Jumat, 28 Desember 2012

Bahaya Tasyabbuh




A (Orang Kristen)
B (Orang Islam 1)
C (Orang Hindu)
D (Orang Islam 2)
A   :   “Kenapa kalian selalu ngikutin kami,..?”
B   :   “Ngikutin apa? Kami tidak merasa ngikutin kalian,..?”
A   :   “Gak merasa? Coba diperhatikan, kami merayakan Hari Ulang Tahun Yesus (atau Maulidnya Nabi Isa), lalu kalian ikut-ikutan merayakan Maulid Nabi Muhammad,..!! Kami juga merayakan hari kenaikan Isa al Masih (diangkatnya Nabi Isa ke langit), kalian ikut-ikutan merayakan hari Isra Mi’raj (naiknya Nabi Muhammad ke langit),..!! Kami merayakan Tahun Baru Masehi milik kami, kalian juga merayakan tahun baru hijriyah milik kalian,..!! Kami beribadah dengan bernyanyi dan bermain alat musik, kalian juga sekarang mulai beribadah dengan bernyanyi-nyanyi membaca shalawat/dzikir dengan alunan musik,..!!"
C   :   “Iya nih…! Kalian (orang muslim) juga banyak yang ngikutin perayaan acara kami…”
A   :   “Lho…lho…apalagi ini,..? Siapa yang ngikutin,..?”
C   :   “Lihat saja, acara nujuh bulanan bagi wanita yang hamil itu kan asalnya dari kami orang Hindu. Begitu juga Tahlilan atau Selamatan Kematian selama 7 hari, 40, 100 s/d 1000 hari itu semua adalah acara kami, lalu kalian mengikutinya. Kalo gak percaya, sini ikut saya, saya kasih buktinya,..!!”
B   :   “Enak saja ngaku-ngaku,..!! Yang ngikutin itu kalian semua, orang Kristen dan orang Hindu pada ngikutin kami semua,..!!”
A   :   “Eh…Kalo bicara pake otak! Emang duluan siapa agamanya? Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad baru ada sekitar 1400 tahun yang lalu. sedangkan agama kami Nasrani sudah ada sekitar 2000an tahun yang lalu. Gak masuk akal kalo kami yang ngikutin kalian,..!!”
C   :   “Hehehe…apalagi agama saya. Agama kami lebih dulu dari agama kalian. Agama kami sudah ada sejak 2500 tahun sebelum masehi, jadi sudah ada sekitar 4500 tahun yang lalu. Sedangkan di Indonesia, agama kami lah yang paling tua dan pertama. Gak masuk akal kalo kami yang malah mengikuti agama kalian, apalagi yang namanya Islam kejawen, mirip abis dengan kami…hehehe.”
A   :   “Betul…betul…betul…Belum lagi kalian umat islam banyak yang berpartisipasi merayakan hari perayaan agama kami, seperti Tahun Baru Masehi, Hari Valentine, Hari Ulang Tahun, Hari Hallowen, Hari April Mop, hari Ibu, dll.”
B   :   (garuk2 kepala)…
D   :   “Ambil semua acara-acara kalian, kami tidak butuh acara-acara seperti itu. Karena kami sudah punya acara sendiri yang tidak mengikuti agama-agama kalian. Dan acara-acara seperti itu tidak pernah dilakukan oleh orang Muslim yang berada diatas Sunnah seperti kami ini, insya Allah. Dalam golongan kami (yaitu AhlusSunnah), tidak ada perayaan Maulid Nabi, perayaan Isra Mi’raj, perayaan Tahun Baru Hijriyah, perayaan nujuh bulan, Selamatan Kematian(Tahlilan), dll.”
A & C:    “Lho…kalian B dan D khan sama2 muslim, koq saling berbeda? Yang B merayakan acara-acara itu sedangkan yang D tidak merayakan? Aneh sekali, satu agama tapi beda-beda,..!!”
D   :   “Kenapa kalian heran dengan kami? Bukankah kalian sendiri juga memiliki banyak perbedaan dan perpecahan? Agama Nasrani memiliki banyak sekte, seperti Protestan, Katholik, Advent, dll. Bahkan dalam agama kami disebutkan bahwa kaum Nasrani terpecah belah menjadi 72 golongan. Begitu juga dengan agama Hindu yang memiliki banyak sekte dan juga warna (kasta). Tidakkah kalian tahu tentang itu? Sedangkan agama Islam terpecah belah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali 1 yaitu Al Jamaah (Ahlus Sunnah wal Jamaah). Jadi, menurut pemahaman kami sebagai Ahlus Sunnah, kami tidak boleh tasyabbuh (mengikuti) orang-orang kafir dalam ciri khas mereka, seperti acara-acara yang kalian sebutkan tadi. Maka itu golongan kami tidak pernah melakukan dan mengadakan acara-acara seperti itu. Jika ada sebagian dari kaum muslimin yang melakukan atau mengadakan acara-acara itu, maka itu adalah oknum atau karena ketidaktahuannya akan hal itu.”
A & C :   “Kami juga tahu itu semua. Hanya saja tadi kami ingin mengetest si B, apakah dia punya alasan tentang itu? Rupanya dia tidak punya alasan dan gak tau apa-apa tentang agamanya. Bisanya cuma ikut-ikutan saja.”
B   :   “Hmmmm…berarti saya ini oknum ya? kalo begitu saya tidak mau jadi oknum lagi ah…saya mau ngikutin si D aja, biar gak jadi oknum!!!”
D   :   “Hmmm juga…kamu masih jadi oknum akhi, karena kamu masih ikut-ikutan, yaitu ngikutin saya.”
B   :   “Berarti saya harus ngikutin siapa donk?”
D   :   “Biar kamu gak jadi oknum, kamu harus ngikutin Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam beserta para sahabat-sahabtnya. Insya Allah kamu akan menjadi seorang Ahlus Sunnah sejati.”
D   :   "dan ahlussunnah sejati adalah mereka yang kafir kepada thoghut dan beriman kepada Allah dan juga berjihad fie sabilillah, mereka lah ahlusunnah sejati"

