Mungkin
ada kita pernah melihat seorang ibu yang saking paniknya karena anaknya demam
tinggi atau anaknya kejang karena demam, akhirnya sang ibu menyalahkan demam
bahkan ada juga yang mencela
“kok demamnya naik terus sih, padahal sudah diberi obat”
Atau
“dasar demam ini! Ga tau apa kita susah ni.”
Ternyata
demam yang dicela atau sangat tidak diharapkan, ada manfatnya baik bagi dunia
maupun akhirat. berikut sedikit pembahasanya:
Sebagian
orang yang tidak sabar, ketika ditimpa musibah atau sesuatu yang tidak sesuai
dengan keinginan hatinya maka ia mengeluh bahkan mencela. Seseorang yang sakit
mungkin awalnya ia akan mengeluh, akan tetapi lama-lama ia akan mencela dan
memaki. Apalagi jika sakit tersebut disertai dengan demam yang tinggi dan
sulit hilang, atau hilang-muncul.
Terdapat
larangan dalam syariat agar kita tidak mencela demam. dari Jabir radiyallahu
‘anhu:
“Bahwasanya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjenguk Ummu as-Saib (atau Ummu
al-Musayyib), kemudian beliau bertanya: ‘Apa yang terjadi denganmu wahai Ummu
al-Sa’ib (atau wahai Ummu al-Musayyib), kenapa kamu bergetar?’ Dia menjawab:
‘Sakit demam yang tidak ada keberkahan Allah padanya.’ Maka beliau bersabda: ‘Janganlah kamu mencela demam, karena
ia menghilangkan dosa anak Adam, sebagaimana alat pemanas besi mampu
menghilangkan karat’.” (HR Muslim)
Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata:
“Demam
yaitu rasa panas/hangat merupakan jenis penyakit yang sering terjadi, akan
tetapi terjadi karena takdir Allah, Allah yang menakdirkannya. Segala sesuatu
yang merupakan perbuatan Allah maka tidak boleh bagi manusia mencelanya karena
jika mencelanya berarti mencela penciptanya. Karenanya Nabi shallallahu alaihi
wa sallam bersabda: ‘jangalah kalian mencela waktu karena Allah adalah
(pengatur dan pencipta) waktu.” (Syarh Riyadus Sholihin)
Demikianlah
secara umum sakit bisa menggugurkan dosa seseorang asalkan dia bersabar Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda:
“Setiap
muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan hapuskan
kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya” (HR Bukhori)
Dan
beliau shallallahu
‘alihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah
seorang muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang lebih berat dari itu
melainkan diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya karenanya.” (HR Muslim)
Bahkan
bisa jadi ia tidak mempunyai dosa sama sekali, menjadi suci sebagaimana anak
yang baru lahir ketika sembuh atau ketika meninggal karena penyakit tersebut.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Cobaan
akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada
anaknya maupun pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa
sedikitpun.” (HR Tirmidzi, Ahmad dan lainnya,
dan dinyatakan hasan shohih oleh Syaikh Al Albani)
Hampir
setiap manusia pernah terkena demam
Karenanya
demam tidak perlu dicela karena memang sudah menjadi jatah manusia di dunia dan
ternyata bermanfaat, bisa menggugurkan dosa-dosa kita.
Oleh
karena itu, Ibnu Mas’ud radhiallahu
‘anhu berkata:
“demam
adalah bagian jatah seorang mukmin dari neraka” (Dari Munad
Ibnu Syihab dan dinukil oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari)
Bahkan
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah terkena demam dengan panas dua kali lipat manusia.
Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu berkata:
“Aku
pernah mengunjungi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang saat itu sedang sakit.
Kemudian Aku letakkan tanganku di atas selimut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, aku dapati panasnya (sangat
panas karena yang disentuh adalah selimutnya, bukan badannya).
Aku
berkata, “wahai Rasulullah, betapa beratnya demam ini!”
Lalu
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya
kami para nabi, diberi ujian yang sangat berat, sehingga pahala kami dilipat
gandakan.”
Abu Said
pun bertanya: ‘Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya?’
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
“Para
nabi, kemudian orang shaleh. Sungguh ada diantara mereka yang diuji dengan
kemiskinan, sehingga harta yang dimiliki tinggal baju yang dia gunakan. Sungguh
para nabi dan orang shaleh itu, lebih bangga dengan ujian yang dideritanya,
melebihi kegembiraan kalian ketika mendapat rezeki.”(HR Baihaqi)
Bahakan
para sahabat juga terkena demam.
Syaikh
Muhammad Shalih Al-Munajjid hafidzahullah berkata:
“Para
Sahabat terkena demam ketika sampai di Madinah. Maka Abu Bakar dan Bilal
terkena demam. Kemudian ‘Aisyah menemui mereka kemudian berkata:
“Wahai ayah
bagaimana keadaannmu? Wahai Bilal bagaimana keadaanmu?”
Abu
Bakar ketika tertimpa demam beliau berkata:
“Setiap orang bersama keluarganya
padahal kematian lebih dekat daripada tali sandalnya.”
Manfaat
Demam Secara Medis
Ternyata
demam memiliki menfaat bagi tubuh dan merupakan proses tubuh dalam adaptasi dan
menyesuaikan dengan keadaan tubuh yang terkena serangan infeksi atau
peradangan. Berikut ringkasan manfaat demam:
1. Meningkatkan kekebalan atau imunitas
alami tubuh, sehingga infeksi bisa terkendali terutama infeksi virus.
2. Mengurangi zat besi yang merupakan
sumber makanan bagi kuman.
3. Meningkatkan mobilitas sel darah
putih untuk melawan penyakit dan infeksi.
4. Demam bisa menurunkan efek racun dari
kuman yaitu yang disebut endoktoksin.
5. Dan masih banyak manfaat demam
lainnya.
Akan
tetapi demam juga perlu dikontrol dan jangan sampai terlalu lama dan
berlebihan. Selebihnya bisa kontrol ke dokter untuk mengontrol demam dan
memeriksakan penyebab demam.
Alhamdulillah
segalanya memang ada hikmahnya dan tidaklah Allah menciptakannya dengan
sia-sia.
Demikian
semoga bermanfaat.
Saya
kutib dari tulisan dokter Raehanul Bahraen
Saya juga blogger islami
BalasHapusSudi kiranya mampir ke blog saya
http://ilmubasis.blogspot.com