Nama
lengkap beliau adalah 'Abdullaah bin Az-Zubair bin 'Iisaa bin
'Ubaidillaah bin Usaamah bin 'Abdillaah bin Humaid bin Zuhair bin Al-Haarits
bin Asad bin 'Abdul 'Uzzaa, Abu Bakr Al-Humaidiy Al-Asadiy Al-Qurasyiy
Al-Makkiy. Al-Imaam Al-Haafizh Ats-Tsiqah Al-Faqiih Syaikhul Haram,
shaahibul Musnad. Beliau keturunan Asad bin 'Abdul 'Uzzaa yang mana bani Asad
dinasabkan kepadanya, oleh karena itu beliau masih satu garis keturunan dengan
Ummul Mu'miniin Khadiijah binti Khuwailid dan Az-Zubair bin Al-'Awwaam
-radhiyallahu 'anhuma-.
Tidak
disebutkan secara pasti mengenai tahun kelahiran beliau pada kitab-kitab tarikh
dan biografi (ada yang menyebutkan beliau lahir tahun 170 H) selain bahwa
beliau dilahirkan di Makkah Al-Mukaramah, tumbuh disana dan belajar kepada hafizh
dan imam di zamannya, yaitu Sufyaan bin 'Uyainah, menjadi sahabat dekatnya dan
hafal hadits darinya sebanyak 10.000 hadits. Kemudian beliau bermulazamah
dengan Al-Imaam Asy-Syafi'iy, menjadi sahabatnya dan menemaninya dalam
perjalanan-perjalanannya. Al-Humaidiy ikut rihlah ke Mesir bersama gurunya
tersebut hingga akhir hayatnya pada tahun 204 H, kemudian Al-Humaidiy kembali
ke Makkah dan menghabiskan sisa umurnya disana.
Guru-guru
Beliau
Imam
Al-Humaidiy mempunyai banyak guru. Al-Haafizh Al-Mizziy menyebutkan
guru-gurunya tersebut, diantaranya adalah
Sufyaan
bin 'Uyainah
Bisyr
bin Bakr At-Tuniisiy
Hammaad
bin Usaamah
'Abdullaah
bin Al-Haarits Al-Jumahiy
Abu
Shafwaan 'Abdullaah bin Sa'iid Al-Umawiy
'Abdul
'Aziiz bin 'Abdush Shamad Al-'Ammiy
'Abdul
'Aziiz Ad-Daraawardiy
'Aliy
bin 'Abdul Hamiid bin Shaifiy
Fudhail
bin 'Iyyaadh
Muhammad
bin Idris Asy-Syaafi'iy
Marwaan
bin Mu'awiyah Al-Fazaariy
Wakii'
bin Al-Jarraah
Al-Waliid
bin Muslim
Ya'laa
bin 'Ubaid
Muhammad
bin 'Ubaid Ath-Thanaafisiy
'Abdul
'Aziiz bin Abu Haazim
Ibraahiim
bin Sa'd
Abu
Dhamrah Anas bin 'Iyyaadh
'Abdullaah
bin Rajaa' Al-Makkiy
'Abdurrahman
bin Sa'd bin 'Ammaar Al-Mu'adzin, dan lain-lain. Rahimahumullahu ajma'in.
Murid-murid
Beliau
Diantara
murid-muridnya yang meriwayatkan hadits darinya, adalah Muhammad bin Ismaa'iil
Al-Bukhaariy, Abu Dawud As-Sijistaaniy, Muhammad bin 'Iisaa At-Tirmidziy, Ibnu
Maajah Al-Qazwiiniy, Abu 'Abdurrahman Ahmad bin Syu'aib An-Nasaa'iy, Muhammad
bin Yahyaa Adz-Dzuhliy, Ya'quub bin Syaibah, Ya'quub bin Sufyaan, Abu Haatim
Muhammad bin Idriis Ar-Raaziy, Abu Zur'ah 'Ubaidullaah bin 'Abdul Kariim
Ar-Raaziy, Muhammad bin 'Aliy bin Maimuun Ar-Raqqiy, Salamah bin Syabiib,
Ismaa'iil Al-Ashbahaaniy, Abul Azhar Ahmad bin Al-Azhar An-Naisaabuuriy, Bisyr
bin Muusaa Al-Asadiy, 'Ubaidullaah bin Fadhaalah An-Nasaa'iy, Haaruun
Al-Hammaal, Yuusuuf bin Muusaa Al-Qaththaan, dan lain-lain. Rahimahumullahu
ajma'in.
