Kamis, 21 Agustus 2014

Derajat Hadis “Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu”


Terdapat sebuah riwayat yang masyhur dilisan dan pendengaran dengan lafadz : "Surga dibawah telapak kaki ibu."
 Riwayat ini palsu, berikut keterangannya.
Terdapat dua shahabat yang meriwayatkannya yakni Anas bin Malik dan Ibnu Abbas radhiallahu anhum, berikut penjelasan ringkasnya :

Pertama : Dari jalan Anas bin Malik radhiallahu anhu :
Riwayat ini dikeluarkan oleh Abu Asy Syaikh dalam Al Fawaa'id no 25, Ad Daulabiy dalam Al Kunaa no 1911, Al Qudhaa'iy dalam Musnad no 119 dan Al Khauthib Al Baghdadi dalam Al Jamii no 1702 kesemuanya melewati jalur Manshur bin Muhaajir dari Abi Nadhr Al Abaar dari Anas bin Malik radhiallahu anhu secara marfu'.
Permasalahan yang terdapat pada riwayat ini adalah Abi Nadhr Al Abaar adalah perawi yang majhul -sebagaimana ditegaskan oleh Syaikh Al Albani dalam Adh Dhaa'ifah no 6903 dengan berkata :
Abu Nadhr Al Abaar : tidak dijumpai biografinya didalam kitab rijal.
Adapun Manshuur bin Muhaajir dikatakan oleh Al Imam Ibnu Abi Haatim: "Berkata ayahku : dia majhul " ( Al Jarh Wa Ta'dil 4/352 )
Tentang dua orang perawi ini yakni Manshuur dan Abi Nadhr maka berkata Al Hafidz Ash Sakhaawi rahimahullah dalam Maqaashidul Hasaanah no 362 :
"Berkata Ibnu Thaahir : Manshuur dan Abu Nadhr tidak dikenal dan haditsnya munkar."

Kedua : Dari jalan Ibnu 'Abbas radhiallahu 'anhu 
Sebagaimana dibawakan oleh Ibnu Adiy dalam Al Kaamil no 1829 dari jalur 'Umar bin Sinaan dari 'Abbas bin Waalid dari Musaa bin Muhammad Al Atha' dari Abu Mulaih dari Maimun bin Mihraan dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu secara marfu'.
Riwayat ini juga bermasalah : Muusa bin Muhammad salah seorang perawi hadits ini di jarh oleh para ulama, dan telah dimaklumi beliau sering membawakan riwayat riwayat palsu dan munkar.
Al Imam Adz Dzahaabi dalam Mizaanul 'Itidal 4/219 berkata :
"Didustakan oleh Abu Zur'ah dan Abu Haatim, berkata An Nasaa'i : tidak tsiqah. Berkata Ad Daraaquthniy dan selainnya : "matruk." Berkata Ibnu Hibban : "Tidak dihalalkan meriwayatkan darinya, dia pemalsu hadits." Ibnu Adiy berkata : "Dia pencuri hadits."
Maka riwayat dengan lafadz seperti ini adalah palsu.


Saya kutib dari catatan Ustadz Abu Asma Andre

Sabtu, 16 Agustus 2014

Cinta Terlarang, Sebab, Akibat Dan Terapinya


Diagnosa Dokter :
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : “Luka yang beracun.” [Majmu’ Al-Fatawa, 5/32]
Al-‘Allamah Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata : “Ini termasuk salah satu penyakit hati.” [Zadul Ma’ad, 4/274]

Nama Penyakit :
·      Mabuk Kepayang (‘isyq)
·      Kasmaran
·      Kangen
·      Virus merah jambu
·      Tergila-gila
·      Dll (Silakan tambah sendiri)

Efek Negatif  :
· Mengarah kepada syirik dalam mahabbah (cinta), termasuk syirik apabila seseorang mencintai makhluk dengan kadar yang sama dengan cintanya kepada Allah ta’ala, apalagi jika cintanya kepada makhluk melebihi cintanya kepada Allah ta’ala, dan lebih parah lagi jika dia hanya mencintai makhluk dan tidak mencintai Allah ta’ala sama sekali
·       Selalu ingat si dia (sedikit mengingat Allah ta’ala bahkan tidak sama sekali)
·       Batin tersiksa apabila tidak bertemu atau tidak berhubungan (saling kontak)
·       Mengantarkan kepada zina, baik zina mata, hati, lisan, tangan, kaki dan kemaluan
·       Bila cinta ditolak dukun bertindak (termasuk syirik)
·       Boros harta untuk menyenangkan si dia atau sekedar mau pamer harta
·       Menyia-nyiakan waktu
·       Menghalangi masuknya ilmu dalam diri
·     Merusak rumah tangga, baik rumah tangga orang maupun rumah tangganya sendiri
·       Dll (Silakan tambah sendiri)

Sebab Munculnya Penyakit :
· Terlalu sering kontak di BB, FB, WA, dll
· Terkena Panah Setan, yaitu melihat lawan jenis yang tidak halal baginya dan meneruskan pandangan pertama yang tidak disengaja
· Ikhtilat, campur baur dalam pergaulan antara laki-laki dan wanita, baik di tempat kerja, sekolah, majelis ta’lim, organisasi maupun di rumah
· Melihat sesama jenis yang dapat menggoda syahwat, seperti seorang laki-laki memandang pemuda tampan yang belum tumbuh jenggotnya (membawa kepada penyakit homoseks)
· Berhubungan dengan lawan jenis tanpa ada suatu kebutuhan yang mendesak dan atau tanpa adab-adab islami, baik secara langsung maupun melalui media internet seperti FB, YM, Email dan lain-lain

Terapinya :
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah ditanya :
Pertanyaan: Bagaimana mengatasi apabila seorang terkena panah iblis yang beracun itu?
Jawaban: Barangsiapa yang menderita luka beracun maka Wajib atasnya mengeluarkan racun dan mengobati luka tersebut dengan pencegahan dan obatnya, yaitu dengan beberapa perkara berikut ini:
Pertama :
“Hendaklah dia Menikah atau memiliki hamba sahaya (yang didapatkan dari medan jihad), karena Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
‘Apabila seseorang melihat kecantikan seorang wanita hendaklah dia segera mendatangi istrinya, karena apa yang ada pada wanita itu sama saja dengan yang ada pada istrinya.’
Maka obat ini akan mengurangi syahwat dan melemahkan penyakit mabuk cinta.”

