Adakah
seorang peminta-minta yang berani memaksa kepada pemberinya,..?
Seorang teman bernama Pak Sunaryo yang
barusan pulang dari ibadah haji, pernah bercerita. Bahwa ia adalah termasuk
orang yang tidak terlalu memperdulikan keberadaan para peminta-minta. Meskipun
banyak terlihat di kota mekah, namun ia tidak ambil peduli. Tidak tergerak
sedikit pun hatinya untuk memberi uang atau apa pun kepada mereka. Dan hal itu
katanya memang sudah menjadi kebiasaannya sejak ia masih muda.
“Kenapa harus pedulikan mereka, kalau
hanya akan membuat mereka jadi malas,..”
itu yang sering dia katakan.
Pagi itu, pak Sunaryo pergi ke masjid
bersama-sama para jamaah lainnya. Ketika sampai di depan masjid ia bertemu
dengan seorang peminta-minta yang menengadahkan tangannya kepada rombongan
jamaah tersebut. Para jamaah yang notabene masih teman kerja sekantor itu,
rata-rata memberi uang kepada pengemis yang sudah tua.
Ketika itu pak Sunaryo berjalan di
urutan paling belakang. Sampai di dekat pengemis tersebut, ia menjadi begitu
bingung. Sebab ia tidak pernah memberi uang atau apa saja kepada para pengemis.
Berada di dekatnya, pengemis tua itu
menyodorkan tangannya ke arah pak Sunaryo. Demi menghindari rasa malu kepada
para teman-temannya, pak Sunaryo pun mengambil uang dari balik saku bajunya.
Ia teringat kalau pada saat itu ada
cukup uang di dalam saku bajunya. Hal itu memang sudah ia siapkan untuk
belanja, sepulang mereka dari masjid.
Maka dengan serta merta pak Sunaryo
mengambil uang dari saku bajunya. Diambilnya uang satu real-an satu lembar
untuk memberi si pengemis. Begitu tangan pak Sunaryo mau mengulurkan tangan
untuk memberikan uang satu real tersebut, ternyata yang terambil dari saku
bajunya bukan satu real, tetapi sepuluh real.
Ia terkejut. Maka dibatalkannya
pemberian itu. Pak Sunaryo pun kembali memasukkan tangan kanannya ke saku
bajunya, untuk menukarkan uang sepuluh real tadi dengan uang satu real yang
cukup banyak di dalam sakunya. Ketika tangannya diangkat, pak Sunaryo kembali
terkejut. Karena sekali lagi yang terambil adalah uang sepuluh real. Bukan satu
real.
Pak Sunaryo, sedikit merasa malu kepada
teman-temannya. Untung banyak temannya yang tidak mengetahui kejadian itu. Maka
sambil pura-pura ada sesuatu yang jatuh, pak Sunaryo berhenti sejenak sambil
kembali memasukkan uang sepuluh realnya untuk mengganti dengan uang satu real.
Setelah yakin bahwa yang terambil adalah
uang satu real, maka dengan raut muka agak sedikit lega, pak Sunaryo memberikan
uang hasil ‘usaha’ yang ketiga kalinya, kepada pengemis tua. Digenggamnya
rapat-rapat uang sebesar satu real itu, lantas ia berikan kepada sang pengemis
tua yang sejak tadi menyaksikan dengan heran. Ketika pak Sunaryo membuka
genggaman tangannya, jarak antara tangannya dan telapak tangan pengemis itu
sudah begitu dekatnya, mata pak Sunaryo terbelalak saking terkejutnya,..
Ah, tak terasa ia mengeluarkan suara
terkejut setengah mati. Apa yang terjadi ?
Ternyata uang yang ia ambil itu, kembali
sepuluh real! bukan satu real. Tak karuan rasa hati pak Sunaryo. Antara malu,
merasa rugi, heran, dan juga cemas menjadi satu.
Sementara teman-temannya ada yang sudah
jauh di depannya, tetapi ada juga yang masih menunggu sambil berjalan
pelan-pelan. Maka dalam kondisi semacam itu, pak Sunaryo mencoba berfikir
seperti layaknya para jamaah pada umunya. Ia mencoba mengikhlaskannya.
Akhirnya diberikannya juga uang sepuluh
real-an itu kepada si pengemis tua. Setelah itu ia cepat-cepat pergi untuk
mengejar teman-temannya. ‘Bahkan sebagian temannya sudah ada yang masuk ke
masjidil Haram.
Setelah melakukan shalat dhuhur, pak
Sunaryo terus dibayangi oleh peristiwa kecil tersebut. Sambil duduk istirahat
pak Sunaryo terus berfikir, mengapa hal itu bisa terjadi? Padahal ia sudah
merasakan bahwa yang terambil untuk ke tiga kalinya itu, ia yakini adalah uang
satu real. Tetapi mengapa kembali sepuluh real? Ia yakin bahwa yang ada di
dalam saku bajunya, sangat banyak uang satu real-an dan hanya ada satu lembar
uang sepuluh real. Tetapi kenapa yang terambil selalu yang sepuluh real?
Tiba-tiba pak Sunaryo, seperti
mendapatkan sebuah hidayah. Sesuatu yang selama ini tidak pernah terfikirkan:
“,..ah, ternyata apa yang sudah direncanakan
dan disiapkan oleh manusia, sejeli dan seteliti apapun, tidak selalu
menghasilkan seperti apa yang diinginkan…”
Tiba-tiba saja pak Sunaryo mengusap
kedua pelupuk matanya yang tanpa terasa sudah basah oleh setetes air, yang ia
sendiri tidak mengetahui, mengapa hal itu bisa terjadi,..
Saat pulang, Pak Sunaryo berjanji kepada
dirinya sendiri, ia akan memperbaiki segala perilakunya yang kurang terpuji.
Terutama kaitannya dengan para pengemis dan orang-orang miskin yang sering ia
temui di jalan atau di mana saja. Rupanya Allah memberi pelajaran dan sekaligus
hidayah kepada pak Sunaryo, lewat uang sepuluh real tersebut.
“Alhamdulillah” hanya ucapan itu yang ia
sampaikan kepadaku, sambil menutup kisahnya yang cukup unik tersebut.
Aku pun termangu mendengar kisah
sederhana tetapi penuh dengan pelajaran yang sangat berharga itu. Sungguh, jika
seseorang telah diberi hidayah oleh Allah, maka apa yang ia berikan insya Allah
akan menjadikan dirinya bertambah dekat kepadaNya. Semoga dengan kejadian itu,
kini pak Sunaryo telah berubah menjadi manusia baru.
Semoga pelajaran kecil itu akan membawa
manfaat yang besar buat kita semuanya. Manfaat yang paling besar adalah jika
setiap pelajaran menimbulkan kedamaian dan ketentraman hati. Sebab hati yang
damai dan tentram adalah sebagai indikasi bahwa manusia telah dekat kepada sang
penciptanya,.. In shaa Allah.
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di
malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka
mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al-Baqarah (2) : 274)
(yaitu) orang-orang yang beriman dan
hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Ra’d (13) : 28)
mantap akhy ..
BalasHapusdi tunggu kunjungan ballik nya..
kisahdalambingkai.blogspot.com/
follow balik yah ...
salam blogger..
follback sukses ukhti :)
Hapus