“Aku
bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah.”
”Aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
”Aku
bersaksi bahwa Ali adalah wali Allah.”
”Aku
berlepas diri kepada Allah dari Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah, Hafshah dan
seluruh musuh-musuh Ahlu Bait Rasulullah SAW.”
Lalu di
Teruskan dengan Sahadat ke 13 kepada pada IMAMNYA:
“Aku
bersaksi bahwa Ali Amirul Mu`minin adalah wali Allah.”
“Aku
bersaksi bahwa Fathimah Az-Zahra adalah Hujjah Allah.”
“Aku
bersaksi bahwa Al-Hasan adalah Hujjah Allah.”
“Aku
bersaksi bahwa Al-Husein adalah Hujjah Allah.”
“Aku
bersaksi bahwa Ali As-Sajjad adalah Wali Allah.”
“Aku
bersaksi bahwa Muhammad Al-Baqir adalah Wali Allah.”
“Aku
bersaksi bahwa Ja’far Ash-Shadiq adalah Wali Allah.”
“Aku
bersaksi bahwa Musa Al-Kazhim Wali Allah.”
“Aku
bersaksi bahwa Ali Ar-Ridha Wali Allah.”
“Aku
bersaksi bahwa Muhammad Al-Jawad Wali Allah.”
“Aku
bersaksi bahwa Ali Al-Hadi Wali Allah.”
“Aku
bersaksi bahwa Al-Hasan Al-Askari Wali Allah.”
“Aku
bersaksi bahwa Muhammad Al-Mahdi Hujjah Allah.”
Syi’ah
memiliki 5 (lima) Rukun Iman yg berbeda dengan rukun iman risalah yang di
anjurkan Rasulullah saw
Rukun Iman
SYIAH
1.
Tauhid (Keesaan Allah)
2.
Al-Adl (Keadilan Allah)
3.
Nubuwwah (Kenabian)
4.
Imamah (Kepemimpinan Imam)
5.
Ma’ad (Hari Kebangkitan dan Pembalasan).
dan Syi’ah
juga tidak mencantumkan Syahadatain dalam Rukun Islam mereka.
Rujun Islam
SYIAH
1.
Shalat
2.
Zakat
3.
Puasa
4.
Haji
5.
Waliyah (Perwalian).
Kitab hadist
Syiah, Al-Hujjah minal Kaafie /26, hadits no.1 :
"Tidak
ada seorang pun dari umat manusia yang mengaku bahwa dia telah mengumpulkan
Al-Qur`an sebagaimana yang diturunkan oleh Allah, kecuali dia itu adalah
pendusta. Dan tidak ada yang mengumpulkan dan menghafalnya seperti yang
diturunkan oleh Allah Ta'ala kecuali Ali bin Abi Thalib dan para imam setelah
beliau."
Syiah
meyakini turunnya wahyu sesudah Al-Qur`an, yaitu Mushaf Fathimah yang
diturunkan kepada Fatimah melalui Malaikat Jibril yang brjumlah 17.000 ayat
(kitab Al-Kaafie 1/239), yang masih disembunyikan oleh Imam Mahdi (Muhammad bin
Hasan Al-Askari) mulai dari Ghaib Kubra yang bersembunyi di gua Samarro (Iraq)
sejak tauhn 329 H yang selalu diziarahi oleh orang-orang Syiah dan memohon agar
segera keluar untuk memimpin dunia. (inilah keyakinan Syiah).
