ah. Sudahlah jangan berdebat,semua itu sama di hadapan Allah...yang tau amal kita diterima atau tidak hanya Allah... Okee

    BalasHapus
  22. mas anonim 29 sept'13...setau sy syarat ibadah yg diterima adl niat yg ikhlas dan cara ibadahnya sesuai tuntunan Alloh dan rosulnya...jg ttg pengeritian bid'ah itu setau sy ada 2 arti...arti scr bahasa dan arti scr istilah...scr bhs mmg sesuatu yg baru yg sblmy ga ada mjd ada tp scr istilah yaitu sesuatu yg baru dlm urusan agama islam (ibadah/ubudiah) yg belum pernah ada diajarkan rosul, shahabat dan tabiin dan skrg mjd ada. jd...jgn ibaratkan jln kaki dg pake motor sama dg bahasan yg lg dibahas diatas dong...OK? Utk ikhwah yg menanggapi artikel akhi brian....Semua komentar antum benar (menurut antum)....tp cobalah kita kembali rujuk sprti arahan Qur'an...bila diantara kalian berselisih ttg agama kalian maka kembalikan kepada kitabulloh dan sunnah rosulnya (menurut pemahaman salaful ummah)...niscaya tdk ada lg debat2 yg ga perlu...Ingatlah bahwa setan akan masuk kedalam diri setiap insan melalui aliran darah....maka byk2lah beristighfar dan mohon perlindungan Alloh dr godaan setan la'natulloh'alaih...Barokallohu fiikum...

    BalasHapus
  23. Mari kita banyak-banyaklah berdo'a dengan doa yg telah diajarkan Rosululloh SAW...."Allohumma arinal haqqo haqqo warzuqnat tiba'ah wa arinal bathila bathila warzuqnat tinabah"....Semoga do'a ini bisa membimbing hati kita selalu meniti dijalan alhaq...walaupun pahit rasanya dan walupun seorang diri....Barokakllohu fiikum.

    BalasHapus
  24. Andaikan kita puas dengan Al-Quran dan Al hadist....kita tak perlu berdebat yang tidak perlu.....karena sudah sempurna...al yaumalakmatu lakum..dst....Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah: 3).....rosuulullah bersabda...laisa min 'amalin yuqoribu jannata ila qot amartukum bihi wa liasa min 'amalin yuqoribu nar ila qot haitukum ;anh...tidaklah suatu amalan memasukkan org ke dalam surga pasti telah aku perintahkan dan tidaklah suatu amalan memasukan orang kedalam neraka pasti telah aku larangnya...yang setuju angkat tangan....kalo nabi ndak melakukan ya gak usah dilakukan ketimbang berdebat hadist sokeh gitu saja kok repot..

    BalasHapus
  25. cara jawabnya mudah saja...
    Membaca surat Yasin itu boleh tapi Yasinan ga boleh..
    Berarti sama aja dgn sikap kalian seperti:
    Sholat Jum'at Boleh tapi Jum'atan ga Boleh...
    Coba pikirkan baik-baik

    BalasHapus
  26. intinya ISLAM itu mudah kok, yang ada perintahNya dikerjakan, yang ga ada ga usah diada2kan..

    BalasHapus
  27. iiih.. tiwas saya kLik, ternyata isi bahasan berbeda bahkan KONTRA dengan juduLnya. Saya merasa tertipu!! Maksud saudara ini apa..

    BalasHapus
  28. sabar saja mas brian al huda saya juga sepaham dengan mas posting itu, jangan terprovokasi omongan yang mengganggap kita wahabi, atau apa saja. yang namanya membawa kebenaran pasti dihujani kritik pedas dari yang tidak sepaham dengan kita..

    BalasHapus
  29. kalau tahlilan dan yasinan bisa ngirim doa ke mayit, kita mabuk mabukan aja nanti dosanya kita kirim ke abu jahal dan abu lahab hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bang sblumnya ane mnta maaf soalnya ane blm bgtu Ngrti dlm ilmu Agama, ane mau tnya:
      Emang bisa ya Ngirim Dosa ke Org yg Ud Mninggal Dunia ???

      Hapus
  30. Mas BrOo... sblmnya ane mnta maaf ya.
    ane kan Org sdkit ilmu n pengalaman.

    ane mau Tnya:
    ~ada ga Dalil Naik Motor dan Dalil Naik Pesawat terbang ???

    siapa aja blh jwb prtnyaan saya, itung" Brbagi ilmu pngtahuan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mana ada dalil naik motor dan naik pesawat itu urusan duniawi bukan urusan ibadah.. Kalau ibadah...harus ada dalilnya..klu semua yg dianggap baik itu benar... Solat subuh tambahin ajah jd 10 rokaat.. Sulat duhur 12 rakaat dst... Solat khan baik.. Doa.. Tp jadi tidak benar kalu tidak merujuk kepada dalil.. Al quran dan sunnah..

      Hapus
  31. Assallamuaialikum WW, Maaf saya hamba dhaif meu bertanya, apakah boleh menyebut Kitab suci agama lain selain ISlam sebagai DALIL, saya tau akhirnya kalau maksud judul artikel ini hanya untuk menarik orang untuk membaca, tapi sekali lagi apakah pantas dikatakan dalil selanjutnya yang disajikan adalah Kitab agama lain, Mohon pencerahan pada sang ahli agama Islam "Bryan Huda"