Kedua :
“Hendaklah dia menjaga shalat lima waktu dan senantiasa berdoa, merendahkan diri kepada Allah ta’ala (bersungguh-sungguh berdoa) di waktu sahur. Dan hendaklah shalatnya dengan kehadiran hati dan khusyu’ serta memperbanyak doa :
‘Wahai (Rabb) Yang membolak-balikan hati tetapkanlah hatiku dalam agama-Mu, wahai(Rabb) yang memalingkan hati, palingkanlah hatiku kepada ketaatan kepada-Mu dan Rasul-Mu.’
Karena sesungguhnya, jika seseorang selalu berdoa dan merendah kepada Allah ta’ala maka hatinya akan dipalingkan dari penyakit tersebut, sebagaimana firman Allah ta’ala :
“Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Nabi Yusuf termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” [QS Yusuf: 24]

Ketiga :
“Menjauhi tempat tinggal lawan jenis tersebut, dan jangan bergaul dengan orang-orang yang mengenalnya, sehingga dia tidak lagi mendengarkan tentang kebaikannya (ketampanannya, kecantikannya, kekayaannya, dll), serta tidak lagi melihatnya dan merasakannya. Karena dengan berjauhan akan melupakannya, dan apabila sedikit penyebutan tentangnya maka melemah pula pengaruhnya di dalam jiwa, maka hendaklah dia lakukan perkara-perkara ini dan berusaha melihat hal-hal yang baru baginya (yang dapat melupakan si dia). Wallahu subhaanahu A’lam.
[Majmu’ Al-Fatawa, 5/32]

Terapi Tambahan dari Dokter lain, Al-‘Allamah Ibnul Qoyim Rahimahullah :
Beliau rahimahullah berkata :
“Mabuk cinta terhadap sosok-sosok hanyalah tertimpa kepada orang yang hatinya kosong dari kecintaan kepada Allah, hati yang berpaling darinya dan mengganti-Nya dengan yang lain. Apabila hati telah dipenuhi dengan cinta kepada Allah ta’ala dan kerinduan untuk berjumpa dengan-Nya maka hal itu akan menghilangkan penyakit mabuk cinta terhadap sosok-sosok ini.Oleh karena itu Allah ta’ala berfirman :
“Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Nabi Yusuf termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” [ QS Yusuf: 24]
Maka hal ini menunjukkan bahwa memurnikan cinta kepada Allah ta’ala merupakan sebab yang dapat menghilangkan penyakit mabuk cinta dan menghilangkan kejelekan dan kekejian (perzinahan) yang merupakan buah dan hasil dari mabuk cinta.”

Ringkasan dan Sedikit Penjelasan Terapinya :
·    Menikah, jika memungkinkan untuk menikahi lawan jenis yang telah membuatnya tergila-gila.
·    Jika tidak memungkinkan, misalkan si wanita telah memiliki suami, atau seorang gelandangan mau menikahi anak raja, maka hendaklah Berputus Asa dari menikahi wanita tersebut, sebab orang yang sudah berputus asa dari sesuatu dia tidak akan lagi berusaha mengejarnya dan memikirkannya.
·     Jika ternyata penyakit ini belum juga hilang dengan ‘Berputus Asa’ maka sungguh tabiatnya telah menyimpang jauh, maka akalnya harus diobati sebab hal ini termasuk jenis penyakit Gila, yaitu keterkaitan hati dengan sesuatu yang tidak mungkin dia raih, bagaikan seorang yang menggapai matahari sementara dia sadar bahwa dia tidak mampu melakukannya.
·     Jika pengobatan terhadap penyakit gila ini belum juga bermanfaat maka hendaklah dia melihat dampak-dampak negatif penyakit ini dan kebaikan-kebaikan yang hilang karenanya, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
·     Jika penyakitnya belum sembuh juga hendaklah dia mengingat kejelekan-kejelekan lawan jenis tersebut, mungkin dengan menanyakan kejelekan-kejelekannya kepada orang-orang yang mengenalnya.
·   Jika ternyata seluruh terapi di atas juga belum bisa menghilangkan penyakit ini maka tidak ada lagi obatnya selain memohon pertolongan kepada Allah jalla wa ‘ala.
·  Perhatian: Jika dia telah me‏ndapatkan taufiq untuk mengobati penyakit ini janganlah dia menyebarkan aib-aib lawan jenisnya tersebut.
[Diringkas dari Zadul Ma’ad, 2/265-274]