Kitab hadist
(syiah) Ushuulu Madzhabi Asy-Syiiah 2/102 :
“Sesungguhnya
tatkala Allah SWT mewafatkan Nabi-Nya SAW, maka Fatimah AS merasa sedih atas
wafatnya beliau tersebut, yang rasa sedihnya tidak ada yg tahu kecuali Allah
Azza wa Jalla. Maka Allah SWT mengutus seorang malaikat untuk menemui Fatimah untuk
meringankan rasa sedihnya dan mnghiburnya. Maka Fatimah pun mengadukan hal ini
kepada Amirul Mukminin RA, maka dia brkata:
"Jika
engkau (Fatimah) merasakan kembali hal trsebut dan engkau mendengarkan suara,
maka katakanlah kepada aku. Maka Fatimah pun memberitahukan hal tersebut kepada
Ali. Maka Ali mulai mencatat semua yang dia dengar (dari Fatimah) sampai menjadi
sebuah mushaf. (di dalam mushaf Fatimah ini tidak mengandung halal dan haram,
akan tetapi berisi tentang ramalan yg akan trjadi.)
Kitab
Al-Anwaar An-Nu'maaniyyah, jilid 2/360-362 disebutkan :
“Telah
berkata Syaikh mereka yaitu Nikmatullah Al-Jazairi bahwasanya telah tersebar
kabar bahwa tidak ada yang mampu menyusun Al-Qur`an seperti yang diturunkan
kecuali Amirul Mukminin Ali bin abi thalib sampai dia mengucapkan Al-Qur`an
trsebut sekarang berada di sisi Paduka kami Al-Mahdi RA berikut kitab-kitab
samawi lainnya dan peninggalan para nabi.”
Mengingkari
keotentikan dan kebenaran Al-Qur`an
Syiah
meyakini bahwa Al-Qur`an Utsmani tidak asli, karna telah dirubah oleh para
sahabat. Ahlu Sunnah berkata bahwa jumlah seluruh ayat di dalam Al-Qur`an
adalah 6236 ayat. Akan tetapi di dalam kitab Syiah Al-Kaafie fil Ushuul 2/634
disebutkan :
“Sesungguhnya
Al-Qur`an yang dibawa oleh malaikat Jibril kepada Muhammad SAW adalah berjumlah
17.000 ayat.”
Menafsirkan
Al-Qur`an secara mnyimpang :
Dawud
Al-Jassos berkata: “Aku pernah mendengar Abu Abdullah AS brkata: “Dan dengan
tanda-tanda dan dengan bintang mereka mendapatkan petunjuk. Dia berkata: “Yang
dimaksud dengan bintang adalah Rasulullah SAW dan yang dimaksud dengan tanda-tanda
adalah para imam AS.”
Mengingkari
kedudukan hadits nabi sebagai sumber ajaran islam
Syiah tidak
mengakui keabsahan Al-Kutub As-Sittah yaitu Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim,
Sunan Abu Dawud, Sunan Tirmidzi, Sunan An-Nasai, Sunan Ibnu Majah sebagai
rujukan. Mereka hanya mau menerima hadits jika diriwayatkan oleh Ahlul Bait
dari golongan mereka sendiri. Mereka mempunyai kitab tersendiri yaitu:
1.
Al-Kaafie,
2.
At-Tahdziib,
3.
Al-Istibshaar dan
4.
Man Laa Yahdhuruhul Faqiih.
Kitab-kitab
ini sulit didapatkan. Di dalam kitab Ashlu Asy-Syiah wa Ushuuliha karangan
Muhammad Husain Kasyif Al-Ghitha hal. 79 disebutkan:
"Sesungguhnya
orang-orang Syiah tidak menganggap sunnah (maksudnya hadits-hadits nabi),
kecuali apa-apa yang shahih menurut mereka yang diriwayatkan dari jalan Ahlul
Bait mereka adapun hadits-hadits yang diriwayatkan seperti oleh Abu Hurairah,
Samurah dan Amer bin Ash dan yang semisalnya, maka mereka itu di dalam
pandangan Imamiyah (Syiah) kecuali hanya seperti nyamuk."