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (QS. al-Baqarah: 120)
“Sungguh kalian akan mengikuti (perlakuan) orang yang sebelum kalian, sejengkal sejengkal, dan sehasta demi sehasta, sehingga seandainya mereka masuk ke lubang dhab (binatang seperti biawak) sekalipun tentu kalian tetap mengikuti mereka.” Kami bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani?”. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maka Siapa (lagi kalau bukan mereka)?” [HR. Imam Bukhari & Muslim]
'Aisyah radhiallahu'anha dia berkata : "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya, maka dia tertolak." [HR. Bukhari dan Muslim]
Dalam riwayat Muslim disebutkan: "Siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak)."

Kesalahan Sejarah pada Agama Kristen




        PAUS : NATAL BUKAN 25 DESEMBER 
Kejadian yang cukup menghebohkan dunia Kristen baru saja terjadi adalah pengungkapan jujur dari tokoh besar Kristen yakni Paus Benedictus XVI. Ia menulis sebuah buku, ‘Jesus of Nazareth: The Infancy Narrative’ yang diluncurkan Rabu (21/11/2012). Ia membongkar beberapa fakta yang mengejutkan seputar kelahiran Yesus Kristus. Antara lain menurutnya,
Kalender Kristen salah. Perhitungan tentang kelahiran Yesus yang selama ini diyakini adalah keliru. Kemungkinan, Yesus dilahirkan antara tahun 6 SM dan 4 SM.
Materi-materi yang muncul dalam tradisi perayaan Natal, seperti rusa, keledai dan binatang-binatang lainnya dalam kisah kelahiran Yesus, menurutnya sebenarnya tidak ada. Alias hanya mengada-ada.
Paus Benediktus XVI juga mempermasalahkan tempat kelahiran Yesus, menurutnya Yesus bukan lahir di Nazareth sebagaimana yang diyakini secara umum.
“Kami bahkan tidak tahu pada musim apa dia (Yesus) dilahirkan. Semua pemikiran tentang perayaan kelahirannya selama masa paling gelap dari sepanjang tahun, kemungkinan berkaitan dengan tradisi pagan dan titik balik matahari di musim dingin.” John Barton, profesor pakar tafsir naskah-naskah suci Kristen di Oriel College, Universitas Oxford.
Apa kata sumber Kristen tentang Natal?
a.   Catholic Encyclopedia edisi 1911 bab “Christmas” : Natal bukanlah upacara gereja yang pertama. melainkan ia diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus. Dalam bab “Natal Day”:
Di dalam kitab suci tidak ada seorangpun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Fir’aun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.
b.  Encyclopedia Britannica edisi 1946 : Natal bukanlah upacara gereja abad pertama. Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bibel juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.
c.   Encyclopedia Americana edisi 1944 : Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut. Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus mulai diresmikan pada abad ke-4 Masehi. Pada abad ke-5 Masehi Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari “Kelahiran Dewa Matahari”. Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus.
d.  New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge, Christmas : Adat kepercayaan pagan Brumalia dan Saturnalia yang sudah sangat akrab di masyarakat Roma diambil Kristen. Perayaan ini dilestarikan oleh Kristen dengan sedikit mengubah jiwa dan tatacaranya. Para pendeta Kristen di Barat dan di Timur Dekat menentang perayaan kelahiran Yesus yang meniru agama berhala ini. Di samping itu Kristen Mesopotamia yang menuding Kristen Barat (Katholik Roma) telah mengadopsi model penyembahan kepada Dewa Matahari.