Sumber : di sini

Kamis, 14 Agustus 2014

Kelemahan Hadits Do’a Senjata Orang Mu’min


Hadis Pertama, Al-Imam Abu Ya’laa Al-Maushiliy rahimahullah meriwayatkan hadits berikut :
Telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin Hammaad Al-Kuufiy, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-Hasan bin Abu Yaziid Al-Hamdaaniy, dari Ja’far bin Muhammad, dari Ayahnya, dari Kakeknya, dari ‘Aliy -radhiyallaahu ‘anhu-, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Do’a adalah senjata orang mu’min, tiangnya agama dan cahaya langit dan bumi.”  [Musnad Abu Ya'laa no. 439]
Diriwayatkan pula oleh Al-Hakim (Al-Mustadrak 1/492), Al-Qudhaa’iy (Musnad Asy-Syihaab no. 143), ‘Abdul Ghaniy Al-Maqdisiy (At-Targhiib fiy Ad-Du’aa’ no. 10), Ibnu ‘Adiy (Al-Kaamil 7/372), semua dari jalan Al-Hasan bin Hammaad, dari Muhammad bin Al-Hasan bin Abu Yaziid, dan seterusnya hingga ‘Aliy, secara marfuu’.
Al-Hakim rahimahullah berkata (dan disepakati Adz-Dzahabiy) :
“Hadits ini shahih. Muhammad bin Al-Hasan ini adalah (yang berlaqab) At-Tall, dia orang yang shaduuq dari penduduk Kuufah.”
Perkataan Al-Hakim ini mengandung beberapa kekeliruan dan perlu ditinjau ulang, Adz-Dzahabiy sendiri telah membantah keshahihan hadits ini dalam Miizaan-nya 6/109 ditinjau dari beberapa sisi :
1.      Inqitha’ (keterputusan) antara ‘Aliy bin Al-Husain dengan kakeknya, yaitu ‘Aliy bin Abi Thaalib.
2. Muhammad bin Al-Hasan ini bukanlah At-Tall. Yang bernama At-Tall adalah Muhammad bin Al-Hasan bin Az-Zubair Al-Asadiy Al-Kuufiy, berlaqab At-Tall, perawi Al-Bukhaariy, dan dikatakan oleh Al-Haafizh dalam At-Taqriib no. 5853 “shaduuq fiihi layyin (padanya terdapat kelemahan)”.
3. Muhammad bin Al-Hasan yang dimaksud dalam sanad hadits ini adalah Muhammad bin Al-Hasan bin Abu Yaziid Al-Hamdaaniy, Abul Hasan Al-Ma’syaariy Al-Kuufiy. Seorang yang matruuk. Ahmad berkata: “dia tidak ada nilainya sedikitpun”, dalam riwayat lain Ahmad melemahkannya, Ibnu Ma’iin berkata: “bukan orang yang tsiqah”, dalam riwayat lain ia mendustakannya, Abu Hatim berkata: “laisa bil qawiy”, An-Nasaa’iy berkata: “matruuk”, Abu Daawud dalam suatu riwayat melemahkannya, dan pada riwayat lain ia juga mendustakannya, Adz-Dzahabiy berkata: “waahin jiddan”, Al-Haafizh berkata: “dha’iif”. [Tahdziibul Kamaal no. 5153; Taqriibut Tahdziib no. 5820; Siyaru A'laam An-Nubalaa' 9/304]
4.   Ja’far bin Muhammad (atau Ja’far Ash-Shaadiq rahimahullah) bukanlah syaikh dari Muhammad bin Al-Hasan At-Tall, melainkan syaikh dari Muhammad bin Al-Hasan bin Abu Yaziid.
5. Abul Hasan Al-Haitsamiy dalam Majma’ Az-Zawaa’id 10/150 berkata : “Didalamnya ada Muhammad bin Al-Hasan bin Abu Yaziid, dan dia matruuk.”
Jadi, tidak ada yang shahih dari sanad ini, melainkan ia sanad yang sangat lemah karena ‘illat yang telah disebutkan diatas. Bahkan Syaikh Al-Albaniy menggolongkan hadits ini ke dalam Hadits Palsu sebagaimana pemaparannya di Adh-Dha’iifah 1/328.
Hadis Kedua, ‘Aliy bin Abi Thaalib mempunyai syaahid dari Jaabir bin ‘Abdillaah, sebagaimana diriwayatkan pula oleh Al-Imam Abu Ya’laa :
Telah menceritakan kepada kami Abu Ar-Rabii’, telah menceritakan kepada kami Sallaam -yakni Ibnu Sulaim, dari Muhammad bin Abu Humaid, dari Muhammad bin Al-Munkadir, dari Jaabir bin ‘Abdillaah -radhiyallaahu ‘anhuma-, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maukah kalian aku tunjukkan kepada sesuatu yang menyelamatkan kalian dari musuh kalian dan memperbanyak (pintu-pintu) rezeki kalian? Berdo’alah kepada Allah pada malam dan siang hari kalian, karena sesungguhnya do’a adalah senjata orang mu’min.” [Musnad Abu Ya'laa no. 1812]
Syihaabuddiin Abul ‘Abbaas Al-Bushiiriy berkata :
“Hadits ini dha’iif dengan kedha’ifan Muhammad bin Abu Humaid.” [Ittihaaf Al-Khairah 8/396]
Muhammad bin Abu Humaid, namanya adalah Muhammad bin Ibraahiim Al-Anshaariy, Abu Ibraahiim Az-Zarqiy Al-Madaniy, Ahmad berkata: “hadits-haditsnya diingkari”, Ibnu Ma’iin berkata: “dha’iif, tidak ada apa-apanya”, Al-Bukhaariy berkata: “munkarul hadiits”, Al-Jauzajaaniy berkata: “waahiyul hadiits, dha’iif”, An-Nasaa’iy berkata: “tidak tsiqah”, Al-Haafizh berkata: “dha’iif”. [Tahdziibul Kamaal no. 5169; Taqriibut Tahdziib no. 5836]
Kesimpulan, Hadits Ini Dha’if Dengan Keseluruhan Jalannya.

