Seandainya hari ibu itu baik, niscaya para orang-orang shalih terdahulu
(dari para nabi, shahabat, dan imam-imam / ulama-ulama yang mengikuti mereka)
sudah berlomba-lomba membuat hari ibu. Tapi rupanya tidak pernah ditemukan
sepanjang sejarah Islam selama berabad-abad lamanya, baik di dalam
manuskrip-manuskrip dan kitab-kitab sejarah, sedikitpun, atau sebarispun, kalau
ada dari mereka (orang-rang shalih) tersebut yang membuat atau merayakan hari
ibu.
Hal itu menunjukkan bahwa hari ibu bukan perkara yang baik di mata mereka
(orang-orang shalih), padahal mereka adalah selalu mendahului kita dalam
kebaikan, dan kita tidak akan mampu mendahului mereka dalam kebaikan.
Bukan berarti mereka tidak memuliakan dan tidak menghormati ibu-ibu mereka,
justru seluruh tauladan-tauladan dan cerita yang ada dalam sejarah yang
menjelaskan dan mencontohkan birrul walidain (bakti kepada orang tua) ada
semuanya pada mereka, dan kita dibanding mereka ibarat setetes air diatas
samudera.
Adapun sejarah hari ibu yang terjadi saat ini berawal dari perayaannya
orang-orang kuffar (non muslim), harap digaris bawahi: bukan dari Islam!.
Justru sebagian sejarah menceritakan bahwa hari ibu diambil dari
perayaan-perayaan orang-orang kuffar untuk berhala-berhala mereka. Kemudian
perayaan-perayaan tersebut diadopsi oleh banyak negeri-negeri kafir untuk
diberlakukan di negerinya.
Kita sebagai seorang muslim yang beriman, siapakah yang harus kita pilih untuk
diikuti? Hanya ada 2 opsi...
Memilih mengikuti mereka (orang-orang shalih terdahulu), atau mengikuti
adat kebiasaan orang-orang kuffar terdahulu? Yang mereka kurang memuliakan,
menghormati, memperhatikan ibunya sendiri, hingga mereka membuat hari ibu
setahun sekali sebagai bentuk perhatian dan balasan mereka kepada ibunya.
Sungguh tidak adil...
Penulis : akhi Abu Fahd NegaraTauhid
Baca juga tulisan yang terkait : Asal Usul Hari Ibu
0 komentar:
Jangan lupa tinggalkan komentar anda disini dan gunakan kata-kata yang baik dalam berkomentar
dan saya menolak debat kusir
terima kasih