Jumat, 24 Mei 2013

Berdosanya Wanita yang Tidak Mau Menyusui Anak-anaknya Tanpa Udzur





Al-Imaam Ibnu Khuzaimah rahimahullah meriwayatkan sebuah hadits yang panjang :
Telah mengkhabarkan kepada kami Ar-Rabii' bin Sulaimaan Al-Muraadiy dan Bahr bin Nashr Al-Khaulaaniy, keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Bakr, telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Jaabir, dari Sulaim bin 'Aamir Abu Yahyaa, telah menceritakan kepadaku Abu Umaamah Al-Baahiliy, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, "Ketika aku sedang tidur, datanglah dua orang laki-laki kepadaku lalu mereka memegang kedua tanganku dan mereka membawaku ke sebuah gunung yang terjal. Keduanya berkata, "Naiklah!" Aku menjawab, "Sesungguhnya aku tidak bisa menaikinya." Kedua orang itu berkata, "Kami akan memudahkannya untukmu." Kemudian aku naik hingga aku sampai pada pertengahan gunung, ternyata aku mendengar suara-suara teriakan yang sangat keras. Aku bertanya, "Suara-suara apakah ini?" Keduanya menjawab, "Ini adalah erangan dari para penduduk neraka."
Kemudian keduanya membawaku pergi dari situ, hingga kami sampai pada suatu kaum yang tergantung dengan tumit-tumit mereka, tulang rahang mereka retak, darinya mengalir darah. Beliau Shallallaahu 'alaihi wasallam melanjutkan, aku bertanya, "Siapakah mereka itu?" Dijawab, "Mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum dihalalkan waktunya untuk berbuka puasa." Abu Umaamah berkata, "Kecewalah orang-orang Yahudi dan Nashara." -Sulaim berkata, "Aku tidak mengetahui apakah perkataan Abu Umaamah benar-benar ia dengar dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam ataukah ia hanya sesuatu yang berasal dari pendapatnya?"-
Kemudian mereka membawaku pergi, hingga kami sampai pada suatu kaum yang semua tubuhnya sangat membengkak, berbau sangat busuk dan sangat buruk dipandang, maka aku bertanya, "Siapakah mereka itu?" Dijawab, "Mereka adalah orang-orang kaafir yang terbunuh." Kemudian mereka membawaku pergi, hingga kami sampai pada suatu kaum yang semua tubuhnya sangat membengkak, berbau sangat busuk seakan-akan bau tempat buang air besar. Aku bertanya, "Siapakah mereka itu?" Dijawab, "Mereka adalah laki-laki dan perempuan pezina."
Kemudian mereka membawaku pergi, hingga aku menjumpai wanita-wanita yang payudara-payudara mereka digigit oleh ular-ular. Aku bertanya, "Ada apa dengan mereka?" Dijawab, "Mereka adalah ibu-ibu yang tidak mau menyusui anak-anak mereka." Kemudian mereka membawaku pergi, hingga aku menjumpai anak-anak kecil yang sedang bermain diantara 2 sungai. Aku bertanya, "Siapakah mereka itu?" Dijawab, "Mereka adalah anak-anak kaum mu'minin." Kemudian mereka membawaku naik ke suatu ketinggian hingga aku menjumpai tiga orang yang sedang meminum khamr mereka, aku bertanya, "Siapakah mereka itu?" Dijawab, "Mereka adalah Ja'far, Zaid dan Ibnu Rawaahah."
Kemudian mereka membawaku naik ke ketinggian yang lain, hingga aku menjumpai tiga orang, aku bertanya, "Siapakah mereka itu?" Dijawab, "Ini adalah Ibrahim, Musa dan 'Isa," Dan mereka sedang melihat ke arahku."
[Shahiih Ibnu Khuzaimah no. 1863]
Keterangan para perawinya adalah :
- Ar-Rabii' bin Sulaimaan bin 'Abdul Jabbaar bin Kaamil, Abu Muhammad Al-Muraadiy Al-Mu'adzdzin Al-Mishriy. Sahabat dan termasuk murid-murid utama Imam Asy-Syafi'iy, seorang yang tsiqah dan jujur, hampir tidak ada perbedaan pendapat mengenai ketsiqahannya. Wafat pada tahun 270 H. Termasuk thabaqah ke-11. Dipakai oleh Abu Daawud, An-Nasaa'iy dan Ibnu Maajah. [Tahdziibul Kamaal no. 1864; Taqriibut Tahdziib no. 1894]