Do’a adalah Senjata Orang Mu’min
Tanpa kedua hadits diatas pun telah shahih bahwasanya do’a adalah senjata ampuh yang dimiliki orang yang beriman kepada Allah Ta’ala dan hari akhir, ia adalah sesuatu yang disyari’atkan Allah Ta’ala lewat firmanNya :
“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu.” [QS Al-Baqarah : 186]
Dan firmanNya :
Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” [QS Ghafir : 60]
Secara khusus Allah Ta’ala menerangkan bahwasanya do’a orang-orang mu’min yang dipanjatkan kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain, dapat menyelamatkan mereka dari bencana, Allah Ta’ala berfirman :
Katakanlah, “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepadaNya dengan berendah diri dan dengan suara yang lembut (dengan mengatakan), “Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.” [QS Al-An'aam : 63]
Kemudian do’a Nabi Muusaa ‘Alaihissalaam :
“Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zhalim itu.” [QS Al-Qashash : 21]
Lalu do’a Nabi Ayyuub ‘Alaihissalaam :
Dan (ingatlah kisah) Ayyuub, ketika ia menyeru Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. [QS Al-Anbiyaa' : 83-84]
Dari dalil-dalil diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa do’a adalah salah satu kunci-kunci kebaikan dan keselamatan yang dikaruniakan Allah Ta’ala kepada seseorang serta diselamatkannya seorang hamba dari berbagai kesulitan dan marabahaya. Maka senantiasalah kita lazimi berdo’a baik dalam keadaan senang maupun susah, tidak hanya disaat susah saja. Allah Ta’ala menyukai hambaNya yang banyak berdo’a.
Al-Imam At-Tirmidziy meriwayatkan dengan sanadnya hingga Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah (dengan berdo’a), maka Allah marah kepadanya.” [Jaami' At-Tirmidziy no. 3373] – Hasan.
Hendaknya dalam berdo’a diiringi dengan kesabaran, bersungguh-sungguh didalamnya, serta tidak tergesa-gesa dan terburu-buru ingin dikabulkan. Asy-Syaikhain meriwayatkan dengan sanadnya masing-masing hingga Abu Hurairah, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Janganlah salah seorang dari kalian berdoa : Ya Allah, ampunilah aku jika Kau berkehendak, sayangilah aku jika Kau berkehendak, berilah aku rizqi jika Kau berkehendak. Bersungguh-sungguhlah dalam meminta karena sesungguhnya Dia berbuat sesuai dengan kehendakNya, dan tak ada sesuatu pun yang bisa memaksa-Nya.” [Shahih Al-Bukhaariy no. 7477, dan ini lafazhnya; Shahih Muslim no. 2680]
Dan tentunya semua tidak akan berhasil jika tidak diiringi dengan berusaha serta berbuat amal shalih. Allah Ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” [QS Ar-Ra'd : 11]
FirmanNya Ta’ala :
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” [QS An-Nahl : 97]
Dan terakhir firmanNya :
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizqi dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” [QS Ath-Thalaaq : 2-3]
Semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi kami. Wallaahul muwaffiq.
Wallaahu a’lam.

*Takhrij hadits kami ambil dari takhrij Syaikh Al-Albaaniy rahimahullah pada Silsilatu Adh-Dha’iifah, maktabah Al-Ma’aarif.


Sumber: akhi Tommi Marsetio

Minggu, 10 Agustus 2014

Pujian Ulama Kepada Syaikhul Islam Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy


Jika kita mau berkata jujur dan berbuat adil, sesungguhnya banyak sekali ulama-ulama yang memberikan pujian kepada beliau, baik dari kalangan yang satu manhaj dengan beliau, maupun dari kalangan ulama lainnya, adapun pujian ulama kepada Syaikhul Islam Mutafannin Muhaddits Mujaddid Abad 14 Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy, di antaranya :
Doktor Yusuf Al-Qordhowi seorang Tokoh besar Jama’ah Ikhwanul Muslimin berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang Muhaddits (Ahli hadits) dari negeri Syam.
Doktor Yusuf Al-Qordhowi berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang Ahli hadits yang masyhur (terkenal) dari zaman dulu dengan ilmu takhrij haditsnya dan menurutku Syaikh Albaniy adalah Ulama hadits yang paling masyhur pada zaman sekarang ini dan Ulama yang spesifik dalam ilmu takhrij hadits baik dalam menshohihkan dan melemahkan hadits.
Syaikh Abu Faidh Ahmad bin Ash-Shiddiq Al-Ghumari seorang Ahli hadits Sufi Thoriqoh Asy-Syadziliyyah berkata: Syaikh Nashiruddin Al-Albaniy ketika hijroh ke Dimasyq Syiria dan Beliau belajar bahasa arab maka Saya menerima atas ilmu haditsnya dan sangat mengokohkannya sekali.
Syaikh Abu Fadhl Abdulloh bin Ash-Shiddiq Al-Ghumari seorang Ahli hadits Sufi Thoriqoh Asy-Syadziliyyah berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang yang mengetahui ilmu hadits dengan baik sekali.
Doktor Syaikh Muhammad Ghozali seorang Guru besar Universitas Al-Azhar Kairo Mesir berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang Ahli hadits dan bagi seorang yang mendalami hadits maka sesuatu yang diberikannya haq (benar).
Syaikh Mushthofa Az-Zarqo seorang Ahli Fiqh dan Pakar ekonomi Suriah berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang Ahli hadits yang terkenal di Suriah.
Syaikh Ali-Thonthowi seorang Adib berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang yang lebih tahu ilmu hadits dari pada Saya, dan Saya menghormatinya karena kesungguhannya, kerajinannya serta banyak karangannya. Dan untuk masalah hadits Saya meruju kepadanya.
Doktor Abdul Karim Zaidan seorang Ahli Fiqh dari Suriah berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang Ahli hadits pada zaman sekarang ini.
Syaikh Muhammad bin ‘Ali bin Adam seorang Ulama Ahli fiqh, Ushul fiqh, dan Ahli Hadits dari Ethopia berkata: Bahwa karya-karya Syaikh Albaniy sangat menyenangkan karena Beliau memiliki andil besar dalam pengenalan hadits-hadits shohih dan lemah, dan karya-karya yang sangat bermutu itu menjadi saksi atas apa yang Kami kemukakan. Maka, pada zaman yang telah dikuasai oleh kejahilan seperti yang kita alami sekarang ini, sedikit sekali orang yang mampu menandinginya.
Syaikh Abdush Shomad Syarafuddin seorang Ulama Besar hadits India berkata: Saya pernah bersurat kepada Syaikh Albaniy yang isi suratnya adalah telah sampai kepada Syaikh ‘Ubaidillah Ar-Rohmani Rektor Universitas Salafiyyah di Benares India sebuah surat dari Majlis Fatwa di Riyadh Arab Saudi meminta penjelasan Syaikh ‘Ubaidillah tentang sebuah hadits yang redaksinya terasa aneh dan maknanya menajubkan karena berhubungan erat dengan kondisi zaman kita ini, maka semua Ulama hadits yang hadir dimajlis ini telah bersepakat untuk merujuk dan mengembalikan masalah ini kepada seorang Alim terbesar dalam ilmu hadits dizaman ini yaitu Syaikh Albaniy seorang Ulama Robbani.
Syaikh Abdush Shomad Syarafuddin berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang Ulama besar dalam ilmu hadits pada abad ini.
Syaikh Kamil Asy-Syarif Mantan Menteri Perwakafan dan Sekertaris Umum Majlis Islam Dunia Urusan Dakwah dan Bantuan berkata: Syaikh Albaniy adalah sosok kepribadian seorang yang produktif, teguh, sangat berpengaruh dan menjadi suri tauladan, serta ditambah lagi dengan keikhlasannya dalam menekuni suatu ilmu. Aku selalu mengikuti karya-karyanya, semoga Alloh Subhanahu wa Ta’ala merahmatinya dan menempatkannya disurga yang luas serta membalas atas ilmunya.
Doktor Sholih Al-‘Ubaid Sekertaris Robithoh Alam Islami berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang yang dihargai dan dihormati oleh kaum muslimin baik perorangan, kelembagaan, kelompok-kelompok maupun negri-negri Islam, bahkan pernah dianugrahi hadiah dan penghargaan oleh Raja Faishol Arab Saudi atas khidmahnya yang besar dalam mempelajari hadits-hadits Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam.
Doktor Habib Balkhujah Sekertaris Jendral Lembaga Fiqh Islam berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang yang sangat giat dalam berkhidmah kepada ilmu-ilmu islam, dan referensi bagi para Dosen dan para Syaikh.
Doktor Hamid Ahmad Ar-Rifa’i Sekertaris Umum Organisasi Konferensi Islam berkata: Syaikh Albaniy perannya sangat besar dalam berkhidmah kepada hadits dan sunnah Rosululloh yang suci, dan Syaikh Albaniy seorang Imam Mujaddid dan Saya telah mendengar Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz berkata tentang Syaikh Albaniy, bahwasanya Syaikh Albaniy adalah seorang Mujaddid abad ini dalam ilmu hadits.
Syaikh Muhammad Hamid Al-Faqi seorang Muhaqqiq Besar dan Pemimpin Jama’ah Anshor Sunnah Muhammadiyyah Mesir berkata: Syaikh Albaniy adalah Saudara kami yang bermanhaj salaf, seorang Pembahas dan Peneliti yang cermat.
Syaikh Muhammad Shoffut Nuruddin Ketua Jama’ah Anshor Sunnah Muhammadiyyah Mesir berkata: Syaikh Albaniy adalah salah seorang tokoh terdepan yang memiliki karya tulis dalam jumlah besar dan telah banyak berbuat kebaikan, kesalahan-kesalahannya tenggelam dilautan kebaikannya, ucapan-ucapan para pencela tergilas oleh ungkapan-ungkapan mereka yang dengan ikhlas dan jujur memuji keberhasilannya.
Lajnah Daaimah Urusan Fatwa dan Irsyad Kerajaan Arab Saudi berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang yang berpengetahuan luas dalam ilmu hadits dan kritikannya terhadap hadits-hadits sangat kokoh dan kuat, demikian pula dalam menghukumi keshohihan dan kelemahannya.
Al-‘Allaamah Sayyid Muhibbudin Al-Khotib seorang Muhaqqiq Besar berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang Da’i yang mengajak manusia kepada sunnah Rosululloh dan telah mewaqofkan seluruh kehidupannya dalam upaya menghidupkan sunnah. Syaikh Albaniy adalah saudara kami yang berada ditempat yang jauh, Asy-Syaikh Abu Abdirrohman Muhammad Nashiruddin Nuh Najati Al-Albaniy.
Syaikh Hammad bin Muhammad Anshori seorang Ulama hadits Arab Saudi berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang yang berpengetahuan luas dalam ilmu hadits.
Syaikh Humud Tuwaijiri seorang Ahli Fiqh berkata: Syaikh Albaniy dizaman ini adalah seorang Imam pembawa bendera sunnah dan Siapa yang mencelanya maka sama saja dengan mencela sunnah.
Doktor Muhammad bin Luthfi Ash-Shobbagh berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang Ulama besar hadits dan Ahli hadits yang paling utama pada abad ini serta hidupnya dihabiskan dalam menegakkan sunnah yang suci baik berupa Ta’lim (mengajar/khutbah), Ta’lif (menulis/mengarang), Takhrij (mengeluarkan hadits) dan Tahkik (meneliti hadits dan manuskrip). Dan Beliau seorang yang mempunyai otak yang sangat cerdas sekali dan Hafalan yang baik serta kepribadian yang kuat.