Pendapat
Para Ulama Mengenai Beliau
Imam
Ahmad bin Hanbal berkata: "Al-Humaidiy di sisi kami adalah seorang
Imam."
Abu
Haatim berkata: "Orang yang paling tsabt pada hadits Ibnu 'Uyainah adalah
Al-Humaidiy, dia adalah yang paling utama dari sahabat-sahabat Ibnu 'Uyainah
dan dia Imam yang tsiqah."
'Abdurrahman
bin Abu Haatim berkata: dari Muhammad bin 'Abdurrahman Al-Harawiy, "Aku
mendatangi Makkah pada tahun 198 H ketika Ibnu 'Uyainah wafat pada permulaan
tahun, 7 bulan sebelum kedatangan kami. Kemudian kami bertanya kepada
sahabat-sahabat Ibnu 'Uyainah, mereka menyebut nama Al-Humaidiy kepadaku. Maka
aku menulis hadits Ibnu 'Uyainah darinya."
Ya'quub
Al-Fasawiy berkata: "Telah menceritakan kepada kami Al-Humaidiy, dan aku
menerima nasihat-nasihat untuk Islam dan pemeluknya dari beliau."
Muhammad
bin Sahl Al-Quhustaaniy berkata: telah menceritakan kepada kami Ar-Rabii' bin Sulaimaan,
aku mendengar Asy-Syafi'iy mengatakan: "Aku belum pernah melihat sahabat
dekatku yang paling haafizh dari Al-Humaidiy, dia menghafal hadits Sufyaan Ibnu
'Uyainah sebanyak 10.000 hadits."
Muhammad
bin Ishaaq Al-Marwaziy berkata: aku mendengar Ishaaq bin Raahawaih berkata:
"Para Imam di zaman kami adalah Asy-Syaafi'iy, Al-Humaidiy dan Abu
'Ubaid."
Zakariyaa
As-Saajiy berkata: aku bertanya kepada Abu Daawud: "Siapa sajakah sahabat
Asy-Syaafi'iy?" Ia menjawab: "Yang paling awal dari mereka adalah
Al-Humaidiy, Ahmad bin Hanbal dan Al-Buwaithiy, ia adalah Yuusuf bin Yahyaa
Al-Mishriy."
Abul
'Abbaas As-Siraaj berkata, aku mendengar Muhammad bin Ismaa'iil Al-Bukhaariy
mengatakan: "Al-Humaidiy seorang Imam dalam hadits."
Ibnu
Hibbaan berkata: "Beliau shaahibus sunnah dan orang yang mulia didalam
agama."
Al-Haakim
berkata: "Al-Bukhaariy jika mendapati hadits dari Al-Humaidiy maka ia
tidak beralih kepada yang lainnya."
Ibnu
Hajar berkata: "Abdullaah bin Az-Zubair bin 'Iisaa Al-Qurasyiy Al-Asadiy
Al-Humaidiy Al-Makkiy Abu Bakr, tsiqah haafizh faqiih dalam sahabat-sahabat
Ibnu 'Uyainah, dari thabaqah ke-10."
Karya-karya
Beliau
-
Kitab Al-Musnad (Musnad Al-Humaidiy), karya beliau yang paling tersohor.
-
Kitab Ar-Raddu 'Ala An-Nu'maan.
-
Kitab Tafsiir Al-Qur'an, kedua kitab ini diriwayatkan oleh Muhammad bin 'Umair
Ath-Thabariy.
-
Kitab Dalaa'il.
