Al-Imaam
Ibnu Khuzaimah rahimahullah meriwayatkan sebuah hadits yang panjang :
Telah
mengkhabarkan kepada kami Ar-Rabii' bin Sulaimaan Al-Muraadiy dan Bahr bin
Nashr Al-Khaulaaniy, keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Bisyr bin
Bakr, telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Jaabir, dari Sulaim bin 'Aamir Abu
Yahyaa, telah menceritakan kepadaku Abu Umaamah Al-Baahiliy, ia berkata, aku
mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, "Ketika aku
sedang tidur, datanglah dua orang laki-laki kepadaku lalu mereka memegang kedua
tanganku dan mereka membawaku ke sebuah gunung yang terjal. Keduanya berkata,
"Naiklah!" Aku menjawab, "Sesungguhnya aku tidak bisa
menaikinya." Kedua orang itu berkata, "Kami akan memudahkannya
untukmu." Kemudian aku naik hingga aku sampai pada pertengahan gunung,
ternyata aku mendengar suara-suara teriakan yang sangat keras. Aku bertanya,
"Suara-suara apakah ini?" Keduanya menjawab, "Ini adalah erangan
dari para penduduk neraka."
Kemudian
keduanya membawaku pergi dari situ, hingga kami sampai pada suatu kaum yang
tergantung dengan tumit-tumit mereka, tulang rahang mereka retak, darinya
mengalir darah. Beliau Shallallaahu 'alaihi wasallam melanjutkan, aku bertanya,
"Siapakah mereka itu?" Dijawab, "Mereka adalah orang-orang yang
berbuka puasa sebelum dihalalkan waktunya untuk berbuka puasa." Abu
Umaamah berkata, "Kecewalah orang-orang Yahudi dan Nashara." -Sulaim
berkata, "Aku tidak mengetahui apakah perkataan Abu Umaamah benar-benar ia
dengar dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam ataukah ia hanya sesuatu
yang berasal dari pendapatnya?"-
Kemudian
mereka membawaku pergi, hingga kami sampai pada suatu kaum yang semua tubuhnya
sangat membengkak, berbau sangat busuk dan sangat buruk dipandang, maka aku
bertanya, "Siapakah mereka itu?" Dijawab, "Mereka adalah
orang-orang kaafir yang terbunuh." Kemudian mereka membawaku pergi, hingga
kami sampai pada suatu kaum yang semua tubuhnya sangat membengkak, berbau sangat
busuk seakan-akan bau tempat buang air besar. Aku bertanya, "Siapakah
mereka itu?" Dijawab, "Mereka adalah laki-laki dan perempuan
pezina."
Kemudian
mereka membawaku pergi, hingga aku menjumpai wanita-wanita yang
payudara-payudara mereka digigit oleh ular-ular. Aku bertanya,
"Ada apa dengan mereka?" Dijawab, "Mereka adalah ibu-ibu
yang tidak mau menyusui anak-anak mereka." Kemudian mereka
membawaku pergi, hingga aku menjumpai anak-anak kecil yang sedang bermain
diantara 2 sungai. Aku bertanya, "Siapakah mereka itu?" Dijawab,
"Mereka adalah anak-anak kaum mu'minin." Kemudian mereka membawaku
naik ke suatu ketinggian hingga aku menjumpai tiga orang yang sedang meminum
khamr mereka, aku bertanya, "Siapakah mereka itu?" Dijawab,
"Mereka adalah Ja'far, Zaid dan Ibnu Rawaahah."
Kemudian
mereka membawaku naik ke ketinggian yang lain, hingga aku menjumpai tiga orang,
aku bertanya, "Siapakah mereka itu?" Dijawab, "Ini adalah
Ibrahim, Musa dan 'Isa," Dan mereka sedang melihat ke arahku."
[Shahiih
Ibnu Khuzaimah no. 1863]
Keterangan
para perawinya adalah :
-
Ar-Rabii' bin Sulaimaan bin 'Abdul Jabbaar bin Kaamil, Abu Muhammad
Al-Muraadiy Al-Mu'adzdzin Al-Mishriy. Sahabat dan termasuk murid-murid
utama Imam Asy-Syafi'iy, seorang yang tsiqah dan jujur, hampir tidak ada
perbedaan pendapat mengenai ketsiqahannya. Wafat pada tahun 270 H. Termasuk
thabaqah ke-11. Dipakai oleh Abu Daawud, An-Nasaa'iy dan Ibnu Maajah.
[Tahdziibul Kamaal no. 1864; Taqriibut Tahdziib no. 1894]
-
Bahr bin Nashr bin Saabiq, Abu 'Abdillaah Al-Khaulaaniy Al-Mishriy.
