"Mengapa sakit saya tidak
sembuh-sembuh?”
”Mengapa sakit saya sedemikian
beratnya?”
“Kenapa mesti saya yang sakit?”
Mungkin inilah sebagian
perkataan atau bisikan setan yang terbesit dalam hati orang yang sakit. Perlu
kita ketahui bahwa sakit merupakan takdir Allah dan menurut akidah
(kepercayaan) seorang muslim yang beriman bahwa semua takdir Allah itu baik dan
ada hikmahnya, berikut ini tulisan ringkas yang senoga bisa mencerahkan hati
orang-orang yang sakit yang selayaknya mereka bergembira
Sakit adalah ujian, cobaan dan
takdir Allah
Hendaknya orang yang sakit
memahami bahwa sakit adalah ujian dan cobaan dari Allah dan perlu benar-benar
kita tanamkan dalam keyakinan kita yang sedalam-dalamya bahwa ujian dan cobaan
berupa hukuman adalah tanda kasih sayang Allah. Nabi shallallahu ‘alihi wa
sallam bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ، وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ
فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ
فَلَهُ السُّخْطُ
“Sesungguhnya
pahala yang besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Apabila Allah
mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya, barangsiapa
yang ridho (menerimanya) maka Allah akan meridhoinya dan barangsiapa yang murka
(menerimanya) maka Allah murka kepadanya.”[HR. At-Tirmidzi no. 2396, dihasankan oleh
Al-Imam Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi]
Dan beliau shallallahu ‘alihi
wa sallam bersabda:
إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ
الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ
أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ
“Apabila Allah
menginginkan kebaikan bagi seseorang hamba, maka Allah menyegerakan siksaan
baginya di dunia.” [HR. At-Tirmidziy no.2396
dari Anas bin Malik, lihat Ash-Shahiihah no.1220]
Mari renungkan hadits ini, apakah kita
tidak ingin Allah menghendaki kebaikan kapada kita? Allah segerakan hukuman
kita di dunia dan Allah tidak menghukum kita lagi di akhirat yang tentunya
hukuman di akhirat lebih dahsyat dan berlipat-lipat ganda. Dan perlu kita
sadari bahwa hukuman yang Allah turunkan merupakan akibat dosa kita sendiri,
salah satu bentuk hukuman tersebut adalah Allah menurunkannya berupa penyakit.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ
وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَْ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم
مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَْ
أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ
وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Dan sungguh akan
Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekuangan
hara, jiwa dan buaah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan “Innaa lillahi wa inna ilahiraaji’uun. Mereka itulah yang
mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Robbnya, dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” [Al-Baqarah 155-157]
Ujian juga merupakan takdir Allah yang
wajib diterima minimal dengan kesabaran, Alhamdulillah jika mampu diterima
dengan ridha bahkan rasa syukur. Semua manusia pasti mempunyai ujian
masing-masing. Tidak ada manusia yang tidak pernah tidak mendapat ujian dengan
mengalami kesusahan dan kesedihan. Setiap ujian pasti Allah timpakan sesuai
dengan kadar kemampuan hamba-Nya untuk menanggungnya karena Allah tidak
membebankan hamba-Nya di luar kemampuan hamba-Nya.
