Rabu, 14 Agustus 2013

Analogi Puasa Syawal Seperti Puasa Setahun Penuh


Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR Muslim)
“Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal.” (QS Al An’am ayat 160)
Dari 2 dalil di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa orang yang melakukan satu kebaikan akan mendapatkan sepuluh kebaikan yang semisal. Puasa Romadhon adalah selama sebulan berarti akan semisal dengan puasa 10 bulan. Puasa syawal adalah enam hari berarti akan semisal dengan 60 hari yang sama dengan 2 bulan. Oleh karena itu, seseorang yang berpuasa ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan syawal akan mendapatkan puasa seperti setahun penuh. (Lihat Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56 dan Syarh Riyadhus Sholihin, 3/465).
Apakah Harus Berurutan 6 Hari Langsung?
Imam Nawawi rohimahulloh menjawab dalam Syarh Shohih Muslim 8/328:Afdholnya (lebih utama) adalah berpuasa enam hari berturut-turut langsung setelah Iedul Fithri. Namun jika ada orang yang berpuasa Syawal dengan tidak berturut-turut atau berpuasa di akhir-akhir bulan, maka dia masih mendapatkan keuatamaan puasa Syawal berdasarkan konteks hadits ini.”  Inilah pendapat yang benar. Jadi, boleh berpuasa secara berturut-turut atau tidak berturut-turut, baik di awal, di tengah, maupun di akhir bulan Syawal. Sekalipun yang lebih utama adalah bersegera melakukannya berdasarkan dalil-dalil yang berisi tentang anjuran bersegera dalam beramal sholih. Sebagaimana Allah berfirman, “Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.” (Al Maidah: 48).
Dan juga dalam hadits tersebut terdapat lafadz ba’da fithri (setelah hari raya Idul Fitri), yang menunjukkan selang waktu yang tidak lama.

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat ini bagi umat Islam.

0 komentar:

Jangan lupa tinggalkan komentar anda disini dan gunakan kata-kata yang baik dalam berkomentar
dan saya menolak debat kusir
terima kasih

 
Back To Top