    BalasHapus
  32. saya sangat menghargai klo mas brian mengganggap tahlilan atau slametan itu dari hindu... tapi ada aspek perbedaan nyh mas... salah satunyh : 1.perayaan 3.7.40.100 hari dalem slametan yg dilaksanakn umat islma di indo ngga harus and ngga pasti di hari yang pas... and ngga ada hukuman atau efek negatif nyh sebagaimana diyakini oleh orang yang tahlilan atau slametan... sedangkan di akaran hindu di wajibkan dan mempunyai efek negatif bagi penganut yang mempercayainya.... 2.dalam tahlilan dan slametan makanan yg di suguhkan bukan hanya dari pihak keluarga atau ahli waris...tapi kebanyakan dari masyarakat tetangga dan saudara saudara yg jauh dari kota dan desa lain kadi ikut hadir mendoakan mayit. 3.didalam tahlilan atau slametan umat islam di indo kita minta ke "الله" bukan ke tuhan orang hindu.... 4.di dalem tahlilan dan slametan isinyah doa dan ayat2 al quran bukan jejampih orang hindu.... 5.hidangan dalam tahlilan tidak selalu ada dan ngga harus nasi tumpeng... kadang ada yg cuman di kasih air putih aqua sebagai penghormatan kepada orang yg sudah mau ikut mendoakan mayit ke pada alloh supaya di mudahkan urusan qubur dan akhirat nyh... 5.mungkin mas lebih tau tentang tradisi hindu dan islam dalem tahlilan dan lebih bisa membedakan nyh... jadi paham saya klo tahlilan atau slametan ngga sama dengan tradisi hindu itupun klo emang bner2 dari hindu... okelah mungkin hari2 nyh sama tapi apakah "isi", "maksud" , dan "kepada siapa meminta" itu sama...? tentunyh beda kan yah mas... ? nah sama juga dengan begini : orang islam sholat di gedung yang bertembok,bertiang dan atap nyah.... orang hindu juga sama.... apa jangan2 kita ngikutin tradisi hindu juga selama ini karena mereka lebih dulu di indo...? kan sama2 "ibadah".... untuk memberikan makanan bagi penta'ziah ulama syafi'i pertama menyatakan "bidatun ghoiru mustahabbah" (bidah yg tidak ada kesunnahannya atau tdk di sukai) ini di nyatakan di majmu syarah muhazzab penjelasan pas ta'ziah lebih dikit.... kemudian pernyataan hukum tersebut dalam kitab tuhfahtul muhtaj dan nihayah muhtaj di ungkapkan bahwa "tuan rumah ngasih mkan penta'ziah dan mengundang org untuk datang kumpul" termasuk bidatun "makruha"... kemudian dalam fiqh islam wa adillatuhu lebih mendetailkan pernyataan hukum nyh sebagai berikut : hal tersebut hukum nyh "makruh" dan termasuk bid'ah madzmumah atau semacam nyh... tapi klo dengan adanya slametan atau tahlil bisa mengundang keluarga yg jauh maka hal tersebut boleh... demikan beliau katakn...smuanyh ada di bab ta'ziah mungkin klo hlman and juz bisa beda tergantung percetakn and penerbit.... saya rasa prof.hasby assidqy pun berpendapat sama bahwa hal tersebut adalh bid'ah madzmumah yg makruh..tpi tidak ada satupun qoul yg memberikan hukum "haram"... kecuali jika slametan pke uang ahli waris yg blum baligh baru haram... tapi jarang sya temuin yg kya bgtuh mas... dan dalam adab syar'i karangan ulama hanabilah mengatakan "la yanbaghi huruj an adatil ummat illa idza kana haraman" (tidak sepantasnyh keluar dari tradisi mayarakat setempat kecuali jika haram)...ringkas paham saya mas : tahlil dan slametan ngga sama dengan tradisi hindu.. sya sepakat sama mas kalo ngundang orang and tuan rumah ngasih makan dengan maksud mengungkit ungkit kesedihan atau semacam nyah itu termasuk "bid'ah madzmummah"... saya tidak sepakat klo mas mengharamkan tahlilan atau selametan baik dengan alasan bid'ah atau dengan alasan tasyabuh dengan hari juma tradisi jahiliah karena haqiqat nyh tidk lah sama... nah... sebelum nyah saya sudah sangt menghormati pandangan mas kadi saya mohon mas juga menghormati paham saya... dan tidak mengkafirkan saya karena mas bukan wahabiah seperti yg udah mas bilang di atas and saya masih beraqidah islam.... and saya ngga asal taqlid seperti pesen mas di bagian bawah blog mas.... semoga paham saya ngga disamakan dengan gonggongan anjing seperti pesen mas di bawah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau itu baik pasti Rosulullah Muhammad SAW sudah mengerjakannya" bagaimana dengan pembukuan Al Quran, pembukuan Hadits. Semuanya baik tetapi tidak dilakukan Rosulullah SAW. Kesimpulannya berarti masih terbuka kreativitas baik untuk berdakwah termasuk tahlilan, nujuh bulanan, yasinan

      Hapus
    2. AS. BAPAK BEDAKAN PERKARA DUNIA DENGAN AGAMA,

      Hapus
  33. Itulah pintarnya para Wali/sunan kita, menggunkan media adat dan budaya dan tradisi ajaran hindu, untuk mengislamkan kaum hindu. coba bayangkan jika dahulu para wali kita menyebarkan agam Islam ini dengan budaya arab ? apa yang terjadi tentu terjadi pertentangan, penolakan dan bahkan terjadi pembunuhan, dan tentunya penyebaran agama Islam tidak tercapai di nusantara ini. Kalau Mr brian seorang Ulama yang baik dan benar selain dia menguasai ilmu Agama, dia juga harus menguasai ilmu lainnya yang bisa menunjang untuk mendekatkan kepada Alloh, seperti ilmu bahasa dan budaya, sehingga dalam penyebaran Agama bisa tercapai, saya bertanya sama Anda ? seorang ulama yg menurut anda Hebat dan pintar yang berada di timur tengah sana, apa bisa menyebarkan agama Islam dengan maksimal kalau dia hanya berbicara dengan bahasa Arab.kalau begitu berdoa dengan bahasa Indonesia termasuk Bid'ah karena Rasulluloh tidak pernah mengajarkan berdoa dengan bahasa indonesia. Islam itu sangat menghormati budaya dan sangat toleran, dan kita boleh menggunakan budaya tersebut asal tidak melanggar Syariat-syariat Islam, dan budaya tersebut justru lebih mendekatkan diri dengan sang Kuasa

    BalasHapus
  34. Mas bro' jaman rosu ada tahlilan segala macam? Bisa bisa umat islam dibantai sama orang kafir' mou dzikir suara terdengar’' habislah islam pada dibunuh musuh;;; kita""" sudah enak"" gak ikut menyebarkan islam" gak ikut brrjibaku" yg ada islam sama islam saling debat" coooba gak ada wali9... kapan masuknya islam ke indonesia... naik haji pake onta dari dari indonsia ke mkkah al mukaromah meureun

    BalasHapus
  35. Mas Tohidin, coba dibaca lagi sejarah rasul. Setelah fathu makkah, ummat islam berjaya dan islam menjadi penguasa makkah & madinah. Kaum kafir tidak lagi punya kekuatan menghantam islam justru mereka berbonong2 masuk Islam. So, siapa berani menghantam nabi klo beliau emang tahlilan?