Syiah,
Menghina, Melecehkan dan atau Merendahkan Nabi dan Rasul
Syiah
beranggapan bahwa Ali bin Abi Thalib lebih mulia dari para nabi dan rasul. Bahkan
Ali pernah mnenerima lembaran wahyu dari Allah SWT yang Nabi SAW aja tidak
mngetahui apa isi lembaran trsebut. Juga Syiah beranggapan bahwa dakwah
Rasulullah SAW tidak brhasil. Sebab setelah beliau wafat, ternyata para sahabat
kembali murtad, kecuali hanya 3 orang sahabat saja.
Di dalam
kitab hadist syiah Ar-Raudhah minal Kaafie 8/245 disebutkan:
“Adalah para
sahabat mnjadi murtad setelah wafat Rasulullah SAW, kecuali hanya 3 orang
sahabat aja:
1.
Al-Miqdad bin Al-Aswad
2.
Abu Dzar Al-Ghifari dan
3.
Salman Al-Farisi.”
“Adalah para
imam kami lebih utama dari semua para nabi yang mana hal ini tidak diragukan
lagi bagi orang yang sering menelaah berita atau kabar mereka AS dgn cara pasti
dan yakin.”..(Bihaarul Anwaar, karya Al-Majalisi, jilid 26 hal. 297-298)
“Di antara
ajaran penting madzhab kami bahwasanya bagi para imam itu mempunyai kedudukan yang
tidak bisa dicapai oleh Malaikat yang sngat dekat dan tidak juga oleh nabi yang
diutus.” (Al-Hukuumah Al-Islaamiyyah karya Khumaini, hal. 52).
Syiah
mngubah shalat 5 waktu mnjadi 3 waktu atau 1 waktu dengan jamak dan qasar tanpa
syarat:
1.
Mengharamkan shalat Jum'at
2.
Mewajibkan wuquf/haji ke Karbala Iraq dan
3.
Menganjurkan kepada kaum muslimin untuk mengalihkan
kiblat ke Karbala Iraq dan tidak ke Mekkah lagi
“Syiah telah
menghentikan ibadah Jum’at karena Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu masih ghaib. Hal
ini semakna ketika orang-orang Syiah dilarang menunjuk seorang Imam bagi kaum
muslimin. Mereka berkata:
“Shalat
Jum’at dan pemerintahan itu bagi Imam kaum muslimin, sedangkan Imamnya yaitu
imam yang sedang ditunggu-tunggu itu.” (Ushuulu Madzhabi Asy-Syiiah, 2/386).
Imam Ridha berkata:
"Dan kami membolehkan shalat atas mayat tanpa wudlu, karena dalam shalat tersebut
tidak ada rukuk dan sujud, sedang kewajiban wudlu itu hanyalah untuk shalat yang
ada rukuk dan sujud.” (Fiqih Ja’fari, hal. 46).
“Jika engkau
shalat di belakang seorang imam, lalu ia mmbaca Al-fatihah dan selesai, maka
ucapkanlah: "alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin."..Janganlah engkau mengucapkan
aamiin.” (Fiqih Ja’fari, hal. 173).
Dari Dawud
bin Farqad dia berkata: “Aku pernah bertanya kepada Abu Abdullah: ”Bagaimana
pendapat Tuan tentang An-Nashib (orang non Syiah)?”
Maka dia menjawab:
“Halal darahnya (boleh dibunuh) Akan tetapi aku bertaqiyyah dengannya. Kalau
engkau mampu menimpakan dinding kepadanya atau engkau menenggelamkannya ke
dalam air supaya dia (non Syiah) tidak bisa bersaksi atas perbuatanmu ini, maka
kerjakanlah.”
Aku bertanya
kembali: “Bagaimana dengan hartanya?”
Dia menjawab:
“Ambillah apa yang engkau bisa ambil.” (Al-Anwaar An-Nu’maaniyyah karya
Al-Jazairi, 2/308).
0 komentar:
Jangan lupa tinggalkan komentar anda disini dan gunakan kata-kata yang baik dalam berkomentar
dan saya menolak debat kusir
terima kasih