Bibel mengutuk pohon Natal
Tidak ada perayaan Natal tanpa pohon Natal. Padahal sebagaimana dapat dibaca dari buku-buku sejarah, perayaan Natal dan pohon Natal sudah ada semenjak zaman dahulu kala, jauh sebelum Yesus dilahirkan. Perayaan Natal ini sesungguhnya merupakan tradisi lama dari para penganut penyembah berhala (paganisme).
Nimrod atau Raja Namrudz adalah salah satu tokoh yang diyakini dalam paganisme yang tetap hidup abadi meski jasadnya telah tiada. Semiramis ibunya menjadikan pohon evergreen (cemara) yang bisa tumbuh dari kayu yang sudah mati sebagai simbol kehidupan baru Nimrod setelah mati. Dan Nimrod dianggap selalu ada di pohon tersebut tiap hari kelahirannya tiba, sehingga sering dihiasi dengan aksesoris yang gemerlap dan di bawahnya sering diletakkan aneka bingkisan. Mari kita telaah terlebih dahulu Yeremia 10: 2-5,
Beginilah firman Tuhan: “Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan goyang. Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun. Tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab ia tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun ia tidak dapat.
Dalam kitab Yeremia (bagian dari Perjanjian Lama) tersebut begitu jelas bahwa Bibel menentang adanya pemberhalaan terhadap pohon kayu. Pertanyaannya, bagaimana dengan pohon Natal? Bibel mengutuk keras pembuatan pohon Natal tapi mengapa umat Kristen yang mengklaim Bibel sebagai pedoman hidupnya malah justru menodai firman Tuhannya sendiri?

Natal Menjadi Budaya
Natal sesungguhnya adalah perayaan penyembah berhala atau kaum paganis yang telah di “baptis” oleh Gereja. Namun apakah umat Kristen berhenti merayakan Natal 25 Desember? Mungkin mereka, golongan orang yang berpikir akan berhenti, tapi ada juga yang tidak. Natal sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat dunia.
Namun yang ironis, mengapa umat Islam kok malah ikut-ikutan memeriahkan Natal? Padahal hukum mengucap selamat Natal dalam Islam sudah sangat jelas, haram.
Dalam “Pesan Natal Bersama Tahun 2012” yang ditandatangani Ketua Umum dan Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)”, dinyatakan sebagai berikut:
“Saudara-saudari terkasih, setiap merayakan Natal, pandangan kita selalu terarah kepada bayi yang lahir dalam kesederhanaan, namun menyimpan misteri kasih yang tak terhingga. Allah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Inilah perayaan penuh suka cita atas kedatangan Tuhan. Dialah Sang Juruselamat yang menjadi manusia….”
Jelaslah bahwa Natal bukan urusan duniawi, sosial dan seremonial semata, tapi perayaan doktrin ketuhanan Yesus yang sungguh sangat berlawanan dengan aqidah Islamiyah

Kamis, 27 Desember 2012

Hukum Orang yang Membaca Al-Quran Tanpa Tajwid




Seorang Imam di salah satu Masjid di daerah Riyadh bertanya kepada Syaikh Abdullah Ibn Baz rahimahullah, bahwa dia adalah seorang Imam yang masih lemah dalam tajwid dan ketika ia membaca Al-Quran banyak yang salah. Dia telah menghafal 3 juz dan beberapa ayat di surat-surat yang terpencar, sedangkan dia sangat khawatir atas tanggung jawab yang ia pikul. Dan dia meminta saran apakah dia terus menjadi Imam ataukah dia mengundurkan diri.
Maka Syaikh Menjawab : Anda harus berusaha menghafal ayat-ayat yang mudah dan memperbaiki bacaannya dan saya beri anda kabar gembira berupa kebaikan dan pertolongan dari Allah 'azza wa jalla, bila niat anda baik dan anda mengerahkan seluruh kemampuan anda untuk itu, karena Allah 'azza wa jalla berfirman:
(( وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لّهُ مَخْرَجاً ))
"Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar". (Ath-Thalaq :2)
Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Orang yang membaca Al-Quran dan mahir, dia bersama para Malaikat yang mulia lagi baik, sedangkan orang yang membaca Al-Quran sambil terbata-bata dan mengalami kesulitan maka dia mendapatkan dua pahala". (HR. Bukhari-Muslim)
Syaikh berkata : Kami tidak menyarankan ada untuk mengundurkan diri, namun kami mewasiatkan agar anda terus bersungguh-sungguh, sabar, tabah sampai anda berhasil dalam membaca Al-Quran dengan tajwid yang baik dan menghafal seluruhnya atau ayat-ayat yang mudah.
Semoga Allah 'azza wa jalla memberi anda taufik dan kemudahan.

 
Back To Top