    Cukuplah perkataan imam Malik : apa-apa (ibadah) yang tidak ada pada jaman Rasulullah, maka hari ini itu bukanlah ajaran beliau.

    Buat mas Brian, teruslah berdakwah dan berjuang. mari kita pegang bersama-sama bara api syariah. Barokallaahu fii kum

    BalasHapus
  36. Allah telah menurunkan semua petunjuk untuk beribadah kepada-Nya lewat Rasulullah. Tidak perlu ditambah, jangan pula dikurangi. Ditambah akan menjadi bid'ah, dikurangi akan menjadi batal. Dua-duanya tidak diterima dan sia-sia.

    BalasHapus
  37. Dalil utama larangan bid'ah :
    1. Ayat Qur'an : “Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu dan telah kuridhoi Islam itu sebagai agamamu.” (QS. Al Maidah 3)

    2. Hadits Rasulullah (sholallahu 'alaihi wasallam) :
    - “Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)
    - Ucapan beliau SETIAP memulai khutbah : Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867)

    3. Perkataan Sahabat (sebagai penjelas) :
    - Ibnu Mas'ud menegur orang-orang yang melakukan dzikir yg tidak diajarkan Rasulullah. Orang-orang itu kemudian berkata : “Wahai Abu ‘Abdirrahman, kami tidaklah menghendaki kecuali kebaikan”. Ibnu Mas’ud menjawab : “Betapa banyak orang yang menghendaki kebaikan namun ia tidak mendapatkannya"
    - Ibnu Umar : “Setiap bid’ah adalah sesat, meskipun orang-orang memandangnya sebagai satu kebaikan (bid'ah hasanah) [Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Al-Madkhal no. 19; sanadnya hasan].

    BalasHapus
  38. Sekedar ikut nimbrung meskipun tidak mengerti karena saya sangat awam...
    Janganlah saling berfatwa jika kita bukan ahlinya jika hal itu bisa melukai orang lain,saling provokasi bahkan dikawatirkan sebabkan perpecahan diantara umat ISLAM atau negara tercinta ini.Kelak tentunya semuanya akan dimintai pertanggungjawabnya.
    Mending berfikir,berbuat,bersikap dan jalankan halhal yang jelas dan baik,bahkan baik menurut siapa saja misalnya menjadi motor bersedekah,gotongroyong atau hal lain dimana saja tentang duniawi dengan niat ibadah karena Alloh tanpa meninggalkan hak dan kewajibanya kepada Alloh dan keluarganya masing2.....
    Salam damai semuanya dan janganlah bawa-bawa nama ormas,institusi atau golongan apapun jika kita tidak punya otoritas yang diakui keabsahannya oleh institusi tersebut..

    BalasHapus
  39. Assalamu'alaikum..
    Bismillah sblmnya ijin dulu ama adminnya permisi mas mau posting..
    kalo ane simpel aja dlm masalah ibadah ngikut manusia manusia yg sudah di jamin masuk surga aja..kalo beliau2 yg dah dpt jaminan surga melakukan ane ikut mlakukan kalo enggak ya ngikut enggak,krn pasti yg mreka lakukan pasti baik n benar kan dah dpt jaminan surga..matur suwun,maaf bila ada salah pd kawan semua,,

    BalasHapus
  40. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  41. untuk wacana

    http://shufi-indonesia.blogspot.com/2014/11/tahlilan-menurut-ajaran-di-mta-bidah.html

    BalasHapus
  42. Imam Syafi’i rahimahullah dalam kitab al-Umm berkata:
    “…dan aku membenci al-ma’tam, yaitu proses berkumpul (di tempat keluarga mayat) walaupun tanpa tangisan, karena hal tersebut hanya akan menimbulkan bertambahnya kesedihan dan membutuhkan biaya, padahal beban kesedihan masih melekat.” (al-Umm (Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1393) juz I, hal 279)

    Namun ketika Islam datang ke tanah Jawa ini, menghadapi kuatnya adat istiadat yang telah mengakar. Masuk Islam tapi kehilangan selamatan-selamatan, beratnya seperti masyarakat Romawi disuruh masuk Nasrani tapi kehilangan perayaan kelahiran anak Dewa Matahari 25 Desember.

    Dalam buku yang ditulis H Machrus Ali, mengutip naskah kuno tentang jawa yang tersimpan di musium Leiden, Sunan Ampel memperingatkan Sunan Kalijogo yang masih melestarikan selamatan tersebut:“Jangan ditiru perbuatan semacam itu karena termasuk bid’ah”. Sunan Kalijogo menjawab: “Biarlah nanti generasi setelah kita ketika Islam telah tertanam di hati masyarakat yang akan menghilangkan budaya tahlilan itu”.

    Dalam buku Kisah dan Ajaran Wali Songo yang ditulis H. Lawrens Rasyidi dan diterbitkan Penerbit Terbit Terang Surabaya juga mengupas panjang lebar mengenai masalah ini. Dimana Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Gunungjati dan Sunan Muria (kaum abangan) berbeda pandangan mengenai adat istiadat dengan Sunan Ampel, Sunan Giri dan Sunan Drajat (kaum putihan). Sunan Kalijaga mengusulkan agar adat istiadat lama seperti selamatan, bersaji, wayang dan gamelan dimasuki rasa keislaman.
    Sunan Ampel berpandangan lain: “Apakah tidak mengkhawatirkannya di kemudian hari bahwa adat istiadat dan upacara lama itu nanti dianggap sebagai ajaran yang berasal dari agama Islam? Jika hal ini dibiarkan nantinya akan menjadi bid’ah?” Sunan kudus menjawabnya bahwa ia mempunyai keyakinan bahwa di belakang hari akan ada yang menyempurnakannya. (hal 41, 64)

    Pada tahun 1926 para ulama Indonesia bangkit dengan didirikannya organisasi yang diberi nama "Nahdhatul Ulama" yang disingkat NU. Pada muktamarnya di Makasar NU mengeluarkan suatu keputusan yang antara lain :
    "Setiap acara yang bersifat keagamaan harus diawali dengan bacaan tahlil yang sistimatikanya seperti yang kita kenal sekarang di masyarakat".


