Buraq atau Buroq termasuk
binatang ghaib, yang tidak akan pernah kita jumpai di alam ini. Sementara
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
menaikinya ketika isra’ mi’raj, itu bagian dari keistimewaan dan mukjizat
beliau dari Allah, yang tentu saja tidak mungkin bisa ditiru orang lain.
Dialah
Tuhan yang mengetahui yang ghaib, dan Dia tidak memperlihatkan kepada
seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka
Sesungguhnya Dia Mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di
belakangnya. (QS. Al-Jin: 26 – 27)
Mengingat ini masalah ghaib, sikap
yang harus kita kedepankan adalah mengikuti dan meyakini apa yang disebutkan
dalam dalil. Artinya, kita hanya boleh meyakini sesuai informasi yang shahih
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Diantara bentuk
dan sifat buraq yang disebutkan dalam hadis shahih,
1.
Bentuknya seperti binatang tunggangan.
2. Ukurannya
lebih tinggi dari keledai dan lebih pendek dari bighal. (Bighal adalah
peranakan hasil perkawinan antara kuda dengan keledai).
3. Berwarna
putih.
4. Langkah
kakinya, sejauh ujung pandangannya..
5. Bisa diikat
sebagaimana layaknya hewan tunggangan.
Diantara hadis yang menceritakan
sifat-sifat di atas,
a.
Hadis dari Malik bin Sha’sha’ah radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan kejadian isra mi’raj. Salah satu cuplikan
kisahnya:
Dibawakan
kepadaku hewan tunggangan berwarna putih, lebih pendek dari bighal dan lebih
tinggi dari pada keledai. Yaitu buraq. (HR. Bukhari 3207)
b.
Hadis dari Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Kemudian
dibawakan kepadaku seekor hewan tunggangan putih, namanya Buraq. Lebih tinggi
dari pada keledai dan lebih pendek dari bighal. Satu langkah kakinya di ujung
pandangannya. Lalu aku dinaikkan di atasnya. (HR. Ahmad
17835, Muslim 164, dan yang lainnya).
c.
Sesampainya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di
masjidil aqsha, beliau shallallahu ’alai wa salam mengikat
buraqnya di tempat yang biasa digunakan para nabi untuk mengikat tunggangannya.
Beliau mengatakan:
Aku
mengikat buraq di salah satu pintu masjid baitul maqdis, tepat di mana para
nabi mengikatkan hewan tunggangan mereka (Muslim no. 162, Abu Ya’la
dalam musnadnya 3375)
Apakah Buraq punya Sayap ?
Banyak yang mengilutrasikan buraq
layaknya gambar kuda bersayap. Bahkan kadang ditambahi tanduk.
Kami tidak menjumpai adanya riwayat
yang menjelaskan bahwa buraq bersayap. Dan sekali lagi, mengingat ini masalah
ghaib, kita hanya bisa mengikuti apa yang disebutkan dalam dalil, tanpa menambah-nambahi.
Membuat ilustrasi seperti kuda terbang sembrani, jelas ini menebak-nebak hal
yang ghaib, yang dilarang dalam islam.
Demikian,
Allahu a’lam.
Jawaban dari
Ustadz Ammi Nur Baits
0 komentar:
Jangan lupa tinggalkan komentar anda disini dan gunakan kata-kata yang baik dalam berkomentar
dan saya menolak debat kusir
terima kasih