Salafi
bukanlah suatu aliran atau kelompok tertentu, akan tetapi salafi adalah
penisbatan kepada para salaf yaitu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, sahabat, dan generasi terbaik yaitu Tabi’in dan tabi;ut
tabi’in.
Jadi apapun
organisasi atau ormasnya, jika mereka bermanhaj (metodologi beragama) sesuai
dengan pemahaman para salaf, maka mereka semua adalah salafi. Ormas NU, ormas
Muhammadiyah, organisasi A dan kelompok B, jika manhaj mereka mengikuti para
salaf, maka mereka adalah salafi.
Bagi yang
sudah belajar bahasa Arab tentu mereka paham. Bahwa kata “salaf” (سلف)
jika ditambahkan huruf “ya nisbah” maka artinya adalah penisbatan. Sebagaimana
kata yang sudah sering kita dengar “Islami” adalah penisbatan kepada Islam.
Jadilah “pakaian Islami, akhlak Islami”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa beliau adalah
“salaf”. Beliau berkata kepada putri beliau yaitu Fathimah :
اِتَّقِيْ اللهَ وَاصْبِرِي فَإِنَّ نِعْمَ
السَّلَفُ أَنَا لَكِ
“Bertakwalah
kamu dan bersabarlah karena sesungguhnya sebaik-baik Salaf bagi kamu adalah aku”. (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
Begitu juga
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada putrinya yang
hendak akan meninggal,
اِلْحَقِيْ بِسَلَفِنَا الصَّالِحِ عُثْمَانَ
بْنِ مَظْعُوْنٍ.
“Susul-lah
para salaf (pendahulu) kita
yang shalih, Utsman bin Mazh’un.” (HR ath Thabrani di dalam al Mu’jam
al Ausath no. 5736)
Demikian juga
dengan penyebutan “dakwah salafiyah”.
Bagi yang sudah belajar bahasa Arab tentu paham. Artinya adalah dakwah menyeru
kepada pemahaman para salaf dalam beragama.
Para salaf
tersebut adalah generasi terbaik dalam Islam yang mana pemahaman agama mereka
yang paling baik dan tentu harus kita ikuti. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam :
خَيْرُكُمْ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ
يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ، إِنَّ بَعْدَكُمْ قَوْمًا يَخُونُونَ
وَلاَ يُؤْتَمَنُونَ، وَيَشْهَدُونَ وَلاَ يُسْتَشْهَدُونَ، وَيَنْذِرُونَ وَلاَ
يَفُونَ، وَيَظْهَرُ فِيهِمُ السِّمَنُ
“Generasi
terbaik adalah generasi di zamanku, kemudian generasi setelahnya (tabi’in), kemudian
generasi setelahnya (tabi’ut tabi’in). (HR. Bukhari 2651
dan Muslim 6638)
Jadi
jika ada ungkapan “saya keluar dari salafi”, tentu belum memahami benar
istilah ini dan semoga mereka yang berkata demikian bisa memahami dan
mendapatkan kebaikan yang banyak.
Kenapa Sih
Kok Ada Istilah Salafi?
Sumbernya
dari hadits bahwa umat akan terpecah belah menjadi beberapa 73 golongan
(aliran) semunya akan masuk neraka (tidak kekal) kecuali satu yang selamat.
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
سَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلاَثَةٍ
وَسَبْعِينَ مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَةً. قِيلَ: مَنْ هِيَ
يَا رَسُولَ الَّهلِ؟ قَالَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِيْ
“Umatku
akan terpecah belah menjadi 73 golongan. Semuanya masuk neraka, kecuali satu
golongan. Beliau ditanya, ‘Siapakah dia wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab,
‘(Golongan) yang berada di atas jalan hidup (manhaj) yang aku dan para
sahabatku berada’.” (HR.
At-Tirmidzi )
Nah, satu
yang selamat inilah yang dimaksudkan oleh para ulama. Berdasarkan penelitian
para ulama nama satu kelompok ini ada banyak misalnya Firqotun najiyyah, Ahlus
sunnah wal jamaah, ahlul Hadits, Salafi dan lain-lain.
Dahulunya
para ulama mengenalkan dan mempopulerkan istilah ahli hadits atau ahlus sunnah
wal jamaah. Akan tetapi tatkala semua pihak dan aliran yang menyimpang juga
mengaku bahwa mereka adalah ahlus sunnah wal jamaah, maka para ulama belakangan
mempopulerkan istilah “salafi”.
Akan tetapi
saat inipun cukup banyak yang mengaku salafi tetapi akhlak, agama dan
kepribadian mereka tidak sesuai dengan akhlak dan agama para salaf.