    Dengan sudah mengetahui sejarah lahirnya tahlilan dalam upacara kematian yang terurai diatas, maka kita tidak akan lagi mengatakan bahwa upacara kematian adalah ajaran Islam, bahkan kita akan bisa mengatakan bahwa orang yang tidak mau membuang upacara tersebut berarti melestarikan salah satu ajaran agama Hindu. Orang-orang Hindu sama sekali tidak mau melestarikan ajaran Islam, bahkan tidak mau kepercikan ajaran Islam sedikitpun. Tetapi kenapa kita orang Islam justru melestarikan keyakinan dan ajaran mereka.

    Tak cukupkah bagi kita Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yg sudah jelas terang benderang saja yang kita kerjakan. Kenapa harus ditambah-tambahin/mengada-ada.

    Mudah-mudahan setelah kita tahu sejarah lahirnya tahlilan dalam upacara kematian,kita mau membuka hati untuk menerima kebenaran yang hakiki dan kita mudah-mudahan akan menjadi orang Islam yang konsekwen terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya.

    Na'udzu billahi mindzalik

    BalasHapus
  43. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  44. Ahlussunnah wal jamaa'ah itu ialah golongan yang berpegang teguh dengan apa yang dipegang Rosulullah saw dan sahabat. Nah kenduri itu pegangan siapa? Yang jelas bukan ajaran atau pegangan Rosulullah saw dan sahabatnya. Masih patutkan yang melaksanakan kenduri itu disebut atau mengaku Ahlussunnah wal jamaa'ah.
    Mazhab Syafi'i diseluruh dunia yang melaksanakan kenduri hanya di asia tenggara, terkhususnya Indonesia.

    BalasHapus
  45. orang tidak tau akar sejarah, coba golongan kalian yang berdakwah pada masa itu, saya berkeyakinan nusantara indonesia tidak akan berislam seperti sekarang ini.

    BalasHapus
  46. Maf tmn2 sesama islam,sya ikut komen, menurut sya peringatan kematian trs adalah tdk sesuai dg yg di ajarkan nabi, nabi tdk pernah melakkuannya, jd klw menurut sya jgn dilakukan, hadist atau al quran tdk ada ajaran tentang peringatan kematian hari ke brp2, lebih baik ikuti saja apa yg sdh di ajarkan, baik jaman skrg dg jaman dulu memang berbeda tp menurut saya peringatan kematian tdk harus dilakukakn contohlah nabi,nabi tdk pernah melkukan hal tsb.

    BalasHapus
  47. Sedikit-sedikit minta dali, sedikit-sedikit minta dalil,..
    Ini dalil tahlilan/maulidan/yasinan/7 bulanan/selamatan,..
    1. Dalil pengkhususan waktu selamatan kematian (1 hari, 3 hari, 40 hari dan seterusnya).
    “Termashurlah selamatan yang diadakan pada hari pertama, ketujuh, empat puluh, seratus dan seribu"
    (Kitab Manawa Dharma Sastra Weda Smerti hal. 99, 192, 193).

    Perintah penyembelihan hewan pada hari tersebut:
    “Tuhan telah menciptakan hewan untuk upacara korban, upacara kurban telah diatur sedemikian rupa untuk kebaikan dunia.”
    (Kitab Panca Yadnya hal. 26, Bagawatgita hal. 5 no. 39).

    Perkataan Ulama:
    “Upacara selamatan untuk memperingati hari kematian orang Jawa hari ke 1, 7, 40, 100, dan 1000 hari, jelas adalah ajaran Hindu”
    (Ida Bedande Adi Suripto laknatullah 'alaihi,lihat kitab “Nilai-nilai Hindu dalam budaya Jawa”).

    2. Dalil selamatan (kenduri/kenduren):
    “Sloka prastias mai pipisatewikwani widuse bahra aranggaymaya jekmayipatsiyad aduweni narah”. “Antarkanlah sesembahan itu pada Tuhanmu Yang Maha Mengetahui”. Yang gunanya untuk menjauhkan kesialan"
    (Kitab sama weda hal. 373 no.10).
    a. Dewa Yatnya (selamatan) Yaitu korban suci yang secara tulus ikhlas ditujukan kepada Sang Hyang Widhi dengan jalan bakti sujud memuji, serta menurut apa yang diperintahkan-Nya (tirta yatra) metri bopo pertiwi.
    b. Pitra Yatnya Yaitu korban suci kepada leluhur (pengeling- eling) dengan memuji yang ada di akhirat supaya memberi pertolongan kepada yang masih hidup.
    c. Manusia Yatnya Yaitu korban yang diperuntukan kepada keturunan atau sesama supaya hidup damai dan tentram.
    d. Resi Yatnya Yaitu korban suci yang diperuntukan kepada guru atas jasa ilmu yang diberikan (danyangan).
    e. Buta Yatnya Yaitu korban suci yang diperuntukan kepada semua makhluk yang kelihatan maupun tidak, untuk kemulyaan dunia ini.
    (kitab Siwa Sasana hal. 46 bab ‘Panca maha yatnya’ dan pada Upadesa hal. 34).

    SEMUA INI BUKAN HADIST DAN BUKAN FIRMAN ALLAH. MN PERINTAH ALLAH, MN PERINTAH NABI UNTUK MELAKUKAN PERINGATAN KEMATIAN HARI , 1,2,3,4 DAN 1JT?

    BalasHapus
  48. Judul dan isi tidak sama...
    Itu yg saya tangkap dari artikel ustadz di atas. Di zaman Rosul tidak ada yg berani menjudge kafir selama ia masih bersyahadat, bahkan kpd non muslim pun Rosul dan para sahabat ttp bersikap baik, tanpa cela mencela. Kalaupun ustadz Brian merasa ustadz Brian sudah benar dan tdk sesat, alangkah lebih bijaknya tidak ikut campur ritual ibadah orang lain atau mengurusi ke"sesat" an orang lain hnya krn masalah selamatan dan bid'ah" lainnya. Dosa ditanggung sendiri" utk apa anda ikut menjudge sesama muslim yg bisa saja masih awam, muallaf, atau proses belajar? Innamal a'malu binniat wainnamalikullimriin maanawa.

    Ingat, Islam itu rahmatan lil alamin, bukan rahmatan ala muslim? Bukan juga rahmat hanya utk 1 golongan muslim saja.
    Tak perlu repot" mengurus agama lain, lakum diinukum waliyadiin... atau repot" mengurus "kesesatan dan dosa bid'ah" orang lain. Coba cermati ayat ini : WALANA A’MALUNA WALAKUM A’MALUKUM WANAHNU LAHU MUKHLISHUN...artinya : Dan bagi kami amalan kami dan bagi kamu amalan kamu. Dan kami itu adalah orang yang ikhlas.