Disepakati akan ketsiqahannya. Wafat pada tahun 267 H. Termasuk thabaqah ke-11.
Dipakai oleh An-Nasaa'iy dalam Musnad Maalik. [Taqriibut Tahdziib no. 639]
-
Bisyr bin Bakr, Abu 'Abdillaah Al-Bajaliy At-Tuniisiy. Seorang yang
tsiqah, terkadang meriwayatkan hadits secara gharib. Lahir tahun 124 H dan
wafat pada tahun 205 H atau dikatakan 200 H. Termasuk thabaqah ke-9. Dipakai
oleh Al-Bukhaariy, Abu Daawud, An-Nasaa'iy dan Ibnu Maajah. [Tahdziibul Kamaal
no. 679; Taqriibut Tahdziib no. 677]
-
Ibnu Jaabir, namanya adalah 'Abdurrahman bin Yaziid bin Jaabir Al-Azdiy, Abu
'Utbah Ad-Daaraaniy Ad-Dimasyqiy. Disepakati akan ketsiqahannya. Wafat
sekitar tahun 150 H. Termasuk thabaqah ke-7. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim,
Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa'iy dan Ibnu Maajah. [Taqriibut Tahdziib no.
4041]
-
Sulaim bin 'Aamir Al-Kalaa'iy, Abu Yahyaa Al-Khabaa'iriy Al-Himshiy
Asy-Syaamiy. Seorang yang tsiqah. Wafat pada tahun 130 H. Termasuk thabaqah
ke-3. Dipakai oleh Al-Bukhaariy dalam Al-Aadabul Mufrad, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa'iy dan Ibnu Maajah. [Taqriibut Tahdziib no. 2527]
-
Abu Umaamah, namanya adalah Shadiy bin 'Ajlaan bin Al-Haarits (atau bin
Wahb) bin 'Amr, Abu Umaamah Al-Baahiliy Asy-Syaamiy -radhiyallahu 'anhu-.
Sahabat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam. Wafat sekitar tahun 86 H.
Termasuk thabaqah ke-1. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa'iy dan Ibnu Maajah. [Al-Ishaabah 3/420; Taqriibut
Tahdziib no. 2923]
Oleh
karena itu, hadits ini shahih dengan ketsiqahan para perawinya dan sanadnya
muttashil, tiada cacat didalamnya. Demikian dikatakan Syaikh Al-Albaniy
dalam Shahih At-Targhiib no. 2393 menukil perkataan Al-Haafizh Al-Mundziriy
-rahimahumallah-.
Hadits
ini diriwayatkan juga oleh Ibnu Hibbaan (Shahih Ibnu Hibbaan 16/536);
Al-Haakim (Al-Mustadrak 1/430, 2/209); Al-Baihaqiy (As-Sunan
Al-Kubraa 4/216; Itsbaat 'Adzaabil Qabr no. 80; Fadhaa'ilul Auqaat no. 140);
An-Nasaa'iy (Sunan Al-Kubraa no. 3273 secara ringkas); Ath-Thabaraaniy (Mu'jam
Al-Kabiir no. 7667; Musnad Asy-Syaamiyyiin no. 577); Ibnu 'Asaakir (Taariikh
Dimasyq 29/331); Al-Kharaa'ithiy (I'tilaalul Quluub 1/88; Masaawi'
Al-Akhlaaq no. 477), semua dari jalan Ibnu Jaabir, dari Sulaim, dari Abu
Umaamah.
Sekilas
Mengenai Air Susu Ibu (ASI)
Diantara
karunia Allah Ta'ala yang sangat besar kepada manusia adalah dijadikannya para
ibu mempunyai air susu yang dapat diberikannya kepada bayinya yang baru lahir
sehingga bayi akan langsung dapat menikmati air susu ibunya dan mendapat asupan
gizi yang cukup untuk kelangsungan hidupnya menghadapi dunia yang baru setelah
9 bulan berada dalam perut ibu. Allah Ta'ala berfirman :
Sesungguhnya
Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. [QS
Adz-Dzaariyaat : 58]
Dunia
kedokteran telah mencatat bahwa kandungan ASI sangat dibutuhkan oleh bayi.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kandungan gizinya adalah sebagai
berikut :
-
Air. Ini adalah komposisi terbesar yang dikandung ASI, sekitar 87,5%. Oleh
karena itu bayi yang mendapat ASI tidak perlu lagi diberikan tambahan air
meskipun ia berada di tempat yang bersuhu udara panas. Kekentalan ASI telah
diciptakan sedemikian rupa sehingga ia sesuai dengan kondisi saluran cerna bayi
sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Inilah yang menyebabkan
bayi terkena diare jika ia diberi susu formula.