Sakit manghapuskan dosa-dosa
kita
Orang yang sakit juga selayaknya
semakin bergembira mendengar berita ini karena kesusahan, kesedihan dan rasa
sakit karena penyakit yang ia rasakan akan menghapus dosa-dosanya. Nabi
shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda:
كَمَا
سَيِّئَاتِهِ بِهِ اللهُ حَطَّ إِلاَّ سِوَاهُ فَمَا مَرَضٍ مِنْ أَذًى يُصِيْبُهُ
مُسْلِمٍ مِنْ مَا
تَحُطُّ
“Setiap muslim
yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan hapuskan
kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya” [HR. Al-Bukhari no. 5661
dan Muslim no. 651]
Dan beliau shallallahu ‘alihi
wa sallam bersabda:
مَا مِنْ شَيْءٍ يُصِيْبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ
حَزَنٍ، وَلاَ وَصَبٍ، حَتَّى الْهَمُّ يُهِمُّهُ
؛ إِلاَّ
يُكَفِّرُ اللهُ بِهِ عَنْهُ سِيِّئَاتِهِ
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau sesuatu hal
yang lebih berat dari itu melainkan diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya
karenanya.” [HR. Muslim no. 2572]
Bergembiralah saudaraku, bagaimana
tidak, hanya karena sakit tertusuk duri saja dosa-dosa kita terhapus. Sakitnya
tertusuk duri tidak sebanding dengan sakit karena penyakit yang kita rasakan
sekarang.
Sekali lagi bergembiralah,
karena bisa jadi dengan penyakit ini kita akan bersih dari dosa bahkan tidak
mempunyai dosa sama sekali, kita tidak punya timbangan dosa, kita menjadi suci
sebagaimana anak yang baru lahir. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda:
مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي
جَسَدِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا
عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ
“Cobaan akan
selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada anaknya
maupun pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa sedikitpun.” [HR. Ahmad, At-Tirmidzi,
dan lainnya, dan dinyatakan hasan shahih oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih
Sunan At-Tirmidzi, 2/565 no. 2399]
Hadits ini sangat cocok bagi orang
yang mempunyai penyakit kronis yang tidak bisa diharapkan kesembuhannya dan
vonis dokter mengatakan umurnya tinggal hitungan minggu, hari bahkan jam. Ia
khawatir penyakit ini menjadi sebab kematiannya. Hendaknya ia bergembira,
karena bisa jadi ia menghadap Allah suci tanpa dosa. Artinya surga telah
menunggunya.
Melihat besarnya keutamaan tersebut,
pada hari kiamat nanti, banyak orang yang berandai-andai jika mereka ditimpakan
musibah di dunia sehingga menghapus dosa-dosa mereka dan diberikan pahala
kesabaran. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda:
يَوَدُّ أَهْلُ الْعَافِيَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَّ جُلُودَهُمْ قُرِضَتْ بِالْمَقَارِيضِ مِمَّا يَرَوْنَ مِنْ
ثَوَابِ أَهْلِ الْبَلاَءِ
”Manusia pada hari
kiamat menginginkan kulitnya dipotong-potong dengan gunting ketika di dunia,
karena mereka melihat betapa besarnya pahala orang-orang yang tertimpa cobaan
di dunia.” [HR. Baihaqi: 6791,
lihat ash-Shohihah:
2206]
Bagaimana kita tidak gembira
dengan berita ini, orang-orang yang tahu kita sakit, orang-orang yang menjenguk
kita ,orang-orang yang menjaga kita sakit, kelak di hari kiamat sangat ingin
terbaring lemah seperti kita tertimpa penyakit.
Meskipun sakit, pahala tetap
mengalir
Mungkin ada beberapa dari kita yang
tatkala tertimpa penyakit bersedih karena tidak bisa malakukan aktivitas, tidak
bisa belajar, tidak bisa mencari nafkah dan tidak bisa melakukan ibadah sehari-hari
yang biasa kita lakukan.
Bergembiralah karena Allah ternyata
tetap menuliskan pahala ibadah bagi kita yang biasa kita lakukan sehari-hari.
Nabi SAW bersabda:
“Apabila seorang
hamba sakit atau sedang melakukan safar, Allah akan menuliskan baginya pahala
seperti saat ia lakukan ibadah di masa sehat dan bermukim.” [HR. Bukhari dalam
shahihnya]
Subhanallah, kita sedang
berbaring dan beristirahat akan tetapi pahala kita terus mengalir, apalagi yang
menghalangi anda untuk tidak bergembira wahai orang yang sakit.