    I’MALUU ‘ALAA MAKAANATIKUM INNIE ‘AAMil... Hendaklah kamu mengamalkan menurut tempat keyakinanmu. Sesungguhnya kamipun mengamalkan menurut tempat keyakinan kami.

    Ustadz, klopun dgn media selamatan yg sering dilakukan "para muslim bodoh", itu bid'ah, tak ada bedanya jg ceramah, tereak" dan menjudge lewat medsos. Yang ada hanya bikin ilfil.

    Sekarang ini lebih berarti praktek daripada teori. Buktikan jk aqidah ustadz bener" lurus, dengan cukup tdk tambah "memanas"i hal khilafiyah seperti ini. Toh manusia masuk surga bukan dinilai dari masa lalu dan masa sekarangnya yg "sesat krn bid'ah gara" selamatan dan maulidan, tpi lebih bagaimana dia meninggal, dgn cara husnul atau suul. Jgn terlalu mengklaim diri adalah paling benar, sbb kita jg tak tau bagaimana akhir kehidupan kelak saat menemuiNya.

    Jadilah orang yg bisa merasa, bukan malah jd orang yg merasa bisa.

    BalasHapus
  49. Oh oya, 1 lagi...
    Dalam menyimpulkan sesuatu hal, hendaknya bisa berfikir secara obyektif, banyak baca literatur, banyak bergaul dengan "yang berbeda golongan", hindari perasaan : saya paling benar, jangan terlalu fanatik takliq buta terhadap 1 golongan, guru atau ustadz tertentu saja, dll.
    Sbb jika ternyata mereka tak sesempurna yg kita bayangkan, rasanya sakit loh.
    Cukup Alquran dan Sunnah saja jadi pedoman, terutama dlm hal tutur kata, tulisan dan perbuatan sbb semua akan dipertanggungjawabkan.

    Juga ttg bahasan walisongo, coba perbanyak cari literatur yg tidak "berat sebelah", literatur yg free dan obyektif. Siapa itu walisongo, seperti apa asal usulnya, darimana mereka, dan apa hubungannya dengan para saudagar Islam yg katanya di atas tadi, Islam dibawa oleh para saudagar Islam, bukan oleh walisongo.

    Bagaimanapun jg, jika dengan cara ustadz Brian di atas berdakwah di Indonesia, dengan menyamaratakan berdakwah ala negara Islam, sy rasa tidak akan pernah diterima oleh negara ini. Bagaimanapun juga, asal usul Indonesia ini adalah negara hindu budha, bukan negara Islam. Jika walisongo berdakwah ala kejawen utk menarik simpati masyarakat Indonesia yg backgroundnya dari hindu budha saja dianggap sesat krn tidak dilakukan di zaman Rosul, berarti adanya mushaf, adzan, juga ngoceh di blog termasuk bid'ah juga krn toh jg tak ada dilakukan di zaman Rosul. Jika anda menjawab itu cm media krn perkembangan teknologi, tak ada bedanya jg kan dgn media ala sunan Kalijaga itu di zamannya? Toh semua amalan itu tergantung niatnya.

    Beruntunglah kita saat ini Islam sudah tersyiar secara baik di negeri ini tidak seperti negara" Arab akhir" ini dimana hanya krn cara dakwah yg terlalu ekstrim, masyarakat yg jadi korban. Silahkan dibuka juga ensiklopedi keadaan negara" Arab saat ini utk menambah wawasan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Assalamualaikum
      Setuju banget Neng
      Gini aja adakah jaminan kita mati masuk surga sekalipun kita merasa yakin paling nyunnah
      Rupanya saudara kita ini lupa akan peringatan Alloh SWT dalam al Qur'an tentang larangan menghina,mengejek,mencela orang lain apalagi itu sesama muslim karena bisa jadi yang dicela dan diejek itu lebih baik dari yang mencela di sisi Alloh.
      Saya sudah lihat profilnya Ustadz Brian maaf banyak ustadznya diantaranya kami tahu terutama kalangan NU seperti Ustadz Firanda adalah ustadz faham Wahabi. Kl dibilang ga mau pengikut wahabi namun pola pikir dan cara dakwahnya sperti wahabi berarti dia...Wahabi.
      Seandainya kita tahu asbabun nuzul ayat "Inna akromakum indallohi atkokum" niscaya kita akan menangis menyesali diri dan runtuhlah semua kesombongan merasa paling benar.
      Rupanya ustadz kita ini lupa akan hadits shohih "Al Ulama warosatul anbiya" juga tak tahu apa definisi bid'ah menurut para ulama terutama Imam Syafi'i.
      Kalo bisa dikembalikan kepada Al Qur'an dan Sunnah/Al Hadits maka itu bukan bid'ah.
      Wassalamu alaikum wr wb

      Hapus
    2. Assalamualaikum
      Setuju banget Neng
      Gini aja adakah jaminan kita mati masuk surga sekalipun kita merasa yakin paling nyunnah
      Rupanya saudara kita ini lupa akan peringatan Alloh SWT dalam al Qur'an tentang larangan menghina,mengejek,mencela orang lain apalagi itu sesama muslim karena bisa jadi yang dicela dan diejek itu lebih baik dari yang mencela di sisi Alloh.
      Saya sudah lihat profilnya Ustadz Brian maaf banyak ustadznya diantaranya kami tahu terutama kalangan NU seperti Ustadz Firanda adalah ustadz faham Wahabi. Kl dibilang ga mau pengikut wahabi namun pola pikir dan cara dakwahnya sperti wahabi berarti dia...Wahabi.
      Seandainya kita tahu asbabun nuzul ayat "Inna akromakum indallohi atkokum" niscaya kita akan menangis menyesali diri dan runtuhlah semua kesombongan merasa paling benar.
      Rupanya ustadz kita ini lupa akan hadits shohih "Al Ulama warosatul anbiya" juga tak tahu apa definisi bid'ah menurut para ulama terutama Imam Syafi'i.
      Kalo bisa dikembalikan kepada Al Qur'an dan Sunnah/Al Hadits maka itu bukan bid'ah.
      Wassalamu alaikum wr wb

      Hapus
  50. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

    Maaf Pak Brian, saya cuma mengingatkan kalau ada juga lho dalil yang melarang untuk mengkafirkan sesama Muslim.