Tidak heran
ada yang berkomentar : “salafi itu aliran keras dan maunya memang
sendiri saja” bisa jadi karena ulah “oknum” tetapi jangan
digeneralisir. Padahal para salaf mengajarkan agar dakwah itu hukum asalnya
lembut, menghindari debat kusir walaupun kita menang secara ilmu, murah senyum
dan berwajah ceria, serta menginginkan kebaikan kepada saudaranya.
Tidak heran
ada yang berkomentar : “salafi itu gampang membid’ahkan,
mengkafirkan, dikit-dikit bid’ah”
Bisa jadi
karena ulah “oknum” tetapi jangan digeneralisir. Padahal para salaf mengajarkan
agar tidak sembarangan membi’dahkan dan mengkafirkan. Kehormatan seorang muslim
itu tinggi. Jika benar dia itu adalah bid’ah dan syirik, maka pelakunya belum
tentu dicap ahli bid’ah dan ahli kesyirikan karena bisa jadi ada udzur syar’i.
kalaupun iya, mereka melakukan, maka ada caranya menyampaikan, tentu dengan
seni berdakwah bukan sembarangan.
Ingat, para
salaf mengajarkan, dakwah adalah menginginkan kebaikan kepada saudaranya,
caranya harus baik dan lembut dan tepat keadaan. Jika dakwah diterima
alhamdulillah, jika ditolak mka mereka didoakan serta tidak boleh dimusuhi
karena mereka adalah saudara kita dan memiliki hak-hak persaudaraan seIslam.
Ulama Sejak
Dahulu Sudah Menggunakan Istilah “Salaf”
Kata “salaf”
bukanlah kata-kata yang baru, ulama sejak dahulu sudah menggunakannya. Bahkan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana pada
hadits yang kami bawakan di awal.
Berikut kami
nukil perkataan ulama-ulama sejak zaman dahulu yang sudah dikenal oleh kita:
1.
Imam
Asy-Syafi’i rahimahullah (wafat 204 H)
وأعرف حق السلف الذين اختارهم الله تعالى
لصحبة نبيه صلى الله عليه وسلم، والأخذ بفضائلهم، وامسك عما شجر بينهم صغيره
وكبيره
“Dan aku mengakui hak para salaf yang telah dipilih oleh Allah untuk
menemani Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan memegang dengan
keutamaan-keutamaan mereka, dan aku menahan diri dari perkara yang mereka
percekcokan baik yang kecil atau besar.” (Al-Amru bi-ittiba’, As-Suyuthiy)
2.
Ahli
tafsir Ibnu Katsir rahimahullah
وأما قوله تعالى: { ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى
الْعَرْشِ } فللناس في هذا المقام مقالات كثيرة جدا، ليس هذا موضع بسطها، وإنما
يُسلك في هذا المقام مذهب السلف الصالح: مالك، والأوزاعي، والثوريوالليث بن سعد،
والشافعي، وأحمد بن حنبل، وإسحاق بن راهويه وغيرهم، من أئمة المسلمين قديما
وحديثا، وهو إمرارها كما جاءت من غير تكييف ولا تشبيه ولا تعطيل
“Sedangkan firman Allah
ta’ala: ‘Kemudian Dia istiwa’ di atas ‘Arsy’, maka orang-orang dalam masalah
ini mempunyai pendapat yang sangat banyak. Dan ini bukanlah tempat untuk
menjabarkannya. Pendapat inilah yang ditempuh oleh mazhabnya
As-Salaf As-Shalih yaitu Imam Malik, Al-Auza’i, Sufyan Ats-Tsauri, Al-Laits bin
Sa’ad, Asy-Syafi’i, Ahmad bin Hambal, Ishaq bin Rohuyah dan imam-imam kaum
muslimin baik yang dahulu dan sekarang, yakni membiarkannya tanpa
takyif, tasybih dan ta’thil. (Tafsir Ibnu Katsir 3/426-427, syamilah)
3. Imam An-Nawawi rahimahullah berkata :
وَاحْتَجَّ الشَّافِعِيُّ – رحمه الله – بِمَا
رَوَى عَمْرُو بْنُ دِينَارٍعن ابن عمر رضي الله عنهما أَنَّهُ كَرِهَ أَنْ
يَدَّهِنَ فِي عَظْمِ فِيلٍ لِأَنَّهُ مَيْتَةٌ، والسلف يطلقون الكراهة و يريدون
بها التحريم
“Imam Asy-Syafii
rahimahullah berhujjah dengan yang diriwayatkan oleh Amr bin Dinar dari Ibnu
Umar radhiallahu anhuma bahwa beliau memakruhkan memakai minyak pada tulang
gajah, karena itu bangkai. Dan Ulama
salaf memberikan istilah dengan makruh sedangkan maksud mereka
adalah pengharaman.” (Al-Majmu’
1/127)
Demikian
semoga bermanfaat
Penulis :
dr Raehanul Bahraen
beda Antara ULAMA SALAF dan salafi itu perbedaanya bagai langit dan bumi hlo kok bisa…?