Sesudah kesulitan pasti datang
kemudahan
Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
يُسْراً
الْعُسْرِ مَعَ إِنَّ, يُسْراْْْ الْعُسْرِ مَعَ فَإِنَّ
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” [Asyt-Syarh: 5-6]
Ini merupakan janji Allah, tidak
pernah kita menemui manusia yang selalu merasa kesulitan dan kesedihan, semua
pasti ada akhir dan ujungnya. Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan,
susah-senang, lapar-kenyang, kaya-miskin, sakit-sehat. Salah satu hikmah Allah
menciptakan sakit agar kita bisa merasakan nikmatnya sehat.
Sebagaimana orang yang makan, ia tidak
bisa menikmati kenyang yang begitu nikmatnya apabila ia tidak merasakan lapar,
jika ia merasa agak kenyang atau kenyang maka selezat apapun makanan tidak bisa
ia nikmati. Begitu juga dengan nikmat kesehatan, kita baru bisa merasakan
nikmatnya sehat setelah merasa sakit sehingga kita senantiasa bersyukur, merasa
senang dan tidak pernah melalaikan lagi nikmat kesehatan serta selalu
menggunakan nikmat kesehatan dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat. Nabi SAW
bersabda:
وَالْفَرَاغُ الصِّحَّةُ النَّاسِ مِنْ كَثِيرٌ فِيهِمَا مَغْبُونٌ نِعْمَتَانِ
“Ada dua kenikmatan yang sering terlupakan oleh banyak
orang: nikmat sehat dan waktu luang.” [HR. Bukhari, no: 5933]
Bersabarlah dan bersabarlah
Kita akan mendapatkan semua keutamaan
tersebut apabila musibah berupa penyakit ini kita hadapi dengan sabar. Agar
kita dapat bersabar, hendaknya kita mengingat keutamaan bersabar yang sangat
banyak. Allah banyak menyebutkan kata-kata sabar dalam kitab-Nya.
Berikut adalah beberapa keutamaan
bersabar:
Sabar memiliki keutamaan yang
sangat besar di antaranya:
1.
Mendapatkan petunjuk. Allah Ta’ala berfirman:
“Tidak
ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada
hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [At Thaghabun: 11]
2.
Mendapatkan pahala yang sangat besar dan keridhaan Allah. Allah Ta’ala berfirman:
“sesungguhnya
hanya orang-orang yang bersabar diberikan pahala bagi mereka tanpa batas.” [Az-Zumar: 10]
3.
Mendapatkan alamat kebaikan dari Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
“Apabila
Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba-Nya maka Dia menyegerakan hukuman
baginya di dunia, sedang apabila Allah menghendaki keburukan pada seorang
hamba-Nya maka Dia menangguhkan dosanya sampai Dia penuhi balasannya nanti di
hari kiamat.” [HR. Tirmidzi no.2396 dalam kitabuz zuhd, Bab “Tentang Sabar Terhadap Ujian”, dan dia berkata, “Ini hadist hasan gharib”, Al-Hakim di dalam Al-Mustadrak (I/349),
IV/376, 377)]
4.
Merupakan anugrah yang terbaik. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah
Allah menganugrahkan kepada seseorang sesuatu pemberian yang labih baik dan
lebih lapang daripada kesabaran.” [HR. Bukhari no. 1469 dalam kitabuz Zakat, Bab “menghindari diri untuk tidak meminta-minta”, dan Muslim
no.2471 dalam Kitabuz Zakat, Bab “Keutamaan
Menjaga Kehormatan dan Sabar”]
Hindarilah hal ini ketika sakit
Ketika sakit merupakan keadaan
dimana seseorang lemah fisik dan psikologis bahkan bisa membuat lemah iman.
Oleh karena itu kita mesti berhati-hati agar kondisi ini tidak di manfaatkan
oleh syaitan. Ada beberapa hal yang harus kita hindari ketika sakit.