Syaikh Abdul Aziz Sadhan berkata: Syaikh Nashiruddin Albaniy telah menghabiskan usianya dalam membela sunnah Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi Wasallam dari pemalsuan dan kedustaan. Maka, cukup baginya keselamatan aqidah yang dimiliki dan panutannya terhadap aqidah Salafush Sholih.
Syaikh Abdulloh Ubailan seorang Ulama hadits berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang peneliti besar yang hidup penuh dengan kezuhudan. Pada hakikatnya rangkaian kalimat-kalimat ini tidak mampu menceritakan tentang tokoh ini, seandainya Syaikh Albaniy tidak memiliki keutamaan selain sebagai seorang da’i besar yang mengajak umat kepada dakwah salafiyyah, pengamalan sunnah Rosul dan memperingati mereka dari bahaya bid’ah, maka hal itu telah cukup sebagai suatu kemuliaan baginya. Hal mana disebabkan karena Beliau hidup dan tumbuh besar bukan disebuah lingkungan yang dianggap Salafi.
Syaikh Abdulloh Ad-Duwaisy berkata: sejak beberapa abad, kita tidak menemukan seorang yang menyamai Syaikh Nashiruddin Albaniy dalam menghasilkan karya tulis dalam jumlah besar dan berkualitas. Demikian pula sejak wafatnya Imam Suyuthi hingga zaman ini, belum ada seorang pun yang mengadakan pendalaman ilmu hadits sebanyak dan secermat Syaikh Nashiruddin Al-Albaniy.
Syaikh Abdulloh bin Abdurrohman Bassam seorang Ahli Fiqh, Guru besar di Masjid Al-Harom Mekkah dan Anggota Majlis Ulama Besar Kerajaan Arab Saudi berkata: Syaikh Albaniy adalah salah seorang Imam di zaman ini yang telah mengorbankan diri, jerih payah dan harta bendanya untuk berkhidmah kepada sunnah Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi Wasallam.
Doktor Sholeh Fauzan seorang Ahli Fiqh dan Pakar Aqidah berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang pembela sunnah pada abad sekarang ini.
Syaikh Muhammad Ibrohim Alu Syaikh seorang Ahli fiqh, ushul fiqh dan Mufti Kerajaan Arab Saudi berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang yang memegang teguh sunnah Rosululloh dan pembela kebenaran serta penentang kebatilan.
Syaikh Abdul Muhsin bin Hammad Al-‘Abbad Al-Badr seorang Ahli hadits, Mantan Rektor Universitas Islam Madinah dan seorang Guru besar di Masjid Nabawi Madinah berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang Ulama besar yang telah berkhidmah kepada sunnah Rosululloh, aqidahnya baik, dan tidak boleh menikamnya dengan tuduhan-tuduhan yang batil.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdulloh Alu Syaikh seorang Ahli fiqh dan Mufti Kerajaan Arab Saudi berkata: Syaikh Albaniy adalah pembela sunnah Rosululloh di zaman ini dan salah seorang Ulama besar di abad ini yang terkenal dengan karya-karya yang banyak yang berkaitan dengan sunnah Rosul dan pengajarannya tentang sunnah. Diantara karyanya adalah Kitab ‘Irwaa’ul Gholil, Silsilah Al-Ahaadits Ash-Shohihah dan Adh-Dho’ifah, serta kitab-kitab lainnya. Kami mohon kepada Alloh Azza wa Jalla agar merahmatinya, mengampuninya dan menempatkannya di surganya yang luas.
Syaikh Ahmad bin Yahya Najmi seorang Ulama hadits dan Mufti Kerajaan Arab Saudi berkata: Syaikh Muhammad Nashiruddin Albaniy adalah seorang Ahli hadits besar, Ulama yang terkenal, penulis karya-karya yang bermanfaat, peneliti hadits-hadits Rosululloh, bermukim di negara Suriah tepatnya di Syam, beraqidah salaf dan tidak ada seorang pun yang menandinginya dalam bidang hadits, semoga Alloh Azza wa Jalla membalas amal kebaikannya.
Doktor Mutafannin Syaikh Sholeh bin Abdul Aziz Alu Syaikh seorang menteri urusan agama kerajaan Arab Saudi berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang yang mempunyai jasa besar dalam membela aqidah Salaf dan manhaj ahli hadits, memiliki karya tulis dalam jumlah besar yang berhubungan dengan khidmahnya terhadap hadits-hadits Rosululloh yang dimana Beliau telah memisahkan hadits-hadits yang shohih dari yang lemah. Pengaruhnya di dunia islam amat besar dan Beliau salah seorang Ulama umat ini yang memiliki jasa yang mulia dan sangat besar sekali. Syaikh Albaniy adalah seorang tokoh dan Ahli hadits umat ini, dengan perantaraan beliau Alloh yang maha besar dan maha tinggi memelihara agama ini serta menyebarkan sunnah Rosululloh.
Mutafannin Syaikh Muhammad bin Sholeh ‘Utsaimin seorang Ahli fiqh dan Ushul fiqh berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang yang sangat giat melaksanakan sunnah Rosul dan memerangi bid’ah baik dalam aqidah maupun amal ibadah. Aku mengetahui itu dari karya-karya tulisnya, Beliau memiliki banyak ilmu dalam hadits baik Riwayah (periwayatan) maupun Diroyah (mushtholahul hadits). Dan bahwasanya Alloh telah memberi manfaat kepada banyak orang dari hasil karyanya, baik berupa ilmu, manhaj serta pengarahan kepada ilmu hadits dan ini merupakan keuntungan yang besar bagi kaum muslimin. Dan sungguh Syaikh Albaniy telah menghidupkan sunnah Rosul ketika hidup dan sesudah wafatnya. Walhamdulillah.
Dan pada kesempatan yang lain Syaikh ibnu Utsaimin Berkata tentang Syaikh Albaniy sebagai seorang yang berpotensi, berpengetahuan luas serta sangat memuaskan dalam menyampaikan hujjah. Bahkan Syaikh Ibnu Utsaimin pernah melihat sebuah kaset yang termaktub di atasnya: Ahli hadits negeri syam, Muhammad Nashiruddin Albaniy, maka secara spontan Syaikh Ibnu Utsaimin Berkata: bahkan Ahli hadits pada abad ini.
Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i seorang Ahli hadits Yaman berkata: yang Aku yakini dan dengannya Aku beragama kepada Alloh bahwa Syaikh Albaniy termasuk para Mujaddid dalam agama ini yang sangat tepat baginya sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits shohih riwayat Abu Daud bahwasanya Rosululloh bersabda: Sesungguhnya Alloh mengutus kepada umat ini pada setiap seratus tahun seorang mujaddid yang memperbaharui urusan agamanya.
Dan Syaikh Albaniy Berkata: Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal telah mengisyaratkan keshohihan hadits ini sebagaimana yang dinukil oleh Imam Adz-Dzahabi dalam kitabnya ‘Siyar A’lam An-Nubala’, jilid 10 halaman 46. dan Imam Ahmad Berkata: sesungguhnya Alloh menentukan bagi umat pada setiap seratus tahun seorang yang mengajari mereka sunnah-sunnah Rosul, membersihkan kedustaan dari apa yang disandarkan kepada Rosululloh. Maka kami melihat bahwa pada seratus tahun pertama (Mujaddid pada abad pertama) adalah Umar bin Abdul Aziz dan pada seratus tahun kedua (mujaddid pada abad kedua) adalah Asy-Syafi’i.