    Nih loh,, saya copy dr blog sebelah..

    وَلَعْنُ الْمُؤْمِنِ كَقَتْلِهِ وَمَنْ رَمَى مُؤْمِنًا بِكُفْرٍ فَهُوَ كَقَتْلِهِ.
    “Dan melaknat seorang mukmin sama dengan membunuhnya, dan menuduh seorang mukmin dengan kekafiran adalah sama dengan membunuhnya.” (HR Bukhari).[1]

    أَيُّمَا رَجُلٍ قَالَ لِأَخِيْهِ : يَا كَافِرَ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا إِنْ كَانَ كَمَا قَالَ وَإِلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ.
    “Siapa saja yang berkata kepada saudaranya,” Hai Kafir”. Maka akan terkena salah satunya jika yang vonisnya itu benar, dan jika tidak maka akan kembali kepada (orang yang mengucapkan)nya.” (HR Bukari dan Muslim).[2]

    لاَ يَرْمِى رَجُلٌ رَجُلاً بِالْفُسُوْقِ وَلاَ يَرْمِيْهِ بِالْكُفْرِ إِلاَّ ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كَذَلِكَ.
    “Tidaklah seseorang memvonis orang lain sebagai fasiq atau kafir maka akan kembali kepadanya jika yang divonis tidak demikian.” (HR Bukhari).[3]

    Imam Al Qurthubi berkata,”Bab takfir (kafir mengkafirkan) adalah bab yang berbahaya, banyak orang berani mengkafirkan, merekapun jatuh (dalam kesalahan) dan para ulama besar bersikap tawaquf (hati-hati) merekapun selamat, dan kita tidak dapat membandingkan keselamatan dengan apapun juga.”[4]

    Syaikhul islam ibnu Taimiyah berkata,” Tidak boleh bagi seorangpun untuk mengkafirkan salah seorang dari kaum muslimin sehingga ditegakkan kepadanya hujjah dan diterangkan padanya mahajjah, barang siapa yang telah eksis keislamannya secara yakin, tidak boleh dihilangkan (nama islam) darinya dengan sebatas dugaan, bahkan tidak hilang keislamannya kecuali setelah ditegakkan hujjah dan dihilangkan syubhatnya.”[5]

    Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata,”Wajib atas orang yang menasehati dirinya agar tidak berbicara dalam masalah ini kecuali dengan ilmu dan burhan dari Allah, hendaklah ia waspada dari mengeluarkan seseorang dari islam dengan sebatas pemahamannya, dan penganggapan baik akalnya, karena mengeluarkan seseorang dari islam atau memasukkannya termasuk perkara agama yang paling agung, dan setan telah menggelincirkan kebanyakan manusia dalam masalah ini.”[6]

    Demikian,, mohon dibaca ya Pak,, Maaf saya bukan orang yg "Pintar" saya hanya orang biasa,, yang tidak punya "Ilmu untuk disombongkan" sehingga bisa dengan mudah mengkafirkan sebagian Muslim lainnya yang tidak sependapat dengan saya..

    Wassalam :)

    BalasHapus
  51. Assalamualaikum

    Nabi Muhammad saw berkata pada usman: saat aku tiada nanti,maka islam akan mempunyai masalah yang sangat besar,maka apa yang kau lakukan untuk menyelesaikan masalah bila aku nanti tiada,usman
    Usman bin affan berkata : ya rasul,aku akan mengikuti Al'Quran untuk menyelesaikan masalah
    Rasulullah saw berkata : dan bagaimana bila cara untuk menyelesaikan masalah itu tidak ada dalam alquran,wahai usman sahabatku??
    Usman bin affan berkata : aku akan mengikuti sunnah-sunnah mu ya rasul
    Rasulullah saw berkata : dan bagaimana lagi bila dalam menyelesaikan masalah tidak ada dalam alquran dan sunnah sunnah ku wahai usman?
    Usman bin affan berkata : dan jika tidak ada dalam alquran dan dalam sunnah sunnah engkau ya rasul,maka aku akan mencari jalan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah untuk orang-orang muslim di dunia.....
    Maka
    Rasulullah saw bersabda : ikutilah ahli fiqih ini(usman bin affan) wahai para sahabat-sahabatku maka engkau akan selamat

    Maka ikutilah usman sesuai apa yang diucapkan oleh rasulullah saw

    Wassalammualaikum wr.wb.

    BalasHapus
  52. Belajar dari lahir sampai liang lahat...kata pak ustad belajar jangan dengan 1 orang saja kalo orang hindu 7hari orang meninggal bacanya apa ,orang nu,orang ahlisunnah bacanya yasin ,bacaan alquran yo jelas beda,ya to yang penting jangan salah pendapat biasa ,ono seng ngilekke intropeksi diri

    BalasHapus
  53. assalamu alaikum
    maaf ganggu
    kmek mw uneg2 sikit
    ngape ye kok kite malah nuduh satu sama lain jak
    klo mw sih gni jak
    kite yang tk suka tahlilan yasinan selamatan diam2 jak jangan ikut campur ama yg melakukan x
    mreka yg lakukan jga jangan mencela orang yg melakukan x
    toh kite tk tw yg mna yg bnar
    mreka sama2 punya dalil
    yang menolak dan melakukan jga mrujuk bkan pada orng sembarangan
    memang kita siapa mw buat hukum seenaknya
    sarat mujahid thu harus hafal alqur'an dan tafsirnya, hafal sekian ribu hadis dan maksud dri hadis tersebut
    jdi bagi yg tk memenuhi syarat2 di atas, diam2 jak, jgn nak memvois perkara yg dalilnya masih diperdebatkan
    klo mnurut anda benar krjakan
    klo mnurut anda salah tinggalkan
    ngak susah kn
    maaf ya udah lancang ane ikut2an
    wassalam