- Berburuk sangka kepada Allah atau merasa kecewa
bahkan marah kepada takdir Allah. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman: Aku sesuai dengan prasangka hamba kepada-Ku, jika ia berprasangka baik, maka aku akan berbuat demikian terhadapnya. Jika ia berprasangka buruk, maka aku akan berbuat demikian terhadapnya.” [HR. Ahmad dan Ibnu Hibban]
- Menyebar luaskan kabar sakit dan mengeluhkannya
Merupakan salah satu tanda tauhid dan keimanan seseorang bahwa ia berusaha hanya mengeluhkan keadaannya kepada Allah saja, karena hanya Allah yang bisa merubah semuanya. Sebaliknya orang yang banyak mengeluh merupakan tanda bahwa imannya sangat tipis. kita boleh mengabarkan bahwa kita sakit tetapi tidak untuk disebarluaskan dan kita kelauhkan kepada orang banyak
- Membuang waktu dengan melakukan pekerjaan yang
sia-sia selama sakit
Misalnya banyak menonton acara-acara TV,
mendengarkan musik, membaca novel khayalan dan mistik, hendaknya waktu tersebut
di isi dengan muhasabah, merenungi, berdzikir, membaca Al-Quran dan lain-lain.
- Tidak memperhatikan kewajiban menutup
aurat
Hal ini yang paling sering dilalaikan ketika sakit. walaupun sakit tetap saja kita berusaha menutup aurat kita selama sakit sebisa mungkin. Lebih-lebih bagi wanita, ia wajib menjaga auratnya misalnya kaki dan rambutnya dan berusaha semaksimal mungkin agar tidak dilihat oleh laki-laki lain misalnya perawat atau dokter laki-laki
- Berobat dengan yang haram
Kita tidak boleh berobat dengan hal-hal yang haram, misalnya dengan obat atau vaksin yang mengandung babi, berobat dengan air kencing sendiri karena Allah telah menciptakan obatnya yang halal.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit bersama obatnya, dan menciptakan obat untuk segala penyakit, maka berobatlah, tetapi jangan menggunakan yang haram.” [HR. Abu Dawud]
Dan perbuatan haram yang paling berbahaya adalah berobat dengan mendatangi dukun mantra, dukun berkedok ustadz dan ahli sihir karena ini merupakan bentuk kekafiran yang bisa mengeluarkan pelakunya dari islam serta kekal di neraka.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang mendatangi dukun, lalu mempercayai apa yang ia ucapkan, maka ia telah kafir terhadap ajaran yang diturunkan kepada nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam” [HR. Ahmad di dalam Al-Musnad (II/429). Al-Hakim (I/8) dari Abu Hurairah secara marfu’.]
Sebagai penutup tulisan ini,
berikut jawaban serta jalan keluar dari Allah yang langsung tertulis dalam
kitab-Nya mengenai beberapa keluhan yang muncul dalam hati manusia yang lemah
-Mengapa saya di uji (dengan
penyakit ini)?
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan:”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. 29:2)
“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum
mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. 29:3)
-Mengapa saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan
(berupa kesehatan)?
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahu, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. 2:216)
-Mengapa ujian (penyakit)
seberat ini?
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.” (QS. 2:286)
-Saya mulai frustasi dengan
ujian (penyakit) ini.
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu
bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya),
jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. 3:139)
-Bagaimanakah saya
menghadapinya?
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan
kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan
bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. 3:200)
-Apa yang saya dapatkan dari
semua ini?
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang
mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka,” (QS. 9:111)
-Kepada siapa Saya berharap?
“Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya
kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Rabb yang memiliki ‘Arsy yang agung”.
(QS. 9:129)
-Saya sudah tidak dapat
bertahan lagi dan menanggung beban ini!
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (QS. 12:87)
0 komentar:
Jangan lupa tinggalkan komentar anda disini dan gunakan kata-kata yang baik dalam berkomentar
dan saya menolak debat kusir
terima kasih