Doktor Robi’ bin Hadi Umair Al-Madkholi seorang Ahli hadits, Aqidah dan Manhaj berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang Imam pembawa bendera sunnah dizaman ini, Beliau telah berkhidmah kepadanya dengan menshohihkan, mendho’ifkan (melemahkan) dan meneliti para rowinya. Beliau menentang bid’ah-bid’ah dalam banyak karyanya seperti dalam Kitab: Sifat sholat nabi, Sifat haji nabi, Hukum-hukum yang berkaitan dengan jenazah dan lainnya. Pada setiap kesempatan, Beliau selalu menyinggung tentang bid’ah dan mengingatkan agar mewaspadainya, serta menjelaskan tentang sunnah-sunnah Rosululloh. Beliau berjalan di atas prinsip yang telah ditetapannya yaitu Tashfiyyah (pemurnian islam dari segala hal yang tidak islami) dan Tarbiyyah (pembinaan umat di atas islam yang murni), maksudnya tashfiyyah dan tarbiyyah adalah pemurnian sunnah dari aqidah yang bathil, bid’ah-bid’ah serta dari hadits-hadits yang lemah dan palsu, dan kemudian membina umat di atas aqidah yang murni dan hadits-hadits yang shohih.
Syaikh Albaniy adalah seorang Imam di abad ini. Karya-karyanya sangat bermanfaat bagi umat dan menjadi salah satu sumber ilmu yang paling utama dan mudah yang menghubungkan pemahaman dengan para Salafush Sholih. Jerih payahnya yang telah disumbangkan kepada islam sebagai bukti bahwa Beliau adalah seorang Imam. Beliau telah memberi andil dalam jumlah besar dalam bentuk khidmah terhadap sunnah Rosululloh. Jilidan-jilidan besar dalam jumlah yang banyak telah diwariskannya untuk umat ini dan sesuatu yang sulit bagi seseorang di zaman ini untuk menyamainya kecuali para Salafush Sholih.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdulloh bin Baz seorang Ahli fiqh dan Mufti Kerajaan Arab Saudi berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang yang di kenal sebagai Ahli sunnah wal jama’ah, salah seorang di antara pembela sunnah Rosul, seorang Da’i yang mengajak kepada sunnah serta seorang Mujahid yang berjuang memelihara sunnah Rosululloh. Dalam menjawab surat Muhammad bin Ibrohim Asy-Syaibani (penulis kitab hayat albaniy), Syaikh bin Baz Berkata: kami maklumkan kepada anda bahwa Syaikh Albaniy adalah seorang yang kami kenal beraqidah baik, demikian pula perjalanan hidupnya serta dakwahnya kepada Alloh yang berkesinambungan. Syaikh Albaniy telah mengorbankan jerih payah dan kesungguhan yang patut di syukuri serta perhatian yang besar terhadap hadits-hadits Rosululloh, menjelaskan hadits-hadits shohih, lemah dan palsu. Begitu pula karya-karya tulisnya yang amat luas dan bermanfaat bagi kaum muslimin yang semua itu patut disyukuri. Kami doakan semoga Alloh melipat gandakan pahalanya, menolongnya dalam melanjutkan upayanya di jalan yang mulia ini serta menghiasi segala jerih payahnya dengan taufik dan keberhasilan. Dengan menutup suratnya, Syaikh bin Baz Berkata: Smoga alloh memberkahi segala upaya saudara dan sejawat kami Syaikh Muhammad Nashiruddin Albaniy, serta menambahinya ilmu dan petunjuk, semoga dengannya pula Alloh memberi pertolongannya kepada kebenaran.
Pada kesempatan yang lain Syaikh bin Baz Berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang yang telah kami kenal akan kebaikan aqidah dan biografi kehidupannya serta dukungannya kepada madzhab Salafus Sholih. Syaikh Albaniy adalah seorang yang berpegang kepada madzhab Salaf. Dan Syaikh Albaniy adalah temen kami yang terpercaya dan terkenal, salah seorang di antara Saudara-saudara kami yang baik, Beliau adalah temen dan saudara kami Al-‘Allamah Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin seorang Mujaddid (reformis). Dan Aku (Syaikh bin Baz) tidak mengetahui diabad ini seorang Ulama dalam ilmu hadits yang melebihi Al-‘Allamah Muhammad Nashiruddin Albaniy. Demikian pula ketika Syaikh bin Baz ditanya tentang hadits shohih yang diriwayatkan Imam Abu Daud yang dimana Rosululloh bersabda: ‘sesungguhnya Alloh mengutus kepada umat ini pada setiap seratus tahun seorang mujaddid yang memperbaharui urusan agamanya’.
Siapakah Mujaddid abad ini wahai Syaikh bin Baz? Maka Syaikh bin Baz menjawab: ‘’Syaikh Muhammad Nashiruddin al-albaniy adalah Mujaddid abad ini menurut perkiraanku, Wallohu A’lam.
Doktor Bakar Abu Zaid berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang pembela dan penolong Sunnah Rosul serta Beraqidah Salaf.
Syaikh Zaid bin Abdul Aziz Al-Fayyadh berkata: Syaikh Muhammad Nashiruddin Albaniy adalah Seorang yang mempunyai banyak ilmu pada zaman sekarang ini.
Syaikh Abdulloh bin Sulaiman Al-Mani’ Ketua Mahkamah Pengadilan Tingkat Kasasi Mekkah dan Anggota Majlis Ulama Besar Kerajaan Arab Saudi berkata: Syaikh Albaniy adalah Seorang Ulama besar Salafi dan Seorang yang memerangi bid’ah dan kesesatan.
Doktor Mutafannin Abdul Karim Al-Khudhoir berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang Mujaddid pada abad ini dan Ulama besar dalam bidang ilmu hadits khususnya ilmu hadits riwayat.
Syaikh Usamah Al-Qusiy seorang Ahli Hadits Mesir, Tafsir dan Fiqh berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang Mujaddid pada zaman sekarang ini, Beraqidah dan Bermanhaj salaf, Pandai dalam berdebat, Ahli fiqh, Ushul fiqh dan Ahli hadits diroyah maupun riwayat pada abad ini.
Syaikh Muhammad Ibrohim Syaqroh berkata: Syaikh Albaniy adalah seorang Ahli hadits pada zaman sekarang ini dan Beliau selama 18 jam di Maktabah setiap harinya untuk membaca, menulis, mentakhrij hadits dan meneliti suatu hadits dan manuskrip.
Prof. Dr. Amin Al-Mishri, Salah Pendiri Universitas King Abdul Aziz Di Jeddah Saudi Arabia Dan Juga Mantan Dekan Jurusan Hadits di Universitas Islam Madinah Saudi Arabia Dan Sebelumnya Dosen hadits di Universitas Syiria berkata : Bahwa Syaikh Al-Albaniy lebih berhak memperoleh kedudukan tersebut dari pada Saya  Dan menganggap diri Saya hanyalah murid Al-Albaani. Termasuk kemalangan dunia saat ini adalah memilih orang-orang seperti kami para Doktor untuk mengajar materi hadits di perguruan tinggi sementara masih ada orang yang lebih layak dari pada kami yang sebenarnya seperti kami ini belum layak menjadi muridnya dalam ilmu ini. Akan tetapi begitulah sistem dan tradisi yang berlaku.
Bahkan Syaikh Al-Albani lah orang pertama kali memasukkan materi ilmu Sanad ke dalam kurikulum bidang studi hadits yang diajarkan di perguruan tinggi. Beliau terhitung sebagai orang pertama di dunia yang memasukkan bidang studi ini dalam kurikulum perguruan tinggi. Sementara saat itu seluruh perguruan tinggi Islam di negara-negara Arab dan negara-negara Islam lainnya belum ada yang memasukkannya ke dalam kurikulum mereka. Sampai-sampai perguruan tinggi Universitas Al-Azhar Mesir yang klasik dan berpengalaman belum mengajarkan ilmu ini. Materi ini memberikan pengaruh yang positif setelah beliau meninggalkan Universitas Islam Madinah. Setelah itu bidang studi hadits ditangani oleh Saya. Dan Saya meneruskan apa yang telah dibuat oleh Syaikh Al-Albaani dan menyempurnakannya, sehingga para pelajar tergerak untuk mentahqiq Manuskrip-manuskrip hadits, semoga Allah merahmati Syaikh Albaniy.
DR. Muhammad Mushthofa Al-A'zhomi Pakar Hadits India Dan Guru Besar Hadits di Universitas Ibnu Su'ud di Riyadh Saudi Arabia berkata : apabila Syaikh Albaniy berbeda hukum denganku dalam masalah shohih dan lemahnya hadits, maka saya menetapkan pendapat Syaikh Albaniy, karena saya percaya kepadanya, baik dari segi ilmu dan agama.