    BalasHapus
  54. Assalamualaikum
    Buat Bang Brian
    Silahkan ente punya pendapat sendiri itu hak ente. Ente mau doyan tahlilan atau ga itu hak ente. Namun juga hak orang lain jika ada yang doyan tahlilan dan adalah Haram yang mencela dan menghina amalan orang lain yang jelas jelas punya dalil. Seribu dalil dikemukakan pun ente ga mau terima kenapa? Ente ga sadar kalo hati ente ada penyakit "Sombong". Ga sadar ente Bang?. Merasa paling benar dan seolah paling benar amalan ente. Apakah kedudukan ente dan ilmu ente lebih tinggi dari pada para wali yang sudah berjasa menyebarkan Islam?. Asal ente tahu sejarah tahlil sudah ada sejak jaman ulama muta'akhirin sekitar tahun 1100 Hijriah. Kl dibilang tahlilan ikutin Hindu... Coba ente tunjukin dimana ikutinnya? Apa kita baca kitab orang Hindu?. Dimana sesatnya? Ada dalil baca Surat Yakin sesat? Ada dalil zikir Lama Ilaaha Illalloh itu sesat?
    Jujurlah pada diri ente mang ente ga berbuat bid'ah juga?
    Ente bisa baca Al Qur'an lancar dari mana? Alif Fathah A, mang Nabi maupun sahabat ada ngajarin gitu? Ada dalilnya

    BalasHapus
  55. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  56. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  57. Assalamualaikum
    Maaf yang salah kaprah itu siapa?
    Ente hrsnya malu dengan diri sendiri dan sikap ente itu justru menunjukkan kebodohan dan kedangkalan ilmu ente.
    Ente ga mau dibilang pengikut wahabi tapi pola pikir dan cara menyampaikan dengan hinaan dan ejekan seolah ente merasa yakin paling benar di sisi Alloh SWT adalah cara cara wahabi dan itu menyebabkan perpecahan di antara umat Islam. Apakah ga ada ucapan yang lebih baik dalam menyampaikan? Anda bilang ada dalilnya tapi ujun2nya mencela bilang dr ajaran Hindu. Darimana ente tahu kl belum ente pelajari dan teliti
    Ulama ulama sholafus sholeh beda pendapat ga ada tuh satupun yang mengejek ejek dan mencela.
    Ane bkn ga tahu dalil karena diksh dalil juga ente kekeh dan tak menghargainya merasa paling bener sedunia. Ente dakwah pake internet bid'ah ga ada Nabi nyuruh dan nyontohin. Ente baca Al Qur'an sehari habis 1 juz baik bulan biasa maupun bulan Ramadahan, ada dalilnya Nabi nyuruh sehari 1 juz? Ente kl umroh 7 hari, 9 hari dst ada dalilnya Bang?
    Bukankah itu bid'ah lalu ente mau dibilang sesat dan masuk neraka sesuai hadits Bid'ah?. Katanya Islam sdh sempurna sesuai Al Maidah ayat 3.
    Jujurlah saudaraku "Yakin 100% emte ibadah ga bid'ah
    Terakhir kl ente mau jujur maaf Nama ente kenapa ga ente ganti.. Akun ente namanye siape? "BRIAN" ada dalilnya boleh pake nama "Non Muslim". Kl mang ente ngaku paling bener dan paling nyunnah... Ganti dong nama Ente yang Islami sekalipun belakangnya ada embel embel Islam.
    Belajarlah menghargai pendapat orang lain dan hati hati main vonis sesat. Bisa2 ente sendiri yang terjerumus dalam kesesatan.. Naudzubillah.

    BalasHapus
  58. Saya ikut, seru ni..... Saya kok sedikit gimana gitu dengan sholat jenazah, sebelumnya, saya ni pengagum Ibnu Abdil Wahab, Utsaimin, dll. Sebab keintelktualnya yang menakjubkan. Begini, tatacara sholat jenazah kira kira sama semua nggak? Disitu ada al Fatihah, ada bacaan Shalawat, juga ada bacaan do'a untuk mayyid. Benar nggak? Yang saya perhatikan itu doa untuk mayyit. Terus lagi, banyak ulama' ulama' terdahulu mendoakan pendahulunya dengan doa 'rahimahullah' nyampai nggak doa itu? Saya bingung.... Terus lagi, sholawat kenapa memakai lafazh 'Muhammad' kan Rasulullah salawatullah wa salamuhu 'alaih sudah wafat... Terus lagi, kandungan sholawat itu kan ada pahala bagi yang membacanya, syaratnya ditujukan kepada Nabi Muhammad, ini saya bingung lagi, orang yang sudah wafat gak bisa berbuat apa apa namun masih bisa menyebabkan orang yang menyebutnya mendapat pahala, otomatis, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallama merupakan media (wasilah) kenapa wasilah sendiri ditolak? Terus lagi, saya pernah membaca karyanya Syeikh Utsaimin rahinahullah, ada statement : Tahiyyat itu memakai lafazh 'assalamu'alaika' kok memakai dhomir 'mukhatab' kan kita sholat menghadap Allah, bukan Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam. Tolong, ini dijelaskan, biar saya faham. Saya sayinan sama tahlilan malam jum'at sudah lama tidak melakukannya... Maaf

    BalasHapus
  59. Orang yg bijaksana itu adalah orang yang mau menerima masukan orang lain,terlebih masukan itu benar adanya !!masalah kecil gk usah di besar"kan .karna ada masalah yg lebih besar menanti kalian ..yaitu pertanggung jawaban kalian kepada allah swt semasa kalian hidup !!jdi buat apa saling mencela satu sama lain ..
    kita smua jangan membeda"kan golongan ..kita smua saudara satu muslim satu iman ..

    BalasHapus
  60. tulisan keren nih bermanfaat bgt trs juga bikin ngakak haha
    moga2 sadar dah yg suka ngelakuin bid'ah ,
    keren nih tulisan hahaa

    BalasHapus
  61. tulisan keren nih bermanfaat bgt trs juga bikin ngakak haha
    moga2 sadar dah yg suka ngelakuin bid'ah ,
    keren nih tulisan hahaa

    BalasHapus
  62. sudah jelas seperti hitam dan putih tahlilan itu bid'ah ..
    masih aja ada yang mau ngelak wkwkwkw

    BalasHapus
  63. sudah jelas seperti hitam dan putih tahlilan itu bid'ah ..
    masih aja ada yang mau ngelak wkwkwkw

    BalasHapus
  64. sudah jelas seperti hitam dan putih tahlilan itu bid'ah ..
    masih aja ada yang mau ngelak wkwkwkw