-
Karbohidrat. Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai
sumber makanan utama untuk otak bayi. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI
hampir 2x lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu
formula, namun demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat
mencerna laktosa jarang ditemukan pada bayi yang mendapat asupan ASI. Hal ini
disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi
atau susu formula.
-
Protein. Protein dalam ASI terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap
oleh usus bayi sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein casein yang
sulit dicerna oleh usus bayi, jumlah protein casein yang terdapat dalam ASI
hanya 30% dibanding susu sapi yang mencapai 80%. ASI juga mempunyai asam amino
yang lebih lengkap dibanding susu sapi contohnya adalah asam amino taurin.
Jenis asam amino ini diperkirakan mempunyai peran yang sangat penting dalam
pertumbuhan otak bayi. ASI juga kaya akan nukleotida yaitu kelompok senyawa
organik yang tersusun dari 3 jenis seperti basa nitrogen, karbohidrat dan
fosfat, nukleotida ini akan berfungsi meningkatkan pertumbuhan usus, merangsang
pertumbuhan bakteri baik dalam usus dan meningkatkan penyerapan zat besi dan
daya tahan tubuh.
-
Lemak. Lemak omega 3 dan 6 banyak ditemukan dalam kadar tinggi pada ASI, lemak
ini berfungsi untuk pertumbuhan otak pada masa perkembangan bayi.
-
Karnitin. Karnitin akan membantu proses pembentukan energi yang diperlukan
untuk mempertahankan metabolisme tubuh. Pada 3 minggu pertama masa menyusui,
kadar karnitin akan sangat tinggi karena di masa itu bayi sangat rentan terkena
gangguan metabolisme tubuh, bisa karena kuman penyakit atau faktor-faktor
eksternal lainnya. Hal ini dikarenakan bayi sedang membentuk sistem pertahanan
tubuhnya sendiri setelah ia terlepas dari perut ibunya.
-
Vitamin. Jenis-jenis vitamin yang terdapat pada ASI yaitu vitamin K (berfungsi
sebagai zat pembeku darah bila terjadi luka), vitamin D (berfungsi untuk
penguat tulang, ini bisa dibantu dengan menjemur bayi pada sinar matahari pagi
hari karena kadar vitamin D pada ASI sedikit), vitamin E (berfungsi untuk daya
tahan dinding sel darah merah), vitamin A (berfungsi untuk menjaga kesehatan
mata), kemudian vitamin-vitamin lain yang larut dalam air seperti vitamin B, C,
asam folat.
-
Mineral. Pada ASI, kadar mineral mempunyai jumlah yang tinggi dibanding susu
sapi terlebih lagi ia mudah diserap oleh bayi. Mineral utama yang terdapat
dalam ASI adalah kalsium yang berfungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan
rangka, transmisi jaringan syaraf dan pembekuan darah.
Kekurangan
kadar kalsium darah dan kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang
mendapat susu formula dibandingkan pada bayi yang mendapat ASI.
Maha
Besar Allah Ta'ala dengan segala karuniaNya yang Dia berikan untuk manusia
terkhusus kepada bayi yang baru lahir dengan disediakan air susu yang dialiri
dari payudara sang ibu untuk dinikmati si jabang bayi. Maka menjadi berdosalah
jika ada ibu yang tidak mau menyusui bayinya dengan alasan-alasan yang tidak
dibenarkan oleh syari'at karena ia tidak menunaikan hak anaknya yang merupakan
amanat dari Allah. Allah Ta'ala berfirman :
Para
ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian
kepada para ibu dengan cara yang ma'ruuf. Seseorang tidak dibebani melainkan
menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan
karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya. [QS Al-Baqarah : 233]
Jika
memang sang ibu mendapat udzur syar'i sehingga ia tidak bisa menyusui anaknya,
maka ia boleh menyerahkan penyusuan tersebut kepada wanita lain, Allah Ta'ala
berfirman :
Dan
jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu
apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. [QS Al-Baqarah : 233]
Dan
firmanNya :
Dan
jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu)
untuknya. [QS Ath-Thalaaq : 6]
Wallaahu
a'lam.
Saya
kutib dari catatan: Akhi Tommi Marsetio
0 komentar:
Jangan lupa tinggalkan komentar anda disini dan gunakan kata-kata yang baik dalam berkomentar
dan saya menolak debat kusir
terima kasih