Allahumma
yassir wa a’in
Isu tahun baru di rebo wekasan mulai
santer di dunia maya. Berbagai macam mitos turut menyemarakkan kaehadiran tahun
baru kali ini. Bahkan sudah ada yang meramalkan dengan adanya kecelakaan.
Karena rebo wekasan menjadi hari paling ditakutkan oleh sebagian golongan yang
begitu gandrung dengan klenik dan ramalan.
Ada Apa
dengan Rebo Wekasan
Rebo Wekasan (rebo
pungkasan) dalam bahasa Jawa, ‘Rebo’ artinya hari Rabu, dan ‘Wekasan’ atau ‘pungkasan’ artinya
terakhir. Kemudian istilah ini dipakai untuk menamai hari Rabu terakhir pada
bulan Safar.
Mereka yang perhatian dengan rebo
wekasan berkeyakinan bahwa setiap tahun akan turun 320.000 balak, musibah, atau
bencana, dan itu akan terjadi pada hari Rabu terakhir bulan Safar.
Sumber Referensi yang kami jumpai
yang mengajarkan aqidah ini adalah kitab Kanzun Najah karya Abdul Hamid bin
Muhammad Ali Quds. Salah satu tokoh sufi, murid Zaini Dahlan. Dalam
buku tersebut, dia menyatakan di pasal: Hal-hal yang Dianjurkan ketika bulan
safar :
Ketahuilah bahwa sekelompok nukilan dari keterangan
orang shaleh -sebagaimana nanti akan diketahui- bahwa pada hari rabu terakhir
bulan safar akan turun bencana besar. Bencana inilah yang akan tersebar di
sepanjang tahun itu. Semuanya turun pada hari itu. Siapa yang ingin selamat dan
dijaga dari bencana itu, maka berdoalah di tanggal 1 safar, demikian pula di
hari rabu terakhir dengan doa yang sama. Siapa yang berdoa dengan kalimat itu
maka Allah akan menyelamatkannya dari keburuhan musibah tersebut. Inilah yang
aku temukan dari tulisan orang-orang shaleh.
Selanjutnya, penulis menyebutkan beberada doa yang dia
ajarkan. (Kanzun Najah, hlm. 49).
Sebagaimana dalam tatanan masyarakat
jawa ada orang yang gandrung dengan klenik jawa, diantara penganut agama islam
juga ada yang gandrung dengan klenik ‘islam’. Yang tentu saja, bukan bagian
dari ajaran islam. Hanya saja dibumbuhi dengan istilah-istilah islam dan
dilengkapi dengan berbagai amalan bid’ah yang sama sekali tidak ada
tuntunannya. Karena sama-sama klenik, tidak ada beda antara klenik jawa dengan
klenik ‘islam’, keduanya bersumber dari tahayul dan khurafat. Celakanya,
keyakinan semacam ini berkembang subur di aliran sufi.
Untuk itu, jangan karena semata
ditulis dalam buku berbahasa arab, kemudian itu menjadi mutlak benar. Ajaran
klenik bagian yang dikembangkan dan dilestarikan di aliran sufi, dan oleh
beberapa tokohnya, keyakinan ini dibukukan.
Tahun Baru
yang Mengerikan
Jika kita berkeyakinan, akan ada
bencana besar yang menimpa umat manusia di malam tahun baru disebabkan
banyaknya dosa dan maksiat, maka layak kita benarkan. Karena sebab terbesar
datangnya musibah yang menimpa manusia adalah dosa dan maksiat yang menimpa
mereka.
Allah tegaskan dalam al-Qur’an :
“Apapun
musibah yang menimpa kalian, semuanya disebabkan perbuatan maksiat yang kalian
lakukan.” (QS. As-Syura: 30)
Sudah menjadi rahasia umum, malam
tahun baru menjadi salah satu momen paling rame melakukan pesta zina. Tidak
salah jika kita sebut, hari zina internasional. Inilah yang sejatinya lebih
mengerikan. Acara maksiat, tanpa ada penanganan serius dalam mengatasinya.
Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
:
“Jika
perbuatan kekejian sudah merebak dan dilakukan dengan terang-terangan di
tengah-tengah masyarakat, maka Allah akan menimpakan kehancuran kepada mereka.” (HR.
Hakim 2577 dan dinyatakan oleh Ad-Dzahabi: Sesuai syarat shahih Muslim)
Allahu Akbar, bukankah ini
ancaman yang sangat menakutkan. Gara-gara perbuatan mereka yang tidak
bertanggung jawab itu, kemudian menjadi sebab Allah menimpakan berbagai bencana
yang membinasakan banyak manusia. Tahun baru telah menyumbangkan masalah besar
bagi masyarakat.
Ini yang seharusnya kita takutkan.
Allah datangkan bencana disebabkan maksiat. Bukan rebo wekasan hasil tahayul orang sufi.
Allah tidak menciptakan hari rebo terakhir di bulan safar sebagai sumber sial.
Namun dosa dan maksiat yang dilakukan manusia, itulah sumber sial dan
malapetaka.
Kaum muslimin, perbanyaklah memohon
ampunan kepada Allah. Kita ingat kisah Nabi Musa ‘alaihis salam yang berdoa memohon ampun kepada
Allah, karena kelancangan yang dilakukan kaumnya dengan menyembah anak sapi.
Musa memilih
tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada Kami) pada waktu
yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa bumi, Musa
berkata, “Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan
mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau akan membinasakan kami karena
perbuatan orang-orang yang BODOH di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari
Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan
Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah Yang
memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah
Pemberi ampun yang sebaik-baiknya.” (QS. Al-A’raf: 155)
Berusahalah untuk memperbanyak
istighfar kepada Allah. Memohon ampunan kepada-Nya. Semoga dengan banyaknya
istigfar yang kita ucapkan di malam zina ini, Allah berkenan mengampuni kita.
Sebagaimana Musa memohon ampunan kepada Allah, disebabkan ulah kaumnya yang
bodoh, yang mengundang murka Allah.
Yaa Allah.., akankah Engkau
membinasakan kami disebabkan ulah orang-orang BODOH di malam tahun baru ini?
0 komentar:
Jangan lupa tinggalkan komentar anda disini dan gunakan kata-kata yang baik dalam berkomentar
dan saya menolak debat kusir
terima kasih