Musnad
Al-Humaidiy
Telah
shahih penisbatan kitab Musnad kepada Imam Al-Humaidiy. Sanad riwayat kitab ini
muttashil hingga Imam Bisyr bin Muusaa Al-Asadiy, dimulai dari Abu 'Abdillaah
Muhammad bin Hammaad bin Muhammad bin Al-Husain Al-Harraaniy, dari Abul Hasan
Sa'dullaah bin Nashr bin Sa'iid bin Ad-Dajaajiy, dari Abu Manshuur Muhammad bin
Ahmad bin Al-Khayaath, dari Abu Thaahir 'Abdul Ghafaar bin Muhammad bin Ja'far
bin Zaid Al-Mu'addib, dari Abu 'Aliy Muhammad bin Ahmad bin Al-Hasan bin Ishaaq
Ash-Shawwaaf, dari Bisyr bin Muusaa Al-Asadiy.
Sebanyak
1338 hadits ada dalam kitab beliau. Penyusunannya dimulai dari musnad 4 khulafa'
Ar-Raasyidiin yaitu Abu Bakr Ash-Shiddiiq, 'Umar bin Al-Khaththaab, 'Utsmaan
bin 'Affaan dan 'Aliy bin Abi Thaalib, kemudian berturut-turut Az-Zubair bin
Al-'Awwaam, 'Abdurrahman bin 'Auf, Sa'd bin Abi Waqqaash, Sa'iid bin Zaid
Al-'Adawiy, Abu 'Ubaidah bin Al-Jarraah, 'Abdullaah bin Mas'uud dan seterusnya
hingga yang terakhir adalah musnad Jaabir bin 'Abdillaah Al-Anshaariy, dan
ditutup dengan pembahasan Ushuulus Sunnah oleh Imam Al-Humaidiy.
Dari
1338 hadits tersebut, sebanyak 582 hadits adalah muttafaqun 'alaih 'ala
Asy-Syaikhaan, 96 hadits riwayat Al-Bukhaariy dan 152 hadits riwayat Muslim.
Dari kitab Musnad ini, terlihat bahwa beliau termasuk ulama yang perhatian
terhadap keshahihan sanad. Muhaqqiq kitab, Husain Saliim Asad telah menghitung
hadits dha'iif dalam kitab Musnad ini dan hanya terdapat 7% hadits dha'iif dari
1338 hadits. Ini menunjukkan kecermatan Imam Al-Humaidiy dalam menyeleksi para
perawi dan ketinggian manhaj beliau dalam kitab Musnadnya walaupun Imam
Al-Humaidiy tidak menerangkan manhajnya secara jelas.
Aqidah
Beliau
Al-Humaidiy
adalah seorang Imam ahlussunnah wal jama'ah. 'Aqidah beliau secara jelas
terlihat dari kitab beliau sendiri, mengikuti 'aqidah ahlussunnah yang telah
digariskan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam dan diikuti oleh para
sahabatnya -radhiyallahu 'anhum-, para tabi'in, tabi'ut tabi'in dan orang-orang
setelahnya yang setia mengikuti jalan mereka -rahimahumullahu ajma'in-.
Al-Humaidiy
berkata pada pembahasan Ushuulus Sunnah di akhir kitab Musnad 2/358-362 :
As-Sunnah
di sisi kami adalah berimannya seseorang kepada Qadar, baik dan buruknya, manis
dan pahitnya.
Dan
Al-Iimaan terdiri dari perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang,
dan tidaklah bermanfaat perkataan kecuali diiringi dengan perbuatan, dan
tidaklah disebut perbuatan dan perkataan kecuali dengan niat, dan tidaklah
sempurna perkataan dan perbuatan dengan niat kecuali diiringi dengan sunnah.
Dan
Al-Qur'an adalah Kalaamullah. Aku mendengar Sufyaan mengatakan, "Al-Qur'an
Kalamullah, dan barangsiapa yang mengatakan makhluq, dia adalah seorang ahli
bid'ah. Kami tidak mengetahui seorangpun yang mengatakan seperti itu (Al-Qur'an
makhluq, -pent)."