- Bahr bin Nashr bin Saabiq, Abu 'Abdillaah Al-Khaulaaniy Al-Mishriy. Disepakati akan ketsiqahannya. Wafat pada tahun 267 H. Termasuk thabaqah ke-11. Dipakai oleh An-Nasaa'iy dalam Musnad Maalik. [Taqriibut Tahdziib no. 639]
- Bisyr bin Bakr, Abu 'Abdillaah Al-Bajaliy At-Tuniisiy. Seorang yang tsiqah, terkadang meriwayatkan hadits secara gharib. Lahir tahun 124 H dan wafat pada tahun 205 H atau dikatakan 200 H. Termasuk thabaqah ke-9. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Abu Daawud, An-Nasaa'iy dan Ibnu Maajah. [Tahdziibul Kamaal no. 679; Taqriibut Tahdziib no. 677]
- Ibnu Jaabir, namanya adalah 'Abdurrahman bin Yaziid bin Jaabir Al-Azdiy, Abu 'Utbah Ad-Daaraaniy Ad-Dimasyqiy. Disepakati akan ketsiqahannya. Wafat sekitar tahun 150 H. Termasuk thabaqah ke-7. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa'iy dan Ibnu Maajah. [Taqriibut Tahdziib no. 4041]
- Sulaim bin 'Aamir Al-Kalaa'iy, Abu Yahyaa Al-Khabaa'iriy Al-Himshiy Asy-Syaamiy. Seorang yang tsiqah. Wafat pada tahun 130 H. Termasuk thabaqah ke-3. Dipakai oleh Al-Bukhaariy dalam Al-Aadabul Mufrad, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa'iy dan Ibnu Maajah. [Taqriibut Tahdziib no. 2527]
- Abu Umaamah, namanya adalah Shadiy bin 'Ajlaan bin Al-Haarits (atau bin Wahb) bin 'Amr, Abu Umaamah Al-Baahiliy Asy-Syaamiy -radhiyallahu 'anhu-. Sahabat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam. Wafat sekitar tahun 86 H. Termasuk thabaqah ke-1. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa'iy dan Ibnu Maajah. [Al-Ishaabah 3/420; Taqriibut Tahdziib no. 2923]
Oleh karena itu, hadits ini shahih dengan ketsiqahan para perawinya dan sanadnya muttashil, tiada cacat didalamnya. Demikian dikatakan Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih At-Targhiib no. 2393 menukil perkataan Al-Haafizh Al-Mundziriy -rahimahumallah-.
Hadits ini diriwayatkan juga oleh Ibnu Hibbaan (Shahih Ibnu Hibbaan 16/536); Al-Haakim (Al-Mustadrak 1/430, 2/209); Al-Baihaqiy (As-Sunan Al-Kubraa 4/216; Itsbaat 'Adzaabil Qabr no. 80; Fadhaa'ilul Auqaat no. 140); An-Nasaa'iy (Sunan Al-Kubraa no. 3273 secara ringkas); Ath-Thabaraaniy (Mu'jam Al-Kabiir no. 7667; Musnad Asy-Syaamiyyiin no. 577); Ibnu 'Asaakir (Taariikh Dimasyq 29/331); Al-Kharaa'ithiy (I'tilaalul Quluub 1/88; Masaawi' Al-Akhlaaq no. 477), semua dari jalan Ibnu Jaabir, dari Sulaim, dari Abu Umaamah.
Sekilas Mengenai Air Susu Ibu (ASI)
Diantara karunia Allah Ta'ala yang sangat besar kepada manusia adalah dijadikannya para ibu mempunyai air susu yang dapat diberikannya kepada bayinya yang baru lahir sehingga bayi akan langsung dapat menikmati air susu ibunya dan mendapat asupan gizi yang cukup untuk kelangsungan hidupnya menghadapi dunia yang baru setelah 9 bulan berada dalam perut ibu. Allah Ta'ala berfirman :
Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. [QS Adz-Dzaariyaat : 58]
Dunia kedokteran telah mencatat bahwa kandungan ASI sangat dibutuhkan oleh bayi. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kandungan gizinya adalah sebagai berikut :
- Air. Ini adalah komposisi terbesar yang dikandung ASI, sekitar 87,5%. Oleh karena itu bayi yang mendapat ASI tidak perlu lagi diberikan tambahan air meskipun ia berada di tempat yang bersuhu udara panas. Kekentalan ASI telah diciptakan sedemikian rupa sehingga ia sesuai dengan kondisi saluran cerna bayi sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Inilah yang menyebabkan bayi terkena diare jika ia diberi susu formula.