REFERENSI
Yusuf Al-Qordhowi, Tsaqofah Ad-Daa’iyyah, Maktabah Wahbah, Kairo – Mesir, Cet. 13, 2004 M – 1425 H.
Yusuf Al-Qordhowi, Fatawa Mu’aashiroh, Jilid 2, Darul Wafa, Kairo – Mesir, Cet. 3, 1994 M – 1415 H.
Yusuf Al-Qordhowi, Al-Halal wa Al-Harom, Maktabah Wahbah, Kairo – Mesir, Cet. 4.
Abdulloh Al-Ghumari, Sabil At-Taufik Fii Tarjamati Abdulloh bin Ash-shiddiq Al-Gumari, Maktabah Al-Qoohiroh, Kairo – Mesir.
Muhammad Al-Majdzub, ‘Ulama’ wa Mufakkirun ‘Aroftuhum, Dar Asy-Syawaf, Riyadh – Arab Saudi, Cet. 4, 1412 H.
Nuruddin Tholib, Maqolat Al-Albaniy, Dar Athlas, Riyadh – Arab Saudi, Cet. 1, 2000 M – 1421 H.
Muhammad Sholih Al-Munajjid, Ahdats Mutsiiroh Fii Hayaati Asy-Syaikh Al-Allaamah Al-Albaniy, Darul Iman, Kairo – Mesir, 2000 M.
Ibrohim Muhammad Al-‘Aliy, Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy: Muhaddits Al-‘Ashr wa Naashir As-Sunnah, Darul Qolam, Dimasyq – Suriah, Cet. 3, 2005 M – 1426 H.
Muhammad Bayyumi, Al-Imam Al-Albaniy: Hayaatuhu Da’watuhu Juhuuduhu Fii Khidmah As-Sunnah, Dar Al-Ghod Al-Jadid, Kairo – Mesir, Cet. 1, 2006 M – 1427 H.
Muhammad Ibrohim Asy-Syaibani, Hayat Al-Albaniy Wa Atsaaruhu wa Tsanaau Al-‘Ulamaa’ ‘Alaihi, Mansyuurot Markaz Al-Makhthuuthot wa At-Turots wa Al-Watsaa’iq, Kuwait, Cet. 2, 2004 M – 1425 H.
Abdulloh Muhammad Asy-Syamrooni, Tsabatu Muallafat Al-Muhaddits Al-Kabir Al-Imam: Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy Al-‘Arna’uthiy, Dar Ibnu Al-Jauzi, Riyadh – Arab Saudi, Cet. 1, 1422 H.
Maktabah As-Sabil, Hayat Al-Albaniy, Maktabah As-Sabil, Kairo – Mesir, Cet. 1, 2001 M – 1422 H.
Majalah Ash – Sholah, Maktabah Ibnu Taimiyyah, Kairo – Mesir.
Dan Lain-lain.

Saya kutib dari catatan akhi Agus Ariyanto Almadaniy

 
Back To Top