Perkataan
Ibnu 'Uyainah ini mengisyaratkan pada zaman beliau, madzhab Mu'tazilah belum
berani menampakkan diri ke permukaan. Oleh karena itu perkataan Al-Qur'an
makhluq tidak populer di masyarakat. Ia baru mengemuka setelah diberi angin
oleh Khalifah 'Abbaasiyah, Al-Ma'muun -semoga Allah mengampuni beliau-, dan
tersebarlah pendapat Al-Qur'an makhluq dengan pelopornya yaitu kaum Mu'tazilah
dan Jahmiyah dengan para ulama buruknya, kemudian terjadilah banyak fitnah yang
menimpa para ulama ahlussunnah (termasuk yang menimpa Al-Imaam Al-Bukhaariy
dengan Al-Imaam Adz-Dzuhliy) lalu peristiwa penyiksaan beberapa ulama yang
memegang teguh Al-Qur'an adalah Kalamullah, diantara mereka adalah Al-Imaam
Ahmad bin Hanbal -rahimahullah-.
Dan
mengikrarkan adanya ru'yah (ru'yatullah) setelah mati.
Dan
yang seperti ini dari Al-Qur'an dan Al-Hadiits (beliau mengisyaratkan kepada
ayat-ayat asma' wa shifat), kami tidak menambahinya dan kami tidak
menafsirinya. Kami berdiri diatas apa-apa yang Al-Qur'an dan As-Sunnah berdiri
padanya. FirmanNya, "Yang Maha Pengasih beristiwa diatas 'arsy," [QS
Thaahaa : 5], barangsiapa yang mengatakan selain dari firman Allah ini, dia
adalah seorang mu'aththil Jahmiy. Dan tidaklah kami berkata sebagaimana
perkataan khawarij, "Barangsiapa yang melakukan dosa-dosa besar, maka dia
kafir." Kami tidaklah mengkafirkan sedikitpun dari para pelaku dosa. Akan
tetapi kekafiran adalah pada meninggakan 5 perkara yaitu perkara-perkara yang
telah disabdakan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam, "Islam
dibangun diatas 5 perkara, persaksian bahwa tiada Tuhan yang berhak diibadahi
kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat,
membayar zakat, puasa di bulan Ramadhaan, dan berhaji ke Baitul Haraam."
Hadits-hadits Imam Al-Humaidiy yang terdapat dalam
Shahiih Al-Bukhari
1.
Hadits
pembahasan niat.
Telah
menceritakan kepada kami Al-Humaidiy 'Abdullaah bin Az-Zubair, ia berkata,
telah menceritakan kepada kami Sufyaan, ia berkata, telah menceritakan kepada
kami Yahyaa bin Sa'iid Al-Anshaariy, ia berkata, telah mengkhabarkan kepadaku
Muhammad bin Ibraahiim At-Taimiy, bahwa ia mendengar 'Alqamah bin Waqqaash
Al-Laitsiy mengatakan, aku mendengar 'Umar bin Al-Khaththaab -radhiyallahu
'anhu- diatas mimbar mengatakan, aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niat, dan (balasan) bagi
tiap-tiap orang tergantung pada apa yang diniatkan. Barangsiapa niat hijrahnya
karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin
dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa yang dia niatkan." [Shahiih
Al-Bukhaariy no. 1; Musnad Al-Humaidiy no. 28]
2.
Hadits
terlarangnya dengki (iri hati) kecuali kepada 2 hal.
Telah
menceritakan kepada kami Al-Humaidiy, ia berkata, telah menceritakan kepada
kami Sufyaan, ia berkata, telah menceritakan kepadaku Ismaa'iil bin Abu Khaalid
-dengan lafazh hadits yang lain dari yang diceritakannya kepada kami dari
Az-Zuhriy-, ia berkata, aku mendengar Qais bin Abu Haazim berkata, aku
mendengar 'Abdullaah bin Mas'uud berkata, Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam
bersabda, "Tidak ada dengki kecuali terhadap dua hal, terhadap seseorang
yang Allah berikan harta lalu dia pergunakan harta tersebut di jalan kebenaran
dan terhadap seseorang yang Allah berikan hikmah (ilmu) lalu dia mengamalkan
dan mengajarkannya kepada orang lain." [Shahiih Al-Bukhari no. 73; Musnad
Al-Humaidiy no. 99]
3.
Hadits
berkabungnya seorang wanita atas kematian seseorang selain suaminya.