    BalasHapus
  65. Assalamualaikum wr.wb.Tahlilan hanya istilah atau nama acara saja yg isinya umumnya membaca surat2 alqur'an (Fatihah empat ) ditambah zikir dan surat Yasin, yg pahala membacanya dihadiahkan kepada yg meninggal, suara bacaan juga sederhana gak pakai mikropon, bahkan ada yg baca apt berbisik saja, kemudian mendo'akan kebaikan buat org yg masih hidup khususnya yg hadir maupun do'a untuk org yg meninggal, jadi ada doa selamatan dan doa arwah, dimasyarakat skrg pelaksanaannya juga tdk mesti dikhususkan tepat sesuai berapa lamanya si yg meninggal dunia, jadi kalau ada yg !meninggal hari ini, besok atau kapan ya terserah mau tahlilan, dimasyarakat saya tdk masalah, mau satu org dua orang seratus org yg diundang ya juga tdk masalah, mau ada jamuan makanan atau minuman atau tdk ada sama sekali juga gak masalah, mau dirumahnya atau di surau, tdk masalah, mau lepas magrib atau lepas isya juga gak masalah, jadi kalau ada yg masih bahas pengkhususan, trus pake biaya saya kira sdh ketinggalan dinamika masyarakat skrg. Para imam atau pemimpin pun do'a jg tdk perlu di beri upah atau amplop juga gak masalah, Krn yg mimpin bisa kaum kerabat sendiri ( masa mimpin tahlil aja ga ada yg bisa satupun dari kerabat yg meninggal/atau diserahkan kepada imam sholat berjamaah di surau/masjid, gak pake amplop kok)

    Trus koment di atas td ada menyinggung masalah bisnis travel ziarah kubur dan mungkin juga menyangkut amplop pembimbing lainnya, ya itu lain persoalan, tp sekarang ini ketika thn lalu saya melaksanakan ibadah haji, Arab yg katanya Wahabi juga saya rasa berlomba lomba mencari bisnis dari kegiatan ibadah haji dan umroh, baik pemerintahnya maupun masyarakatnya ( ini juga perlu di kritik ) alasan menambah kuota, belom selesai ibadah haji, Kouta umroh biasa sdh berdatangan yg penting makkah Madinah sesak, hotel2 mereka penuh tiap saat, pemerintah bangun terus hotel, toko toko,tak perduli apakah keamanan dan kenyamanan beribadah terpenuhi, Kouta haji ditambah tapi fasilitas kemah di Arafah, muzdhalifah dan Mina tak ditambah. Tapi kalau hotel2 berbintang mereka yg lebih mahal dibangun bahkan ada yg sanggup menampung 32 ribu orang dlm satu hotel, jadi inilah fenomena yg juga patut disikapi
    Wassalam

    BalasHapus
  66. Saya merasa amat kesal sedih msh terlalu banyak posting antitahlilan, maulud, bidaah, syirik, isu wahabi vs syiah melebar ke Indonesia tercinta ini... ini semua perkara sia-sia, saling berhentam, membenci, mengaku benar, lihat di Timur Tengah, air maa tak ansur kering, darah mengalir, Islam di pandang hina. Mari kita tengok, bangsa kaum lain, semakin maju, bersatu, ekonomi semakin menguat, inventions dan penemuan ilmu baru berlaku setiap hari... sedangkan kita msh terporok dgn isu2, yg udah berusia 1400 thn... bangkitlah anak muda, tinggalkan yg tidak berfaedah.

    BalasHapus
  67. palaku jadi pusing... yang benar yang mana ??

    BalasHapus
  68. Bijak mas deni.artikel ini bisa jadi rujukan dan pelengkap.dtamah belajar dengan guru2 yg lurus.cz di tempat kami minim ulama2 yg istiqomah

    BalasHapus
  69. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  70. Ente ente yg ngaku islam baik yg ngaku wahabi,salafi ato aswaja atau apalah.....ente ente diatas enak hidupnya ..duitpun pasti banyak.....COBA ENTE DIPOSISIKU saat ini....2 tahun lalu ayahku meninggal dan lakukan selamatan 3,7,40,100,1000 hari..belum ke 1000 hr ibuku meninggal juga..aku juga lakukan selamatan lengkap,baru dapat 100 hr,musibah datang lagi anaku meninggal dan aku selamatan lengkap juga....demi selamatan ini aku gadaikan rumah dan warisan orang tuaku......karena banyak mikir hutang aku jadi streeeesss...sakit..terpaksa aku kerumah sakit 4 bulan.....AKHIRNYA BANK menyita semua hartaku saudara2 semua...kasihan diriku ini.....sekarang aku hidup di kolong jembatan dekat sungai bikin rumah dari kardus.....YA ALLAH sebenarnya aku keberatan dengan acara2 ini..tapi mau diapa..daripada aku dibilangin begini dan begitu ama tetangga2ku......sedangkan NABI ISRO MI`ROJ saja dapat perintah sholat yg banyak jumlahnya ,beliau minta keringanan sampai 5 x sehari....kenapa ini..yg nyata nyata kena musibah,disuruh keluarin biaya2 tambahan.....andaikan NABI MASIH HIDUP...akan aku sampaikan keberatanku......tapi ya gimana lagi...aku nggak pinter ngaji...jadi ya nggak tahu yg mana yg betul dan mana yg betul sekali...bagi saudara2ku yg miskin seperti aku.....terserahlah mau ikut selamatan ato tidak...kalo mau seperti aku...ya nggak apa2...masih ada sebelah jembatan yang kosong.....ndak usah peduli kata orang ...fakir mendekatkan ke kafir...dirubah aja fakir bisa sering dzikir..ndak salah kita kok....yg kaya kaya seakan akan mewajibkan selamatan(takut di cibir tetangga)..ente2 diatas kan kaya2 semua toooo....bukan kaum papa kaya kita........ya harus tanggung jawablah...yang mempertahankan selametan itu bagus....kirimi yg terkena musibah...dengan beras,ayam dan keperluan lainya sampai hari ke 1000....dan yang menentang selametan...juga harus tanggung jawab...ya harus sedekah tapi bukan untuk selametan...biar keluarganya yg ditinggal ayahnya...anak2nya tetap bisa makan dan ngaji sekolah.........INGAT BIBIR BIBIRMU NANTI AKAN DIMINTA PERTANGGUNG JAWABAN DI AKHIRAT NANTI.....

    BalasHapus

Jangan lupa tinggalkan komentar anda disini dan gunakan kata-kata yang baik dalam berkomentar
dan saya menolak debat kusir
terima kasih

 
Back To Top