BalasHapuskalau ulama “Salaf” itu subyek nya pasti : sahabat Nabi, tabi`in, dan tabi`ut tabi`in.
sedangkan “salafi” ( adalah kata kerja), yang ia nya adalah umat islam yang “mengikuti” ulama SALAF. dan ketahuilah bahwa imam Hambali, maliki, Hanafi dan safi`i adalah ulama jaman tabi`ut-tabi`in, sehingga sangatlah jelas bagi umat islam siapa saja yang mengikuti/Ber mazhab Hambali, Maliki, Hanafi, safi`i secara otomatis ia nya juga langsung ber manhaj SALAF tanpa di haruskan menisbatkan diri bermanhaj salaf..karena kalau memang sudah dari lahir umat islam itu sudah mengikuti/ber mazhab Maliki, hambali, Hanafi, Safi`i maka ia sudah ber manhaj Salaf.
yang aneh sekali ada umat islam (SEBUT WAHABI) di jaman akhir jaman ini “MENGAKU”menamakan dirinya adalah kaum “salafi” adalah Kaum yang menganggap DIRINYA yang paling benar dalam mengikuti ulama Salaf, sedangkan umat islam yang lain di anggap sebagai umat islam yg salah yang tidak mau mengikuti salaf selanjutnya umat islam yang lain ia di anggap sebagai ahlul bid`ah musyrik kafir dll tuduhan yang sangat tidak islami banget..
mudah mudahan kaum wahabi ini cepat sadar..
wahabi salafi ini tegar di atas sunah atau di a
atas “FITNAH”….??
sesudah klaim sebuah nama salaf untuk di jadikan jargon dakwahnya, ujung ujungnya menebar fitnah menuduh umat islam lainya sesat tercela bodoh ahlu bid`ah dll…
ingatlah CARA CARA FITNAH SEMUA ITU BUKANLAH AKHLAK ULAMA SALAF tapi cuma akhlak wahabi saja..
nah kalau faktanya seperti itu setelah kaum wahabi klaim nama salaf maka saat itu juga wahabi menjadi fitnah atas kesucian ulama SALAF.
beda Antara ULAMA SALAF dan salafi itu perbedaanya bagai langit dan bumi hlo kok bisa…?
BalasHapuskalau ulama “Salaf” itu subyek nya pasti : sahabat Nabi, tabi`in, dan tabi`ut tabi`in.
sedangkan “salafi” ( adalah kata kerja), yang ia nya adalah umat islam yang “mengikuti” ulama SALAF. dan ketahuilah bahwa imam Hambali, maliki, Hanafi dan safi`i adalah ulama jaman tabi`ut-tabi`in, sehingga sangatlah jelas bagi umat islam siapa saja yang mengikuti/Ber mazhab Hambali, Maliki, Hanafi, safi`i secara otomatis ia nya juga langsung ber manhaj SALAF tanpa di haruskan menisbatkan diri bermanhaj salaf..karena kalau memang sudah dari lahir umat islam itu sudah mengikuti/ber mazhab Maliki, hambali, Hanafi, Safi`i maka ia sudah ber manhaj Salaf.
yang aneh sekali ada umat islam (SEBUT WAHABI) di jaman akhir jaman ini “MENGAKU”menamakan dirinya adalah kaum “salafi” adalah Kaum yang menganggap DIRINYA yang paling benar dalam mengikuti ulama Salaf, sedangkan umat islam yang lain di anggap sebagai umat islam yg salah yang tidak mau mengikuti salaf selanjutnya umat islam yang lain ia di anggap sebagai ahlul bid`ah musyrik kafir dll tuduhan yang sangat tidak islami banget..
mudah mudahan kaum wahabi ini cepat sadar..
wahabi salafi ini tegar di atas sunah atau di a
atas “FITNAH”….??
sesudah klaim sebuah nama salaf untuk di jadikan jargon dakwahnya, ujung ujungnya menebar fitnah menuduh umat islam lainya sesat tercela bodoh ahlu bid`ah dll…
ingatlah CARA CARA FITNAH SEMUA ITU BUKANLAH AKHLAK ULAMA SALAF tapi cuma akhlak wahabi saja..
nah kalau faktanya seperti itu setelah kaum wahabi klaim nama salaf maka saat itu juga wahabi menjadi fitnah atas kesucian ulama SALAF.