Telah
menceritakan kepada kami Al-Humaidiy, telah menceritakan kepada kami Sufyaan,
telah menceritakan kepada kami Ayyuub bin Muusaa, ia berkata, telah
mengkhabarkan kepadaku Humaid bin Naafi', dari Zainab binti Abu Salamah, ia
berkata, ketika kabar kematian Abu Sufyaan sampai dari negeri Syam, Ummu
Habiibah radhiyallahu 'anha meminta wewangian pada hari ketiga lalu memakainya
untuk bagian sisi badannya dan lengannya dan ia berkata, "Sungguh bagiku
ini sudah cukup seandainya aku tidak mendengar Nabi Shallallaahu 'alaihi
wasallam bersabda, "Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan
Hari Akhir untuk berkabung melebihi tiga hari kecuali bila ditinggal mati
suaminya yang saat itu dia boleh berkabung sampai empat bulan sepuluh
hari." [Shahiih Al-Bukhari no. 1280; Musnad Al-Humaidiy no. 308]
4.
Hadits
Al-'Aqiiq, lembah yang diberkahi.
Telah
menceritakan kepada kami Al-Humaidiy, telah menceritakan kepada kami Al-Waliid
dan Bisyr bin Bakr At-Tuniisiy, keduanya berkata, telah menceritakan kepada
kami Al-Auzaa'iy, ia berkata, telah menceritakan kepadaku Yahyaa, ia berkata,
telah menceritakan kepadaku 'Ikrimah, bahwa ia mendengar Ibnu 'Abbaas
-radhiyallahu 'anhuma- mengatakan bahwa ia mendengar 'Umar -radhiyallahu 'anhu-
mengatakan, aku mendengar Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam ketika berada di
lembah Al-'Aqiiq bersabda, "Malaikat yang diutus oleh Rabbku datang
kepadaku dan berkata, "Shalatlah di lembah yang diberkahi ini dan katakanlah,
"Aku berniat melaksanakan 'umrah dalam ibadah haji ini." [Shahiih
Al-Bukhari no. 1534; Musnad Al-Humaidiy no. 19]
5.
Hadits tentang
sifat surga dan neraka.
Telah
menceritakan kepada kami Al-Humaidiy, telah menceritakan kepada kami Sufyaan,
telah menceritakan kepada kami Abu Az-Zinaad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah
-radhiyallahu 'anhu-, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam
bersabda, "Allah berfirman, "Aku telah menyediakan untuk
hamba-hambaKu yang shalih kenikmatan yang belum pernah mata melihatnya, telinga
mendengarnya dan terbayangkan dari lubuk hati manusia." Bacalah firmanNya
jika kamu menghendaki, "Tidak seorangpun yang mengetahui apa yang telah
disediakan untuk mereka (kenikmatan) yang menyedapkan mata." [QS As-Sajdah
: 17]." [Shahiih Al-Bukhaariy no. 3244; Musnad Al-Humaidiy no. 1167]
Wafatnya
Imam Al-Humaidiy
Beliau
wafat pada bulan Rabii'ul Awwal tahun 219 H, demikianlah yang disebutkan Ibnu
Sa'd, Al-Bukhari, Ibnu Hibbaan dan dikuatkan oleh Ibnu Hajar. Ada yang
mengatakan tahun 220 H. Semoga Allah Ta'ala merahmati beliau, menerima semua
amal kebaikannya dan mengampuni kesalahan-kesalahannya.
Wallaahu
a'lam.
Sumber
:
-
Al-Jarh wa At-Ta'diil 5/56.
-
Tahdziibul Kamaal no. 3270.
-
Siyaru A'laam An-Nubalaa' 10/616.
-
Tahdziibut Tahdziib no. 4373.
-
Taqriibut Tahdziib no. 3320.
-
Musnad Al-Humaidiy (e-book), tahqiiq Husain Saliim Asad Ad-Daaraaniy
Saya
kutib dari tulisan akhi Tommi Marsetio
0 komentar:
Jangan lupa tinggalkan komentar anda disini dan gunakan kata-kata yang baik dalam berkomentar
dan saya menolak debat kusir
terima kasih