- Karbohidrat. Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai sumber makanan utama untuk otak bayi. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2x lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula, namun demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa jarang ditemukan pada bayi yang mendapat asupan ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi atau susu formula.
- Protein. Protein dalam ASI terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein casein yang sulit dicerna oleh usus bayi, jumlah protein casein yang terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding susu sapi yang mencapai 80%. ASI juga mempunyai asam amino yang lebih lengkap dibanding susu sapi contohnya adalah asam amino taurin. Jenis asam amino ini diperkirakan mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan otak bayi. ASI juga kaya akan nukleotida yaitu kelompok senyawa organik yang tersusun dari 3 jenis seperti basa nitrogen, karbohidrat dan fosfat, nukleotida ini akan berfungsi meningkatkan pertumbuhan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus dan meningkatkan penyerapan zat besi dan daya tahan tubuh.
- Lemak. Lemak omega 3 dan 6 banyak ditemukan dalam kadar tinggi pada ASI, lemak ini berfungsi untuk pertumbuhan otak pada masa perkembangan bayi.
- Karnitin. Karnitin akan membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. Pada 3 minggu pertama masa menyusui, kadar karnitin akan sangat tinggi karena di masa itu bayi sangat rentan terkena gangguan metabolisme tubuh, bisa karena kuman penyakit atau faktor-faktor eksternal lainnya. Hal ini dikarenakan bayi sedang membentuk sistem pertahanan tubuhnya sendiri setelah ia terlepas dari perut ibunya.
- Vitamin. Jenis-jenis vitamin yang terdapat pada ASI yaitu vitamin K (berfungsi sebagai zat pembeku darah bila terjadi luka), vitamin D (berfungsi untuk penguat tulang, ini bisa dibantu dengan menjemur bayi pada sinar matahari pagi hari karena kadar vitamin D pada ASI sedikit), vitamin E (berfungsi untuk daya tahan dinding sel darah merah), vitamin A (berfungsi untuk menjaga kesehatan mata), kemudian vitamin-vitamin lain yang larut dalam air seperti vitamin B, C, asam folat.
- Mineral. Pada ASI, kadar mineral mempunyai jumlah yang tinggi dibanding susu sapi terlebih lagi ia mudah diserap oleh bayi. Mineral utama yang terdapat dalam ASI adalah kalsium yang berfungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan syaraf dan pembekuan darah.
Kekurangan kadar kalsium darah dan kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula dibandingkan pada bayi yang mendapat ASI.
Maha Besar Allah Ta'ala dengan segala karuniaNya yang Dia berikan untuk manusia terkhusus kepada bayi yang baru lahir dengan disediakan air susu yang dialiri dari payudara sang ibu untuk dinikmati si jabang bayi. Maka menjadi berdosalah jika ada ibu yang tidak mau menyusui bayinya dengan alasan-alasan yang tidak dibenarkan oleh syari'at karena ia tidak menunaikan hak anaknya yang merupakan amanat dari Allah. Allah Ta'ala berfirman :
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruuf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya. [QS Al-Baqarah : 233]
Jika memang sang ibu mendapat udzur syar'i sehingga ia tidak bisa menyusui anaknya, maka ia boleh menyerahkan penyusuan tersebut kepada wanita lain, Allah Ta'ala berfirman :
Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. [QS Al-Baqarah : 233]
Dan firmanNya :
Dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya. [QS Ath-Thalaaq : 6]

Wallaahu a'lam.

Saya kutib dari catatan: Akhi Tommi Marsetio

0 komentar:

Jangan lupa tinggalkan komentar anda disini dan gunakan kata-kata yang baik dalam berkomentar
dan saya menolak debat kusir
terima kasih

 
Back To Top